Bersikap husnuzan kepada Allah SWT dapat ditunjukkan dengan meyakini Allah SWT sebagai Pencipta dan Pemelihara, yang memiliki seluruh keagungan, dan tidak terdapat satupun kekurangan.
Segala ketetapan Allah SWT terbaik. Sebagai muslim hendaknya wajib membangun keyakinan bahwa Allah akan mengampuni hambanya yang bertaubat, mengabulkan doa bagi hambanya yang memohon, dan memberikan rezeki bagi yang meminta kecukupan.
Sesungguhnya Allah SWT sangatlah dekat dengan hambanya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 186
Arab-Latin: Wa iżā sa`alaka 'ibādī 'annī fa innī qarīb, ujību da'watad-dā'i iżā da'āni falyastajībụ lī walyu`minụ bī la'allahum yarsyudụn
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Baca juga:
5 Keutamaan Sabar terhadap Takdir Allah, Derajatnya Tinggi
2. Husnuzan terhadap diri sendiri
Berprasangka baik terhadap diri sendiri juga harus diterapkan. Misalnya dengan cara percaya pada kemampuan diri, gigih, pantang menyerah, sabar, serta mempunyai inisiatif yang tinggi.
Dengan sikap-sikap ini, seorang muslim akan menjadi pribadi yang positif. Jika tidak memiliki sikap husnuzan kepada diri sendiri maka seseorang akan akan menjadi lemah karena rendah diri dan berputus asa.
3. Husnuzan terhadap orang lain
Sikap husnuzan kepada sesama bisa diwujudkan dengan selalu berpikir positif pada orang lain. Sikap husnuzan ini dapat ditunjukkan dengan cara menghormati
dan menghargai orang lain.
Hindari sikap-sikap yang dapat menyakiti orang lain seperti iri, dengki, fitnah ataupun ghibah. Manusia adalah makhluk sosial, sudah sewajarnya hidup saling berdampingan dengan sikap yang baik
,
1. Husnuzan terhadap Allah SWT
Bersikap husnuzan kepada Allah SWT dapat ditunjukkan dengan meyakini Allah SWT sebagai Pencipta dan Pemelihara, yang memiliki seluruh keagungan, dan tidak terdapat satupun kekurangan.
Segala ketetapan Allah SWT terbaik. Sebagai muslim hendaknya wajib membangun keyakinan bahwa Allah akan mengampuni hambanya yang bertaubat, mengabulkan doa bagi hambanya yang memohon, dan memberikan rezeki bagi yang meminta kecukupan.
Sesungguhnya Allah SWT sangatlah dekat dengan hambanya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Arab-Latin: Wa iżā sa`alaka 'ibādī 'annī fa innī qarīb, ujību da'watad-dā'i iżā da'āni falyastajībụ lī walyu`minụ bī la'allahum yarsyudụn
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Baca juga:
5 Keutamaan Sabar terhadap Takdir Allah, Derajatnya Tinggi
2. Husnuzan terhadap diri sendiri
Berprasangka baik terhadap diri sendiri juga harus diterapkan. Misalnya dengan cara percaya pada kemampuan diri, gigih, pantang menyerah, sabar, serta mempunyai inisiatif yang tinggi.
Dengan sikap-sikap ini, seorang muslim akan menjadi pribadi yang positif. Jika tidak memiliki sikap husnuzan kepada diri sendiri maka seseorang akan akan menjadi lemah karena rendah diri dan berputus asa.
3. Husnuzan terhadap orang lain
Sikap husnuzan kepada sesama bisa diwujudkan dengan selalu berpikir positif pada orang lain. Sikap husnuzan ini dapat ditunjukkan dengan cara menghormati
dan menghargai orang lain.
Hindari sikap-sikap yang dapat menyakiti orang lain seperti iri, dengki, fitnah ataupun ghibah. Manusia adalah makhluk sosial, sudah sewajarnya hidup saling berdampingan dengan sikap yang baik