Berikut adalah tiga contoh lain dari mobilitas vertikal dan horizontal:
Mobilitas Vertikal
1. Kenaikan pangkat dalam karier: Seorang karyawan yang awalnya bekerja sebagai staf mungkin memiliki kesempatan untuk naik pangkat menjadi manajer, kepala departemen, atau eksekutif tingkat atas. Ini dikategorikan sebagai mobilitas vertikal karena melibatkan pergeseran dari posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi.
2. Peningkatan pendidikan: Seseorang yang memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi, misalnya dengan mendapatkan gelar sarjana atau gelar pascasarjana, mengalami mobilitas vertikal. Melalui peningkatan pendidikan mereka dapat mengakses pekerjaan yang lebih tinggi tingkatannya atau memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk naik ke posisi yang lebih tinggi dalam karier mereka.
3. Perubahan sosial-ekonomi: Mobilitas vertikal juga dapat terjadi dalam hal perubahan status sosial-ekonomi seseorang. Misalnya, jika seseorang yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah berhasil meningkatkan pendapatannya, memperbaiki kondisi hidupnya, atau berpindah ke kelas sosial yang lebih tinggi, itu dapat dianggap sebagai mobilitas vertikal.
Mobilitas Horizontal
1. Pindah ke industri yang berbeda: Saat seseorang memutuskan untuk beralih ke industri yang berbeda atau bidang pekerjaan yang berbeda, itu dapat dikategorikan sebagai mobilitas horizontal. Misalnya, seorang akuntan yang memutuskan untuk memulai karier di bidang pemasaran atau seorang guru yang memilih untuk berkarier sebagai penulis lepas.
2. Rotasi jabatan: Mobilitas horizontal juga dapat terjadi melalui rotasi jabatan dalam suatu organisasi. Seorang karyawan yang dipindahkan dari satu departemen ke departemen lain atau yang dipindahkan dari proyek satu ke proyek lain mengalami mobilitas horizontal karena mereka tidak mengalami perubahan hierarki tetapi mengubah tanggung jawab dan fokus pekerjaan mereka.
3. Pertukaran pekerjaan: Pertukaran pekerjaan atau job swapping juga dapat dianggap sebagai mobilitas horizontal. Ketika dua individu yang berbeda pekerjaannya memutuskan untuk bertukar tempat kerja dan posisi mereka untuk jangka waktu tertentu, ini memberikan mereka kesempatan untuk mengalami mobilitas horizontal dan mendapatkan pengalaman di bidang yang berbeda.
Perubahan dalam mobilitas ini memungkinkan individu untuk mengembangkan keterampilan baru, mendapatkan wawasan yang lebih luas, dan menciptakan peluang baru dalam karier dan kehidupan mereka secara keseluruhan.
Berikut adalah tiga contoh lain dari mobilitas vertikal dan horizontal:
Mobilitas Vertikal
1. Kenaikan pangkat dalam karier: Seorang karyawan yang awalnya bekerja sebagai staf mungkin memiliki kesempatan untuk naik pangkat menjadi manajer, kepala departemen, atau eksekutif tingkat atas. Ini dikategorikan sebagai mobilitas vertikal karena melibatkan pergeseran dari posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi.
2. Peningkatan pendidikan: Seseorang yang memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi, misalnya dengan mendapatkan gelar sarjana atau gelar pascasarjana, mengalami mobilitas vertikal. Melalui peningkatan pendidikan mereka dapat mengakses pekerjaan yang lebih tinggi tingkatannya atau memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk naik ke posisi yang lebih tinggi dalam karier mereka.
3. Perubahan sosial-ekonomi: Mobilitas vertikal juga dapat terjadi dalam hal perubahan status sosial-ekonomi seseorang. Misalnya, jika seseorang yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah berhasil meningkatkan pendapatannya, memperbaiki kondisi hidupnya, atau berpindah ke kelas sosial yang lebih tinggi, itu dapat dianggap sebagai mobilitas vertikal.
Mobilitas Horizontal
1. Pindah ke industri yang berbeda: Saat seseorang memutuskan untuk beralih ke industri yang berbeda atau bidang pekerjaan yang berbeda, itu dapat dikategorikan sebagai mobilitas horizontal. Misalnya, seorang akuntan yang memutuskan untuk memulai karier di bidang pemasaran atau seorang guru yang memilih untuk berkarier sebagai penulis lepas.
2. Rotasi jabatan: Mobilitas horizontal juga dapat terjadi melalui rotasi jabatan dalam suatu organisasi. Seorang karyawan yang dipindahkan dari satu departemen ke departemen lain atau yang dipindahkan dari proyek satu ke proyek lain mengalami mobilitas horizontal karena mereka tidak mengalami perubahan hierarki tetapi mengubah tanggung jawab dan fokus pekerjaan mereka.
3. Pertukaran pekerjaan: Pertukaran pekerjaan atau job swapping juga dapat dianggap sebagai mobilitas horizontal. Ketika dua individu yang berbeda pekerjaannya memutuskan untuk bertukar tempat kerja dan posisi mereka untuk jangka waktu tertentu, ini memberikan mereka kesempatan untuk mengalami mobilitas horizontal dan mendapatkan pengalaman di bidang yang berbeda.
Perubahan dalam mobilitas ini memungkinkan individu untuk mengembangkan keterampilan baru, mendapatkan wawasan yang lebih luas, dan menciptakan peluang baru dalam karier dan kehidupan mereka secara keseluruhan.