*1*. Jelaskan latar belakang terjadinya pergerakan ! 2*. Sebutkan 3 ciri-ciri perbedaan perlawanan sebelum Tahun 1908 dengan sesudah 1908! 3*. Sebutkan 3 isi politik etis oleh Van Deventer! 4*. Apa pengaruh dari politik etis terhadap pendidikan di Indonesia? 5*. Siapa saja pendiri organisasi Budi Utomo dan tujuannya?! 6*. Tuliskan 3 organisasi bersifat kedaerahan! 7*. Tuliskan 3 organisasi modern di Indonesia pada masa pergerakan nasional! 8*. Siapakah pendiri organisasi Muhammadiyah di Indonesia beserta tujuannya?! 9*. Apa latar belakang jepang melakukan pendudukan di Indonesia? 10*. Sebutkan organisasi² semi militer pada masa pendudukan Jepang! 11*. Jelaskan perbedaan sistem kerja paksa pada masa pendudukan Jepang antara Romusa dengan Kinrohosi! 12*. Jelaskan usaha-usaha jepang dalam memperoleh kekuasaan di Indonesia! 13*. Sebutkan dan beri penjelasan 3 bentuk perjuangan pada masa zaman Jepang!
1. Latar belakang terjadinya pergerakan adalah karena adanya penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara Barat terhadap wilayah-wilayah di Indonesia.
2. Perbedaan perlawanan sebelum Tahun 1908 dengan sesudah 1908:
a. Sebelum tahun 1908, perlawanan terjadi dalam bentuk gerakan lokal, bersifat sporadis, dan masih terfragmentasi. Setelah tahun 1908, perlawanan semakin terorganisir, terkoordinasi, dan bersifat nasional.
b. Sebelum tahun 1908, perlawanan lebih banyak dilakukan oleh elit priyayi dan kebanyakan menggunakan upaya diplomasi. Setelah tahun 1908, perlawanan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk buruh, petani, dan mahasiswa, serta menggunakan strategi aksi massa dan perlawanan bersenjata.
c. Sebelum tahun 1908, perlawanan lebih fokus pada perlindungan kepentingan priyayi dan melawan pengaruh asing. Setelah tahun 1908, perlawanan semakin menuntut kemerdekaan politik dan sosial, serta melawan kebijakan kolonial yang merugikan rakyat.
3. Tiga isi politik etis oleh Van Deventer:
a. Memberikan hak politik kepada orang-orang pribumi, seperti hak memilih dan dipilih dalam pemerintahan kolonial.
b. Memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi orang-orang pribumi, termasuk pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan infrastruktur, seperti jalan, irigasi, dan pelayanan kesehatan.
4. Pengaruh politik etis terhadap pendidikan di Indonesia adalah adanya kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi orang-orang pribumi. Dengan politik etis, pendidikan dasar hingga perguruan tinggi menjadi lebih terjangkau dan tersedia untuk masyarakat pribumi. Hal ini memungkinkan munculnya generasi terdidik yang kemudian berperan dalam pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan.
5. Pendiri organisasi Budi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan R.M. Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara).
6. Tiga organisasi bersifat kedaerahan:
a. Sarekat Islam
b. Sarekat Dagang Islam
c. Sarikat Penebang Kayu Rakyat
7. Tiga organisasi modern di Indonesia pada masa pergerakan nasional:
a. Partai Indonesia Raya (Parindra)
b. Partai Nasional Indonesia (PNI)
c. Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
8. Pendiri organisasi Muhammadiyah di Indonesia adalah KH Ahmad Dahlan. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembangkan pendidikan Islam, menyebarkan ajaran agama, serta memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi umat Islam.
9. Latar belakang Jepang melakukan pendudukan di Indonesia adalah untuk memperoleh sumber daya alam dan pasar ekonomi yang dibutuhkan dalam perang mereka melawan negara-negara Barat. Jepang melihat Indonesia sebagai sumber minyak, karet, dan bahan mentah lainnya yang penting untuk mendukung kekuatan ekonomi dan militer mereka.
