Lexy1111
Kancil : (Berjalan sambil bernyanyi)”Sendiriku sendiri menanti-nanti” Macan : “Ha … ha … ha… . pucuk dicinta ulam pun tiba,rupanya ada makanan lezat disini. Hai! Cil sini sebentar.” Kancil : “Ada apa Can?” Macan : (Tiba-tiba Macan memeluk Kancil) Ha … ha … ha…, kau tidak bisa lepas lagi Cil, kau akan ku jadikan makanan” Kancil : “Apa..! Makananmu, baiklah Can! Tapi aku ada satu permintaan.” Macan : “Baiklah, apa permintaanmu?” Kancil : “Aku ingin minum ditelaga” Macan : “Ayo, cepat ke telaga, aku sudah lapar, nih!” Kancil : “Ayo” Setiba di telaga Macan : “Ayo, cepat kau minum” Kancil : “Baiklah Can”(Kancil melepaskan dirinya dari Macan)”Eh…Can, enak saja kau mau memakanku, kalau ingin memakanku. Lawan dulu pengawalku” Macan : “Apa… pengawal, mana pengawalmu itu. Apa dia lebih hebat dariku” Kancil : “Jangan sombong, Can1 kau pasti kalah melawan pengawalku. Pengawalku ototnyakuat bagaikan besi , badannya kekar, taringnya panjang,mana mungkin kau bisa mengalahkannya“ Macan : “Jangan banyak omong, cepat tunjukan pengawalmu itu?’ Kancil : “Baiklah, lihat di air itulah pengawalku” Macan : “Rupanya, dia mirip dengan aku. Ayo serang aku, kalau tidak maumenyerang .” Kancil : “Dia tidak mau menyerangku duluan, Can!” Macan : “Kalau begitu aku saja yang menyerangnya. Hiaaat! Apa…! Rupanya kau membohongik, Cil, kau menjebakku. Tidakku sangka pengawalmu itu adalah bayanganku. Tolong … tolong.” Kancil : “Rasakan kau! Lihat sebentar lagi, kau akan dimakan Buaya .” Macan : “Tolong … tolong! Maafkan aku, Cil” Buaya : “Ayo! Makanan segar datang. Terima kasih,Cil, kau telah memberi kami makanan.” Kancil : “Ya, sama-sama” Akhirnya Macan mati dimakan Buaya
Macan : “Ha … ha … ha… . pucuk dicinta ulam pun tiba,rupanya ada makanan lezat disini. Hai! Cil sini sebentar.”
Kancil : “Ada apa Can?”
Macan : (Tiba-tiba Macan memeluk Kancil) Ha … ha … ha…, kau tidak bisa lepas lagi Cil, kau akan ku jadikan makanan”
Kancil : “Apa..! Makananmu, baiklah Can! Tapi aku ada satu permintaan.”
Macan : “Baiklah, apa permintaanmu?”
Kancil : “Aku ingin minum ditelaga”
Macan : “Ayo, cepat ke telaga, aku sudah lapar, nih!”
Kancil : “Ayo”
Setiba di telaga
Macan : “Ayo, cepat kau minum”
Kancil : “Baiklah Can”(Kancil melepaskan dirinya dari Macan)”Eh…Can, enak saja kau mau memakanku, kalau ingin memakanku. Lawan dulu pengawalku”
Macan : “Apa… pengawal, mana pengawalmu itu. Apa dia lebih hebat dariku”
Kancil : “Jangan sombong, Can1 kau pasti kalah melawan pengawalku. Pengawalku ototnyakuat bagaikan besi , badannya kekar, taringnya panjang,mana mungkin kau bisa mengalahkannya“
Macan : “Jangan banyak omong, cepat tunjukan pengawalmu itu?’
Kancil : “Baiklah, lihat di air itulah pengawalku”
Macan : “Rupanya, dia mirip dengan aku. Ayo serang aku, kalau tidak maumenyerang .”
Kancil : “Dia tidak mau menyerangku duluan, Can!”
Macan : “Kalau begitu aku saja yang menyerangnya. Hiaaat! Apa…! Rupanya kau membohongik, Cil, kau menjebakku. Tidakku sangka pengawalmu itu adalah bayanganku. Tolong … tolong.”
Kancil : “Rasakan kau! Lihat sebentar lagi, kau akan dimakan Buaya .”
Macan : “Tolong … tolong! Maafkan aku, Cil”
Buaya : “Ayo! Makanan segar datang. Terima kasih,Cil, kau telah memberi kami makanan.”
Kancil : “Ya, sama-sama”
Akhirnya Macan mati dimakan Buaya