1. Analisislah isu dan jenis argumen yang ada dalam teks diskusi berikut! Emil mengingatkan, generasi muda saat ini jangan sampai dirusak dengan adanya RUU yang membuat produksi rokok terus meningkat. Sebab, rokok sangat berbahaya bagi kemampuan berpikir anak dalam masa pertumbuhan. "Indonesia harus dipimpin oleh anak Indonesia usia yang lahir tahun 2000-an. Nah ini kalau dirusak dengan rokok saya marah," ungkap Emil. Emil menjelaskan, industri rokok memakai bahan baku tembakau yang di dalamnya terdapat nikotin. Zat nikotin tersebut memberi sifat kecanduan bagi pengisapnya, yang berpengaruh terhadap otak dan mengurangi daya kreatif. "Nikotin menghancurkan daya kreatif, itu merusak otak. Jadi ada dua mainannya rangsang rasa senang, lahirkan kecanduan, dan merusak otak. Jika usia muda kita merokok, daya intelektualitas itu berhenti tumbuh. Maka akan bodoh," ujar Emil.
Dalam teks diskusi tersebut, isu yang dibahas adalah bahaya rokok bagi generasi muda dan bagaimana RUU yang membuat produksi rokok meningkat dapat merusak generasi muda. Emil menggunakan argumentasi fakta dengan menjelaskan bahwa rokok mengandung nikotin yang memberikan sifat kecanduan dan merusak otak, sehingga menghambat pertumbuhan intelektualitas anak. Emil juga menggunakan argumentasi konsekuensi dengan menyatakan bahwa jika generasi muda merokok, maka mereka akan menjadi bodoh. Emil juga menggunakan argumentasi appeal to emotion atau emosi dengan menyatakan bahwa ia marah jika generasi muda dirusak oleh rokok dan mengingatkan pentingnya anak Indonesia yang lahir tahun 2000-an sebagai pemimpin masa depan.
Jawaban:
Dalam teks diskusi tersebut, isu yang dibahas adalah bahaya rokok bagi generasi muda dan bagaimana RUU yang membuat produksi rokok meningkat dapat merusak generasi muda. Emil menggunakan argumentasi fakta dengan menjelaskan bahwa rokok mengandung nikotin yang memberikan sifat kecanduan dan merusak otak, sehingga menghambat pertumbuhan intelektualitas anak. Emil juga menggunakan argumentasi konsekuensi dengan menyatakan bahwa jika generasi muda merokok, maka mereka akan menjadi bodoh. Emil juga menggunakan argumentasi appeal to emotion atau emosi dengan menyatakan bahwa ia marah jika generasi muda dirusak oleh rokok dan mengingatkan pentingnya anak Indonesia yang lahir tahun 2000-an sebagai pemimpin masa depan.