10. Beberapa organisasi semi-militer pada masa pendudukan Jepang di Indonesia antara lain:
a. PETA (Pembela Tanah Air): Organisasi pertahanan rakyat yang didirikan oleh Jepang untuk melibatkan masyarakat dalam pertahanan wilayah.
b. Heiho (Heiho Keibodan): Organisasi relawan yang bertugas membantu Jepang dalam berbagai tugas dan kegiatan, termasuk pertahanan dan administrasi.
c. Seinendan: Organisasi pemuda yang didirikan oleh Jepang dengan tujuan membentuk pemuda Indonesia menjadi pendukung ideologi Jepang.
11. Sistem kerja paksa pada masa pendudukan Jepang memiliki dua bentuk, yaitu Romusa dan Kinrohosi:
- Romusa (Romusha): Merupakan kegiatan kerja paksa yang dilakukan oleh rakyat pribumi untuk kepentingan Jepang, terutama dalam proyek-proyek konstruksi, perkebunan, atau industri.
- Kinrohosi (Kinrō Hōshi): Merupakan sistem kerja paksa yang melibatkan tenaga kerja orang-orang pribumi dalam berbagai sektor ekonomi dan industri yang dijalankan oleh Jepang, seperti pertambangan, perkebunan, dan industri manufaktur.
12. Usaha Jepang dalam memperoleh kekuasaan di Indonesia meliputi:
- Propaganda: Jepang menggunakan propaganda untuk menggugah semangat nasionalisme dan mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia dalam upaya mereka mel
awan penjajahan Barat.
- Kolaborasi: Jepang mencoba membangun hubungan kolaboratif dengan beberapa kelompok dan tokoh Indonesia yang mereka anggap bisa mendukung kepentingan Jepang di Indonesia.
- Pendudukan militer: Jepang melakukan invasi militer ke Indonesia dan mendirikan pemerintahan militer yang memberlakukan kebijakan-kebijakan mereka secara paksa.
13. Bentuk perjuangan pada masa zaman Jepang meliputi:
- Gerakan Pemuda: Pemuda-pemuda Indonesia aktif dalam gerakan perlawanan dan membentuk organisasi-organisasi pemuda untuk melawan penindasan Jepang.
- Perlawanan Bersenjata: Beberapa kelompok melakukan perlawanan bersenjata melawan tentara Jepang dan kolaboratornya.
- Gerakan Keagamaan: Kelompok-kelompok keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terlibat dalam gerakan perlawanan dan menyebarkan semangat perjuangan melalui pengajaran agama.
1 votes Thanks 1
seanpaul0870
Jangan lupa 5 bintangnya ya Ka, Terimakasih
1. Latar belakang terjadinya pergerakan adalah karena adanya penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara Barat terhadap wilayah-wilayah di Indonesia.
2. Perbedaan perlawanan sebelum Tahun 1908 dengan sesudah 1908:
a. Sebelum tahun 1908, perlawanan terjadi dalam bentuk gerakan lokal, bersifat sporadis, dan masih terfragmentasi. Setelah tahun 1908, perlawanan semakin terorganisir, terkoordinasi, dan bersifat nasional.
b. Sebelum tahun 1908, perlawanan lebih banyak dilakukan oleh elit priyayi dan kebanyakan menggunakan upaya diplomasi. Setelah tahun 1908, perlawanan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk buruh, petani, dan mahasiswa, serta menggunakan strategi aksi massa dan perlawanan bersenjata.
c. Sebelum tahun 1908, perlawanan lebih fokus pada perlindungan kepentingan priyayi dan melawan pengaruh asing. Setelah tahun 1908, perlawanan semakin menuntut kemerdekaan politik dan sosial, serta melawan kebijakan kolonial yang merugikan rakyat.
3. Tiga isi politik etis oleh Van Deventer:
a. Memberikan hak politik kepada orang-orang pribumi, seperti hak memilih dan dipilih dalam pemerintahan kolonial.
b. Memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi orang-orang pribumi, termasuk pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan infrastruktur, seperti jalan, irigasi, dan pelayanan kesehatan.
