(1) "Ini darurat Peri, tak bisa menunggu lagi. Ayolah, tongkatmu bisa temanku," suaranya menghiba. (2) Perí Aira tak bisa membiarkannya. Ah, mungkin aku bisa menolongnya sebentar saja, pikirnya. Segera ia putuskan untuk mendatangi pohon tempat burung itu terjebak. (3) Sesampainya di sana, diamatinya letak si burung pipit terkurung. Peri Aira berputar- putar mengelilingi pepohonan untuk melihat adakah ranting pohon yang kuat diangkatnya. (4) Tapi sayang, semua celah tertutup oleh ranting dan dahan yang berat. Sepertinya aku harus mengayunkan tongkatku untuk membuka jalan keluar, pikir Peri Aira. (5) Triingg! Peri Aira mengayunkan tongkatnya. Angin kencang menerpa rimbunnya dedaunan di pohon itu. Tampak celah, sedikit melebar. Dengan segera, Peri Aira masuk ke dalam lubang dan mengajak teman si burung keluar melalui celah tersebut. 1. Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi di hutan adalah... A. Kalimat pertama pada paragraf pertama B. Kalimat kedua pada paragraf pertama C. Kalimat pertama pada paragraf kedua D. Kalimat kedua pada paragraf kedua 2.Amanat yang terdapat pada kutipan cerita tersebut adalah... A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada. B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna. C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan D. Kita harus saling tolong menolong.