Skala Réamur adalah skala suhu yang dinamai menurut René Antoine Ferchault de Réaumur, yang pertama mengusulkannya pada 1731. Titik beku air adalah 0 derajat Réaumur, titik didih air 80 derajat. Jadi, satu derajat Réaumur sama dengan 1,25 derajat Celsius atau kelvin. Skala ini mulanya dibuat dengan alcohol, jadi termometer Réaumur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan termometer Réaumur sejati. Réaumur mungkin memilih angka 80 karena dapat dibagi-dua sebanyak 4 kali dengan hasil bilangan bulat (40, 20, 10, 5), sedangkan 100 hanya dapat dibagi 2 kali dengan hasil bilangan bulat (50, 25). Skala Réaumur digunakan secara luas di Eropa, terutama di Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan oleh Celsius.
2. Skala Fahrenheit
Pada tahun 1714 Fahrenheit membuat tabung kaca berisi benang air raksa yg sangat tipis. Ia memilih benda cair itu karena cantik, mengkilap dan mudah dilihat sewaktu naik atau turun. Tapi termometer Fahrenheit mirip jam tanpa angka. Lalu ia berpikir untuk memasang angka-angka pada alatnya. Maka Fahrenheit merancang seperangkat angka untuk dituliskan pada tabung kacanya. Namun susunannya harus sedemikian rupa agar air raksa akan naik ke angka yang sama pada semua termometer ketika berada pada tempat yang sama. Nah, di sinilah Fahrenheit mulai berulah.
Pertama, ia berpendapat, karena sebuah lingkaran penuh punya 360 tahap yg disebut derajat, alangkah baiknya jika termometer punya 360 tahap juga (sekalian meyebutnya derajat) untuk rentang antara tempat air beku dan tempat air mendidih. Akan tetapi 360 akan menyebabkan tiap derajat terlalu kecil, maka sebagai ganti ia memilih 180. Kini mantaplah satu derajatnya, yaitu tepat 1/180 jarak pada tabung antara tanda air membeku dan air mendidih. Namun, ia masih bingung soal angka yang akan dipakai. Nol dan 180, 180 dan 360, atau 32 dan 21, (bukankah 212-32=180?)
Maka ia memasukkan termometernya ke dalam sebuah campuran paling dingin yang dapat dibuatnya: es+amonium klorida. Disebutnya temperatur itu "nol". Lucunya, ia begitu yakin bahwa orang lain tidak akan mampu membuat campuran yang lebih dingin dari pada itu. Padahal, 2 abad kemudian, orang dapat membuat tempat 460 derajat di bawah tempat nol-nya
Sesudah itu ia memasukkan termometernya ke dalam campuran es+air. Ternyata tempatnya 32 derajat lebih tinggi dari pada tempat nol tadi. Maka, itu sebabnya titik beku air menjadi 32 derajat Fahrenheit. Akhirnya tempat air mendidih harus 32+180=212. jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju.
3. Skala Celsius
Skala Celsius adalah suatu skala suhu yang didesain supaya titik beku air berada pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosferik standar. Skala ini mendapat namanya dari ahli astronomi Anders Celsius (1701–1744), yang pertama kali mengusulkannya pada tahun 1742.
Karena ada seratus tahapan antara kedua titik referensi ini, istilah asli untuk sistem ini adalah centigrade (100 bagian) ataucentesimal. Pada 1948 nama sistem ini diganti secara resmi menjadi Celsius oleh Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuranke-9 (CR 64), sebagai bentuk penghargaan bagi Celsius dan untuk mencegah kerancuan yang timbul akibat konflik penggunaan awalan centi- (di Indonesia senti-) seperti yang digunakan satuan ukur SI. Meski angka-angka untuk saat beku dan mendidih untuk air tetap lumayan tepat, definisi aslinya tidak cocok digunakan sebagai standar formal: ia bergantung pada definisi tekanan atmosferik standar yang sendiri bergantung kepada definisi suhu. Definisi resmi Celsius saat ini menyatakan bahwa 0,01 °C berada pada triple point air dan satu derajat adalah 1/273,16 dari perbedaan suhu antara triple point air dan nol absolut. Definisi ini memastikan bahwa satu derajat Celsius mempresentasikan perbedaan suhu yang sama dengan satu kelvin.
Anders Celsius awalnya mengusulkan titik beku berada pada 100 derajat dan titik didih pada 0 derajat. Ini dibalik pada tahun 1747, disebabkan hasutan dari Linnaeus, atau mungkin Daniel Ekström, pembuat kebanyakan termometer yang digunakan oleh Celsius.
Suhu sebesar −40 derajat mempunyai nilai yang sama untuk Celsius dan Fahrenheit. Selain itu, sebuah cara untuk mengkonversi Celsius ke Fahrenheit adalah dengan menambah 40, dikalikan dengan 1,8, dan kemudian dikurangi 40. Sebaliknya, untuk mengkonversi dari Fahrenheit ke Celsius kita menambah 40, kemudian dibagikan 1,8 dan akhirnya dikurangi 40.
Skala Celsius digunakani hampir seluruh dunia untuk keperluan sehari-hari, meski di media massa ia masih sering dikenal sebagaicentigrade hingga akhir 1980-an atau awal 1990-an, terutama oleh peramal cuaca di saluran televisi di Eropa misalnya BBC, ITV danRTÉ. Di Amerika Serikat dan Jamaika, Fahrenheit tetap menjadi skala pilihan utama untuk pengukuran suhu sehari-hari, meski Celsius dan kelvin digunakan untuk aplikasi sain.
