Di dalam teks yang Anda berikan, terdapat beberapa majas atau gaya bahasa. Berikut adalah penamaan masing-masing majas:
1. Personifikasi: Majas ini terdapat pada kalimat "76 tahun yang lalu kau buat kami berkorban raga, fisik, dan kekuatan hingga darah penghabisan," di mana penyair memberikan sifat manusiawi kepada suatu abstraksi, yaitu "tahun."
2. Personifikasi: Majas ini terdapat pada kalimat "kau ingin Jajah kami lagi dengan serangan covid-19," di mana penyair memberikan sifat manusiawi kepada serangan COVID-19.
3. Hiperbola: Majas ini terdapat pada kalimat "hingga seluruh dunia gempar dengan seranganmu kau tebarkan rasa takut," di mana penyair menggunakan ekspresi yang sangat berlebihan untuk menyampaikan dampak dari serangan tersebut.
4. Paralelisme: Majas ini terdapat pada kalimat "kau ingin balikkan haluan di sistem pemerintahan, pendidikan, bahkan perekonomian hingga kami terguncang," di mana penyair menggunakan repetisi struktur kalimat yang serupa untuk memberikan penekanan.
5. Metafora: Majas ini terdapat pada kalimat "peluru kami sekarang tidak bambu runcing tapi keimanan dan kecerdasan," di mana penyair menggunakan perbandingan tidak langsung untuk menggambarkan perubahan dalam pendidikan.
6. Antitesis: Majas ini terdapat pada kalimat "fisik, dan kekuatan hingga darah penghabisan" dan "akhlak, budi pekerti, sosial, dan rasa kasih sayang," di mana penyair menggunakan kontrast antara dua hal yang berlawanan untuk menyampaikan perbandingan yang kuat.
Di dalam teks yang Anda berikan, terdapat beberapa majas atau gaya bahasa. Berikut adalah penamaan masing-masing majas:
1. Personifikasi: Majas ini terdapat pada kalimat "76 tahun yang lalu kau buat kami berkorban raga, fisik, dan kekuatan hingga darah penghabisan," di mana penyair memberikan sifat manusiawi kepada suatu abstraksi, yaitu "tahun."
2. Personifikasi: Majas ini terdapat pada kalimat "kau ingin Jajah kami lagi dengan serangan covid-19," di mana penyair memberikan sifat manusiawi kepada serangan COVID-19.
3. Hiperbola: Majas ini terdapat pada kalimat "hingga seluruh dunia gempar dengan seranganmu kau tebarkan rasa takut," di mana penyair menggunakan ekspresi yang sangat berlebihan untuk menyampaikan dampak dari serangan tersebut.
4. Paralelisme: Majas ini terdapat pada kalimat "kau ingin balikkan haluan di sistem pemerintahan, pendidikan, bahkan perekonomian hingga kami terguncang," di mana penyair menggunakan repetisi struktur kalimat yang serupa untuk memberikan penekanan.
5. Metafora: Majas ini terdapat pada kalimat "peluru kami sekarang tidak bambu runcing tapi keimanan dan kecerdasan," di mana penyair menggunakan perbandingan tidak langsung untuk menggambarkan perubahan dalam pendidikan.
6. Antitesis: Majas ini terdapat pada kalimat "fisik, dan kekuatan hingga darah penghabisan" dan "akhlak, budi pekerti, sosial, dan rasa kasih sayang," di mana penyair menggunakan kontrast antara dua hal yang berlawanan untuk menyampaikan perbandingan yang kuat.