41. Berdasarkan senyawanya, limbah dibedakan menjadi 2, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik sendiri adalah limbah yang mengandung hidrokarbon dan cenderung mudah terurai serta berasal dari mahkluk hidup.
Contoh: limbah organik antara lain sisa-sisa makanan, misalnya sayuran yang sudah busuk.
Lalu, apa bedanya dengan limbah anorganik? Limbah anorganik adalah kebalikan dari limbah organik. Limbah anorganik tidak mengandung hidrokarbon dan sulit terurai karena bukan berasal dari mahkluk hidup.
Contoh:limbah anorganik antara lain kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain.
Jenis limbah berdasarkan senyawanya terbagi menjadi 2 yaitu:
A. Limbah organik.
Limbah organik merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon.
Contoh limbah organik:
1. Kulit buah.
2. Kotoran hewan.
3. Kulit sayur.
4. Kotoran manusia.
B. Limbah anorganik.
Limbah anorganik merupakan limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan dan tidak bisa membusuk. Limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon.
Contoh limbah anorganik:
1. Plastik.
2. Beling.
3. Baja.
42.
Proses pengolahan bahan limbah lunak secara umum sederhana. Pengolahan bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.
Prosesnya:
1. Pemilahan bahan limbah lunak.
Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan yang masih dapat digunakan dan yang harus dibuang.
2. Pembersihan limbah lunak.
Limbah lunak yang sudah terseleksi harus dibersihkan terlebih dahulu dari sisa sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya.
3. Pengeringan.
Bahan limbah lunak yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Tujuannya agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna.
4. Pewarnaan bahan limbah lunak.
Pewarnaan pada bahan limbah lunak yang sudah kering merupakan selera atau sesuai kebutuhan. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan.
5. Pengeringan setelah pewarnaan.
Setelah diberi warna, bahan limbah lunak harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna dan tidak mudah luntur.
6. Penghalusan bahan agar siap dipakai.
Bahan limbah lunak yang sudah kering dapat difinishing agar dapat dengan mudah diproses menjadi karya. Proses finishing ada banyak macam caranya seperti disetrika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat digerinda, atau diamplas.
Jawaban:
41. Berdasarkan senyawanya, limbah dibedakan menjadi 2, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik sendiri adalah limbah yang mengandung hidrokarbon dan cenderung mudah terurai serta berasal dari mahkluk hidup.
Contoh: limbah organik antara lain sisa-sisa makanan, misalnya sayuran yang sudah busuk.
Lalu, apa bedanya dengan limbah anorganik? Limbah anorganik adalah kebalikan dari limbah organik. Limbah anorganik tidak mengandung hidrokarbon dan sulit terurai karena bukan berasal dari mahkluk hidup.
Contoh: limbah anorganik antara lain kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain.
42.
1. Pemilahan.
2. Pembersihan.
3. Pengeringan.
4. Pewarnaan.
5. Pengeringan setelah pewarnaan.
6. Finishing sebagai tahap akhir siap pakai.
SEMOGA MEMBANTU!! (≧▽≦)
Jawaban:
41.
Jenis limbah berdasarkan senyawanya terbagi menjadi 2 yaitu:
A. Limbah organik.
Limbah organik merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon.
Contoh limbah organik:
1. Kulit buah.
2. Kotoran hewan.
3. Kulit sayur.
4. Kotoran manusia.
B. Limbah anorganik.
Limbah anorganik merupakan limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan dan tidak bisa membusuk. Limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon.
Contoh limbah anorganik:
1. Plastik.
2. Beling.
3. Baja.
42.
Proses pengolahan bahan limbah lunak secara umum sederhana. Pengolahan bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.
Prosesnya:
1. Pemilahan bahan limbah lunak.
Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan yang masih dapat digunakan dan yang harus dibuang.
2. Pembersihan limbah lunak.
Limbah lunak yang sudah terseleksi harus dibersihkan terlebih dahulu dari sisa sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya.
3. Pengeringan.
Bahan limbah lunak yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Tujuannya agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna.
4. Pewarnaan bahan limbah lunak.
Pewarnaan pada bahan limbah lunak yang sudah kering merupakan selera atau sesuai kebutuhan. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan.
5. Pengeringan setelah pewarnaan.
Setelah diberi warna, bahan limbah lunak harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna dan tidak mudah luntur.
6. Penghalusan bahan agar siap dipakai.
Bahan limbah lunak yang sudah kering dapat difinishing agar dapat dengan mudah diproses menjadi karya. Proses finishing ada banyak macam caranya seperti disetrika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat digerinda, atau diamplas.
Semoga membantu