Tuliskan sebuah sinopsis tentang cerita rakyat TIMUN MAS dan MALIN KUNDANG!
Yolandavirna
Di suatu kampung di Jawa Tengah, hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Srini. Dia hidup sebatang kara karena ia tidak mempunyai anak dan suaminya telah meninggal dunia beberapa tahun silam. Wanita itu sangat mengharapkan dapat memiliki seorang anak, namun apalah daya harapannya itu pupus karena suaminya telah tiada.Namun suatu hari, ia mendengar kabar bahwa terdapat raksasa buto ijo di belakang lereng gunung yang letaknya tidak jauh dari pedasaan. Raksasa yang disebut buto ijo itu akan mengabulkan permintaan orang namun dengan persyaratan tertentu. Tidak ada seorang pun yang berani mendekati tempat dimana buto ijo itu tinggal karena buto ijo itu sangat jahat.Pada suatu malam, mbok Srini mengurungkan niatnya untuk pergi ke belakang lereng gunung tempat buto ijo itu tinggal. Dia sangat mengharapkan buto ijo akan mengabulkan harapannya untuk dapat memiliki seorang anak. Sesampainya mbok Srini di gua belakang lereng gunung, muncullah raksasa yang sangat besar berwarna hijau dan menyanyakan maksud kedatangan mbok Srini. Kemudian mbok Srini menjelaskan keinginannya untuk memiliki seorang anak. Dan buto ijo pun akan mengabulkan permintaan mbok Srini dengan syarat apabila kelak anak tersebut berumur 17 tahun harus di serahkan kepadanya sebagai santapan buto ijo. Dan mbok Srini menerima perjanjian tersebut. Setelah itu, buto ijo menyerahkan biji ketimun kepada mbok Srini untuk di tanam dan dirawat.Sesampainya mbok Srini dirumah, ia langsung menanam biji ketimun tersebut. Setiap hari ia merawat tanaman tersebut sampai tanaman besar dan tumbuh buah mentimun emas. Kemudian dipetiknya buah tersebut dan dibelah, sungguh terkejut mbok Srini ketika melihat seorang bayi perempuan didalam mentimun tersebut. Sungguh bahagia hati mbok Srini, dan ia memberi nama anak tersebut timun mas.Seiring berjalannya waktu, Timun Mas tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik. Ketika Timun Mas berumur !7 tahun, mbok Srini menceritakan tentang kehadiran Timun Mas beserta buto ijo. Begitu terkejutnya Timun Mas mendengar cerita ibunya (mbok Srini). Timun Mas pun, menanyakan kepada ibunya bagaimana harus menghindari si raksasa buto ijo itu. Mbok Srini tak berdaya hanya bisa menangis.Beberapa hari kemudian, datanglah seorang kakek tua berjubah putih kerumah mbok Srini dan memberikan bungkusan bekal untuk Timun Mas dalam menghadapi buto ijo. Mbok Srini pun langsung memberikan bekal tersebut kepada Timun Mas dan mengajarinya cara melawan buto ijo.Beberapa hari kemudian, terdengar suara marah buto ijo dari kejauhan. Mbok Srini menyuruh Timun Mas cepat pergi jauh dari desa untuk menyelamatkan diri. Beberapa waktu kemudian, buto ijo sampai ke rumah mbok Srini untuk menagih janji. Namun Timun Mas tidak berada dirumah mbok Srini lagi, buto ijo pun sangat marah dan mencari Timun Mas.Timun Mas terus berlari, namun suara buto ijo semakin mendekat. Akhirnya Timun Mas bertemu dengan buto ijo. Buto ijo ingin menyantap Timun Mas, akhirnya Timun Mas mengeluarkan bekal yang di berikan mbok Srini dan bekal-bekal tersebut membuat buto ijo kalah. Salah satu bekal tersebut mengeluarkan lumpur hidup yang besar, buto ijo pun terjerat oleh lumpur hidup tersebut dan menenggelamkannya. Akhirnya Timun Mas berhasil mengalahkan buto ijo dan bisa kembali kerumah dengan selamat.
2 votes Thanks 0
adiswida
Suatu hari ada anak yang bernama Malin Kundang, dia pintar tapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang sampai ia sudah dewasa. Saat Malik Kundang sudah dewasa, ia merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak. Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju kedesa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ternyata Ia pergi ke ka kampung halamannya sendiri. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat