Tulislah isi pidato bung karno pada KAA di bandung!
adhimsa
Tuan-tuan Yang Mulia, Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan, Saudara-saudara sekalian
Saya merasa bangga pada hari yang bersejarah ini mendapat kebormatan dan hak istimewa mengucapkan selamat datang kepada Tuan-tuan sekalian. Atas nama rakyat dan Pemerintah Indonesia -- yang menerima Tuan-tuan saya minta maaf dan kesabaran dari Tuan-tuan, jika kiranya ada keadaan di negeri kami ini yang tidak sesuai dengan apa yang Tuan-tuan harapkan. Saya dapat mengatakan kepada Tuan-tuan, bahwa kami telah berusaha dengan sekuat tenaga supaya tinggal Tuan-tuan di tengah-tengah kita ini akan menjadi kenang-kenangan yang gemilang bagi para tamu kami dan bagi tuan-rumah Tuan-tuan. Kami berharap, semoga semangat persaudaraan kami dapat mengganti segala kekurangan materiil dalam penerimaan ini.
Kalau saya melayangkan pandangan saya dalam gedung ini dan melihat para tamu yang terhormat berkumpul di sini, saya sungguh merasa terharu. Inilah Konferensi antarbenua yang pertama dari Bangsa-bangsa Berkulit Berwarna di sepanjang sejarah umat manusia! Saya merasa bangga, negeri saya menjadi tuan-rumah bagi Tuan-tuan. Saya merasa babagia Tuan-tuan sekalian telah dapat menerima baik undangan yang disampaikan kepada Tuan-tuan oleh lima Negara yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Konferensi ini. Tetapi perasaan sedih pun memenuhi hati saya, kalau saya mengingat akan malapetaka yang telah dialami oleh banyak di antara rakyat kita di masa yang baru silam, malapetaka yang telah minta pengorbanan nyawa, harta benda dan hal-hal yang mengenai hidup kejiwaan.
Pada bemat saya kita berkumpul di sini pada bari ini karena akibat pengorbanan. Pengorbanan yang diberikan oleh nenek-moyang kita dan oleh rakyat dari generasi kita serta generasi yang lebih muda. Bagi saya, dalam gedung ini bukan hanya terdapat pemimpin-pemimpin dari segala bangsa Asia dan Afrika saja; di dalamnya terdapat pula roh yang tak kasatmata, yang baka, yang selalu jaya, dari mereka yang mendahului kita. Perjuangan dan pengorbanan mereka telah meratakan jalan ke arah pertemuan antara para wakil tertinggi bangsa-bangsa yang merdeka dan berdaulat dari dua benua yang terbesar di muka bumi ini.
Adalah suatu babakan baru dalam sejarah dunia bahwa pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika dapat berkumpul di dalam negeri-negerinya sendiri untuk merundingkan dan mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan bersama. Belum selang beberapa puluh tahun yang lampau seringkali kita terpaksa melawat ke negeri lain, bahkan ke benua lain, jika juru-bicara rakyat-rakyat kita hendak bermusyawarah. !
Tuan-tuan, Saudara-saudara sekalian
Saya merasa bangga pada hari yang bersejarah ini mendapat kebormatan dan hak istimewa mengucapkan selamat datang kepada Tuan-tuan sekalian. Atas nama rakyat dan Pemerintah Indonesia -- yang menerima Tuan-tuan saya minta maaf dan kesabaran dari Tuan-tuan, jika kiranya ada keadaan di negeri kami ini yang tidak sesuai dengan apa yang Tuan-tuan harapkan. Saya dapat mengatakan kepada Tuan-tuan, bahwa kami telah berusaha dengan sekuat tenaga supaya tinggal Tuan-tuan di tengah-tengah kita ini akan menjadi kenang-kenangan yang gemilang bagi para tamu kami dan bagi tuan-rumah Tuan-tuan. Kami berharap, semoga semangat persaudaraan kami dapat mengganti segala kekurangan materiil dalam penerimaan ini.
Kalau saya melayangkan pandangan saya dalam gedung ini dan melihat para tamu yang terhormat berkumpul di sini, saya sungguh merasa terharu. Inilah Konferensi antarbenua yang pertama dari Bangsa-bangsa Berkulit Berwarna di sepanjang sejarah umat manusia! Saya merasa bangga, negeri saya menjadi tuan-rumah bagi Tuan-tuan. Saya merasa babagia Tuan-tuan sekalian telah dapat menerima baik undangan yang disampaikan kepada Tuan-tuan oleh lima Negara yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Konferensi ini. Tetapi perasaan sedih pun memenuhi hati saya, kalau saya mengingat akan malapetaka yang telah dialami oleh banyak di antara rakyat kita di masa yang baru silam, malapetaka yang telah minta pengorbanan nyawa, harta benda dan hal-hal yang mengenai hidup kejiwaan.
Pada bemat saya kita berkumpul di sini pada bari ini karena akibat pengorbanan. Pengorbanan yang diberikan oleh nenek-moyang kita dan oleh rakyat dari generasi kita serta generasi yang lebih muda. Bagi saya, dalam gedung ini bukan hanya terdapat pemimpin-pemimpin dari segala bangsa Asia dan Afrika saja; di dalamnya terdapat pula roh yang tak kasatmata, yang baka, yang selalu jaya, dari mereka yang mendahului kita. Perjuangan dan pengorbanan mereka telah meratakan jalan ke arah pertemuan antara para wakil tertinggi bangsa-bangsa yang merdeka dan berdaulat dari dua benua yang terbesar di muka bumi ini.
Adalah suatu babakan baru dalam sejarah dunia bahwa pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika dapat berkumpul di dalam negeri-negerinya sendiri untuk merundingkan dan mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan bersama. Belum selang beberapa puluh tahun yang lampau seringkali kita terpaksa melawat ke negeri lain, bahkan ke benua lain, jika juru-bicara rakyat-rakyat kita hendak bermusyawarah.
!