1. Faktor apa yang membuat Eropa menjadi bangsa penjajah ? 2. Apa pengaruh adanya VOC di Indonesia ? 3. Upaya apa saja yang dilakukan kolonial Belanda untuk menjajah Indonesia ? 4. Apa latar belakang kolonial Belanda memberlakukan sistem tanam paksa (cultural stelsel) ? Saya minta jawaban dari kalian sebelum cari di Kak Google. cemungudd eaa cemann !!
5m4rt
1. mencari sumber daya alam yang tidak terdapat di negaranya, menyebarkan agama, mendapatkan kejayaan, dan mencari kekayaan 2. sebagai lembaga dagang resmi, memiliki kekuatan hukum tersendiri di indonesia, menciptakan mata uang, mengukuhkan keberadaan penjajah di indonesia. 3. mendekati para pemimpin2 (raja) di tiap2 daerah, membuat perjanjian, membayar tentara dari pribumi. 4. ingin memenuhi kebutuhan pangan, memiliki kekuasaan, dan kekuatan militer
0 votes Thanks 2
naurradefa
1.a. Kemajuan di Bidang Iptek, seperti ditemukannya kompas dan perahu layar. b. Kisah perjalanan Marcopolo dan pedagang Asia yang sampai ke Indonesia. c. Semangat Reconquesta (jiwa petualang). d. Penemuan Copernicus yang didukung Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. 2. a. Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda. b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan pedagang dari bangsa lain. c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi konflik dengan Spanyol.Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik 3. a.Mencari kekayaan termasuk berdagang v b. Menyalurkan jiwa penjelajah c. Meyakini Keberadaan Prester John d. Menyebarkan agama v Mencari kemuliaan bangsa 4. Pada tahun 1830 pada saat pemerintah penjajah hampir bangkrut setelah terlibat perang Jawa terbesar (Perang Diponegoro, 1825-1830), Gubernur Jenderal Judo mendapat izin khusus melaksanakan sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan tujuan utama mengisi kas pemerintahan jajahan yang kosong, atau menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan.Sistem tanam paksa berangkat dari asumsi bahwa desa-desa di Jawa berutang sewa tanah kepada pemerintah, yang biasanya diperhitungkan senilai 40% dari hasil panen utama desa yang bersangkutan. Van den Bosch ingin setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanam komoditi ekspor ke Eropa (kopi, tebu, dan nila). Penduduk dipaksa untuk menggunakan sebagian tanah garapan (minimal seperlima luas, 20%) dan menyisihkan sebagian hari kerja untuk bekerja bagi pemerintah. Dengan mengikuti tanam paksa, desa akan mampu melunasi utang pajak tanahnya. Bila pendapatan desa dari penjualan komoditi ekspor itu lebih banyak daripada pajak tanah yang mesti dibayar, desa itu akan menerima kelebihannya. Jika kurang, desa tersebut mesti membayar kekurangan tadi dari sumber-sumber lain. Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai tahun 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di Jawa.Pemerintah kolonial memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis. Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang membubung, dibudidayakan.
2. sebagai lembaga dagang resmi, memiliki kekuatan hukum tersendiri di indonesia, menciptakan mata uang, mengukuhkan keberadaan penjajah di indonesia.
3. mendekati para pemimpin2 (raja) di tiap2 daerah, membuat perjanjian, membayar tentara dari pribumi.
4. ingin memenuhi kebutuhan pangan, memiliki kekuasaan, dan kekuatan militer
b. Kisah perjalanan Marcopolo dan pedagang Asia yang sampai ke Indonesia.
c. Semangat Reconquesta (jiwa petualang).
d. Penemuan Copernicus yang didukung Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat.
2. a. Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan pedagang dari bangsa lain.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi konflik dengan Spanyol.Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
3. a.Mencari kekayaan termasuk berdagang v
b. Menyalurkan jiwa penjelajah
c. Meyakini Keberadaan Prester John
d. Menyebarkan agama v Mencari kemuliaan bangsa
4.
Pada tahun 1830 pada saat pemerintah penjajah hampir bangkrut setelah terlibat perang Jawa terbesar (Perang Diponegoro, 1825-1830), Gubernur Jenderal Judo mendapat izin khusus melaksanakan sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan tujuan utama mengisi kas pemerintahan jajahan yang kosong, atau menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan.Sistem tanam paksa berangkat dari asumsi bahwa desa-desa di Jawa berutang sewa tanah kepada pemerintah, yang biasanya diperhitungkan senilai 40% dari hasil panen utama desa yang bersangkutan. Van den Bosch ingin setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanam komoditi ekspor ke Eropa (kopi, tebu, dan nila). Penduduk dipaksa untuk menggunakan sebagian tanah garapan (minimal seperlima luas, 20%) dan menyisihkan sebagian hari kerja untuk bekerja bagi pemerintah. Dengan mengikuti tanam paksa, desa akan mampu melunasi utang pajak tanahnya. Bila pendapatan desa dari penjualan komoditi ekspor itu lebih banyak daripada pajak tanah yang mesti dibayar, desa itu akan menerima kelebihannya. Jika kurang, desa tersebut mesti membayar kekurangan tadi dari sumber-sumber lain. Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai tahun 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di Jawa.Pemerintah kolonial memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis. Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang membubung, dibudidayakan.