1. apa saja sih tanda-tanda fiil amar ya,, 2. bagaimana cara membedakan naibul fail dengan fail
Mufidatul
1) Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara. contoh: اقْرأْ IQRO’ = bacalah. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh اقْرَأَنَّ IQRO’ANNA = sungguh bacalah. 2) Ketentuan susunan naibul fail sama halnya dengan ketentuan fail karena sama-sama ada dalam konteks jumlah Fi’liyyah. Yang membedakan antara keduanya hanya dalam bentuk fiilnya, dimana bentuk fiil di dalam susunan naibul fail itu harus berbentuk fiil mabni lil maful (mabni majhul). Dengan rincian sebagai berikut: Jika fiilnya fiil madli, maka didlommahkan huruf pertamanya dikasrahkan huruf sebelum akhirnya: ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ كُسِرَ مَا قَبْلَ اَخِرُهُ Contoh: ضُرِبَ, نُصِرَ, اُنْكُسِرَ Jika fiilnya fiil mudhari, maka didlommahkan huruf pertamanya difathahkan huruf sebelum akhirnya: ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ فُتِحَ مَا قَبْلَ اَخِرُهُ Contoh: يُضْرَبُ, يُنْصَرُ, يُنْكَسَرُ Cara pembentukan susunan naibul fail Fail di dalam jumlah tersebut dibuang Maful bih menempati tempat fiil Fiilnya dirubah kedalah fiil mabni lil maful Maful bih yang asal hukum I’rabnya nashab dirafa’kan karena menempati tempat fail Jika jika maful bihnya berbentuk dlomir, baik munfashil maupun muttashil maka bentuknya berubah menjadi dlomir rafa muttashil. Antara naibul fail beserta fiilnya harus disesuaikan di dalam kemudzakaran dan kemuanatsan.
1 votes Thanks 1
andika12yy
Naibul Fa’il adalah Isim yg dirofa’kan baik secara lafzhan atau mahallan, menggantikan dan menempati tempatnya fa’il yg dibuang dan fi’ilnya dibina’ Majhul. Baik isim yg menggantikan itu asalnya berupa Maf’ul bih atau serupanya semisal Zhorof, Masdar, Jar- majru dll.
اقْرأْ IQRO’ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh اقْرَأَنَّ IQRO’ANNA = sungguh bacalah.
2)
Ketentuan susunan naibul fail sama halnya dengan ketentuan fail karena sama-sama ada dalam konteks jumlah Fi’liyyah. Yang membedakan antara keduanya hanya dalam bentuk fiilnya, dimana bentuk fiil di dalam susunan naibul fail itu harus berbentuk fiil mabni lil maful (mabni majhul). Dengan rincian sebagai berikut: Jika fiilnya fiil madli, maka didlommahkan huruf pertamanya dikasrahkan huruf sebelum akhirnya: ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ كُسِرَ مَا قَبْلَ اَخِرُهُ
Contoh: ضُرِبَ, نُصِرَ, اُنْكُسِرَ
Jika fiilnya fiil mudhari, maka didlommahkan huruf pertamanya difathahkan huruf sebelum akhirnya: ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ فُتِحَ مَا قَبْلَ اَخِرُهُ
Contoh: يُضْرَبُ, يُنْصَرُ, يُنْكَسَرُ
Cara pembentukan susunan naibul fail Fail di dalam jumlah tersebut dibuang Maful bih menempati tempat fiil Fiilnya dirubah kedalah fiil mabni lil maful Maful bih yang asal hukum I’rabnya nashab dirafa’kan karena menempati tempat fail Jika jika maful bihnya berbentuk dlomir, baik munfashil maupun muttashil maka bentuknya berubah menjadi dlomir rafa muttashil. Antara naibul fail beserta fiilnya harus disesuaikan di dalam kemudzakaran dan kemuanatsan.