Tuliskan contoh deskripsi Masa transisi dari SD ke SMP!
Rafly2342
1.Perkembangan dalam Sikap Kognitif Perkembangan Kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi, sedangkan menurut Peaget (dalam Sanrock 1995:308),perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, dan tidak pernah diam ditempat. Secara kognitif, pemikiran anak SD sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung). Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal, sedangkan pada usia SD daya pikir anak sudah berkembang kearah berpikir konkret dan rasional. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah dalam hal ini guru, seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat tentang materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru. Pada saat duduk di sekolah dasar, dalam perkembangan kognitif menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan, yaitu: 1. Mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri-ciri yang sama. 2. Menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. 3. Memecahkan masalah (probelm solving) yang sederhana. Dalam upaya memahami alam sekitarnya mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena anak mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata denga kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, khusunya dikelas-kelas tinggi, kelas 4, kelas 5, dan kelas 6, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu: 1. Negasi (negation), yaitu pada masa kongkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain. 2. Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan. 3. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda yang ada. Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan tanpa ia sendiri bertindak secara nyata. Bagaimana anak-anak memperluas tata bahasa mereka dengan begitu cepat? Sebenarnya mereka melakukannya dengan pemetaan secara cepat, yang memungkinkan mereka untuk menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali dalam percakapan. Pada basis konteks tersebut, anak-anak tampaknya membentuk hipotesis yang cepat mengenai arti kata dan menyimpannya dalam ingatan. Pada usia 5-7 tahun, kemampuan bicara anak-anak menjadi sangat mirip dengan orang dewasa. Mereka berbicara dalam kalimat yang lebih panjang dan lebih rumit. Mereka menggunakan lebih banyak kata hubung, kata depan, dan artikel. Merekaemnggunakan kalimat kompleks dan susunan, dan dapat menangani semua bagian pembicaraan. Masih lagi, saat anak-anak pada usia ini berbicara secara lancar, dapat dimengerti dan benar menurut tata bahasa, mereka harus menguasai beberapa poin bahasa. Ada dua proses yang memungkinkan perubahan ini,yaitu Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang menggabungkan informasi dari lingkungan kedalam skemata yang ada. Sebaliknya, Akomodasi adalah proses kognitif yang mengubah skemata yang ada atau membuat skemata yang baru untuk menyesuaikan dengan lingkungan. Melalui Asimilasi, ana-anak menambahkan informasi baru ke dalam gambaran mereka tentang dunia, dan melalui Akomodasi, mereka mengubah gambaran mereka tentang dunia berdasarkan informasi baru..
2 votes Thanks 1
rifky248
1.Perkembangan dalam Sikap Kognitif Perkembangan Kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi, sedangkan menurut Peaget (dalam Sanrock 1995:308),perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, dan tidak pernah diam ditempat. Secara kognitif, pemikiran anak SD sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung). Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal, sedangkan pada usia SD daya pikir anak sudah berkembang kearah berpikir konkret dan rasional. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah dalam hal ini guru, seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat tentang materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru. Pada saat duduk di sekolah dasar, dalam perkembangan kognitif menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan, yaitu: 1. Mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri-ciri yang sama. 2. Menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. 3. Memecahkan masalah (probelm solving) yang sederhana. Dalam upaya memahami alam sekitarnya mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena anak mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata denga kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, khusunya dikelas-kelas tinggi, kelas 4, kelas 5, dan kelas 6, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu: 1. Negasi (negation), yaitu pada masa kongkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain. 2. Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan. 3. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda yang ada. Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan tanpa ia sendiri bertindak secara nyata. Bagaimana anak-anak memperluas tata bahasa mereka dengan begitu cepat? Sebenarnya mereka melakukannya dengan pemetaan secara cepat, yang memungkinkan mereka untuk menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali dalam percakapan. Pada basis konteks tersebut, anak-anak tampaknya membentuk hipotesis yang cepat mengenai arti kata dan menyimpannya dalam ingatan. Pada usia 5-7 tahun, kemampuan bicara anak-anak menjadi sangat mirip dengan orang dewasa. Mereka berbicara dalam kalimat yang lebih panjang dan lebih rumit. Mereka menggunakan lebih banyak kata hubung, kata depan, dan artikel. Merekaemnggunakan kalimat kompleks dan susunan, dan dapat menangani semua bagian pembicaraan. Masih lagi, saat anak-anak pada usia ini berbicara secara lancar, dapat dimengerti dan benar menurut tata bahasa, mereka harus menguasai beberapa poin bahasa. Ada dua proses yang memungkinkan perubahan ini,yaitu Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang menggabungkan informasi dari lingkungan kedalam skemata yang ada. Sebaliknya, Akomodasi adalah proses kognitif yang mengubah skemata yang ada atau membuat skemata yang baru untuk menyesuaikan dengan lingkungan