4. Pengaruh politik etis terhadap pendidikan di Indonesia adalah adanya kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi orang-orang pribumi. Dengan politik etis, pendidikan dasar hingga perguruan tinggi menjadi lebih terjangkau dan tersedia untuk masyarakat pribumi. Hal ini memungkinkan munculnya generasi terdidik yang kemudian berperan dalam pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan.
5. Pendiri organisasi Budi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan R.M. Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara).
6. Tiga organisasi bersifat kedaerahan:
a. Sarekat Islam
b. Sarekat Dagang Islam
c. Sarikat Penebang Kayu Rakyat
7. Tiga organisasi modern di Indonesia pada masa pergerakan nasional:
a. Partai Indonesia Raya (Parindra)
b. Partai Nasional Indonesia (PNI)
c. Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
8. Pendiri organisasi Muhammadiyah di Indonesia adalah KH Ahmad Dahlan. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembangkan pendidikan Islam, menyebarkan ajaran agama, serta memperjuangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi umat Islam.
9. Latar belakang Jepang melakukan pendudukan di Indonesia adalah untuk memperoleh sumber daya alam dan pasar ekonomi yang dibutuhkan dalam perang mereka melawan negara-negara Barat. Jepang melihat Indonesia sebagai sumber minyak, karet, dan bahan mentah lainnya yang penting untuk mendukung kekuatan ekonomi dan militer mereka.
10. Beberapa organisasi semi-militer pada masa pendudukan Jepang di Indonesia antara lain:
a. PETA (Pembela Tanah Air): Organisasi pertahanan rakyat yang didirikan oleh Jepang untuk melibatkan masyarakat dalam pertahanan wilayah.
b. Heiho (Heiho Keibodan): Organisasi relawan yang bertugas membantu Jepang dalam berbagai tugas dan kegiatan, termasuk pertahanan dan administrasi.
c. Seinendan: Organisasi pemuda yang didirikan oleh Jepang dengan tujuan membentuk pemuda Indonesia menjadi pendukung ideologi Jepang.
11. Sistem kerja paksa pada masa pendudukan Jepang memiliki dua bentuk, yaitu Romusa dan Kinrohosi:
- Romusa (Romusha): Merupakan kegiatan kerja paksa yang dilakukan oleh rakyat pribumi untuk kepentingan Jepang, terutama dalam proyek-proyek konstruksi, perkebunan, atau industri.
- Kinrohosi (Kinrō Hōshi): Merupakan sistem kerja paksa yang melibatkan tenaga kerja orang-orang pribumi dalam berbagai sektor ekonomi dan industri yang dijalankan oleh Jepang, seperti pertambangan, perkebunan, dan industri manufaktur.
12. Usaha Jepang dalam memperoleh kekuasaan di Indonesia meliputi:
- Propaganda: Jepang menggunakan propaganda untuk menggugah semangat nasionalisme dan mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia dalam upaya mereka mel
awan penjajahan Barat.
- Kolaborasi: Jepang mencoba membangun hubungan kolaboratif dengan beberapa kelompok dan tokoh Indonesia yang mereka anggap bisa mendukung kepentingan Jepang di Indonesia.
- Pendudukan militer: Jepang melakukan invasi militer ke Indonesia dan mendirikan pemerintahan militer yang memberlakukan kebijakan-kebijakan mereka secara paksa.
13. Bentuk perjuangan pada masa zaman Jepang meliputi:
- Gerakan Pemuda: Pemuda-pemuda Indonesia aktif dalam gerakan perlawanan dan membentuk organisasi-organisasi pemuda untuk melawan penindasan Jepang.
- Perlawanan Bersenjata: Beberapa kelompok melakukan perlawanan bersenjata melawan tentara Jepang dan kolaboratornya.
- Gerakan Keagamaan: Kelompok-kelompok keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terlibat dalam gerakan perlawanan dan menyebarkan semangat perjuangan melalui pengajaran agama.