4. Skala Kelvin
Lord Kelvin (1842 - 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C
Skala Réamur adalah skala suhu yang dinamai menurut René Antoine Ferchault de Réaumur, yang pertama mengusulkannya pada 1731. Titik beku air adalah 0 derajat Réaumur, titik didih air 80 derajat. Jadi, satu derajat Réaumur sama dengan 1,25 derajat Celsius atau kelvin.
Skala ini mulanya dibuat dengan alcohol, jadi termometer Réaumur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan termometer Réaumur sejati. Réaumur mungkin memilih angka 80 karena dapat dibagi-dua sebanyak 4 kali dengan hasil bilangan bulat (40, 20, 10, 5), sedangkan 100 hanya dapat dibagi 2 kali dengan hasil bilangan bulat (50, 25).
Skala Réaumur digunakan secara luas di Eropa, terutama di Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan oleh Celsius.
2. Skala Fahrenheit
Pada tahun 1714 Fahrenheit membuat tabung kaca berisi benang air raksa yg sangat tipis. Ia memilih benda cair itu karena cantik, mengkilap dan mudah dilihat sewaktu naik atau turun. Tapi termometer Fahrenheit mirip jam tanpa angka. Lalu ia berpikir untuk memasang angka-angka pada alatnya.
Maka Fahrenheit merancang seperangkat angka untuk dituliskan pada tabung kacanya. Namun susunannya harus sedemikian rupa agar air raksa akan naik ke angka yang sama pada semua termometer ketika berada pada tempat yang sama. Nah, di sinilah Fahrenheit mulai berulah.
Pertama, ia berpendapat, karena sebuah lingkaran penuh punya 360 tahap yg disebut derajat, alangkah baiknya jika termometer punya 360 tahap juga (sekalian meyebutnya derajat) untuk rentang antara tempat air beku dan tempat air mendidih. Akan tetapi 360 akan menyebabkan tiap derajat terlalu kecil, maka sebagai ganti ia memilih 180.
Kini mantaplah satu derajatnya, yaitu tepat 1/180 jarak pada tabung antara tanda air membeku dan air mendidih. Namun, ia masih bingung soal angka yang akan dipakai. Nol dan 180, 180 dan 360, atau 32 dan 21, (bukankah 212-32=180?)
Maka ia memasukkan termometernya ke dalam sebuah campuran paling dingin yang dapat dibuatnya: es+amonium klorida. Disebutnya temperatur itu "nol". Lucunya, ia begitu yakin bahwa orang lain tidak akan mampu membuat campuran yang lebih dingin dari pada itu. Padahal, 2 abad kemudian, orang dapat membuat tempat 460 derajat di bawah tempat nol-nya
Sesudah itu ia memasukkan termometernya ke dalam campuran es+air. Ternyata tempatnya 32 derajat lebih tinggi dari pada tempat nol tadi. Maka, itu sebabnya titik beku air menjadi 32 derajat Fahrenheit. Akhirnya tempat air mendidih harus 32+180=212. jarang digunakan kecuali di industri permen dan keju.
3. Skala Celsius
Skala Celsius adalah suatu skala suhu yang didesain supaya titik beku air berada pada 0 derajat dan titik didih pada 100 derajat di tekanan atmosferik standar. Skala ini mendapat namanya dari ahli astronomi Anders Celsius (1701–1744), yang pertama kali mengusulkannya pada tahun 1742.
Karena ada seratus tahapan antara kedua titik referensi ini, istilah asli untuk sistem ini adalah centigrade (100 bagian) ataucentesimal. Pada 1948 nama sistem ini diganti secara resmi menjadi Celsius oleh Konferensi Umum tentang Berat dan Ukuranke-9 (CR 64), sebagai bentuk penghargaan bagi Celsius dan untuk mencegah kerancuan yang timbul akibat konflik penggunaan awalan centi- (di Indonesia senti-) seperti yang digunakan satuan ukur SI. Meski angka-angka untuk saat beku dan mendidih untuk air tetap lumayan tepat, definisi aslinya tidak cocok digunakan sebagai standar formal: ia bergantung pada definisi tekanan atmosferik standar yang sendiri bergantung kepada definisi suhu. Definisi resmi Celsius saat ini menyatakan bahwa 0,01 °C berada pada triple point air dan satu derajat adalah 1/273,16 dari perbedaan suhu antara triple point air dan nol absolut. Definisi ini memastikan bahwa satu derajat Celsius mempresentasikan perbedaan suhu yang sama dengan satu kelvin.
Anders Celsius awalnya mengusulkan titik beku berada pada 100 derajat dan titik didih pada 0 derajat. Ini dibalik pada tahun 1747, disebabkan hasutan dari Linnaeus, atau mungkin Daniel Ekström, pembuat kebanyakan termometer yang digunakan oleh Celsius.
Suhu sebesar −40 derajat mempunyai nilai yang sama untuk Celsius dan Fahrenheit. Selain itu, sebuah cara untuk mengkonversi Celsius ke Fahrenheit adalah dengan menambah 40, dikalikan dengan 1,8, dan kemudian dikurangi 40. Sebaliknya, untuk mengkonversi dari Fahrenheit ke Celsius kita menambah 40, kemudian dibagikan 1,8 dan akhirnya dikurangi 40.
Skala Celsius digunakani hampir seluruh dunia untuk keperluan sehari-hari, meski di media massa ia masih sering dikenal sebagaicentigrade hingga akhir 1980-an atau awal 1990-an, terutama oleh peramal cuaca di saluran televisi di Eropa misalnya BBC, ITV danRTÉ. Di Amerika Serikat dan Jamaika, Fahrenheit tetap menjadi skala pilihan utama untuk pengukuran suhu sehari-hari, meski Celsius dan kelvin digunakan untuk aplikasi sain.
4. Skala Kelvin
Lord Kelvin (1842 - 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C