egapandega121. “Buta” menjadi “Tunanetra”Kata “buta” dalam KBBI diartikan sebagai ketidakmampuan panca indera mata untuk melihat. Kata ini dianggap kurang sopan bila diucapkan atau ditujukan kepada seseorang. Contoh dalam kalimat :Meskipun kini telah menjadi buta, Andi tetap bersikeras menyelesaikan pendidikannya di Universitas A.Penggunaan kata “buta” terdengar sedikit lebih kasar atau kurang sopan. Namun, setelah mengalami ameliorasi, kata “buta” diubah menjadi “tunanetra”. Kata ini memberikan kesan lebih sopan dibandingkan dengan kata sebelumnya. Perubahan kalimat menggunakan ameliorasi menjadi:Meskipun kini telah menjadi tunanetra, Andi tetap bersikeras menyelesaikan pendidikannya di Universitas A.2. “Bui” menjadi “Lembaga Pemasyarakatan”Kata “bui” dalam KBBI diartikan sebagai penjara. Kata ini memiliki kesan negatif jika diucapkan. Setelah mengalami ameliorasi, kata “bui” diubah menjadi “lembaga pemasyarakatan”. Kata ini memiliki kesan yang lebih halus, yaitu tempat pembinaan bagi para tahanan. Jika diterapkan dalam kalimat, contohnya sebagai berikut :Setelah keluar dari bui, emosinya tidak lagi meledak-ledak seperti dulu.Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, emosinya tidak lagi meledak-ledak seperti dulu.3. “Gelandangan” menjadi “Tunawisma”Kata “gelandangan” biasa ditujukan bagi seseorang yang memiliki masalah kesejahteraan sosial khususnya dalam hal memiliki tempat tinggal. Setelah mengalami ameliorasi, kata “gelandangan” diubah menjadi “tunawisma”. Kata ini memiliki kesan yang lebih halus dibandingkan dengan gelandangan. Contohnya dalam kalimat:Sejak penggusuran itu, banyak gelandangan yang tidur di trotoar jalan dan bantaran sungai.Sejak penggusuran itu, banyak tunawisma yang tidur di trotoar jalan dan bantaran sungai.4. “Bini” menjadi “Isteri”Kata “bini” diartikan sebagai perempuan yang dinikahi. Setelah mengalami ameliorasi, kata “bini” diubah menjadi “isteri” yang memiliki makna yang sama namun terkesan lebih sopan. Contohnya dalam kalimat:Bini si Kardun ingin mengikuti pelatihan di Kota Jakarta.Isteri si Kardun ingin mengikuti pelatihan di Kota Jakarta.5. “Beranak” menjadi “Melahirkan”Kata “beranak” memiliki kesan yang kurang sopan jika ditujukan bagi wanita. Setelah mengalami ameliorasi, kata “beranak” diubah menjadi “melahirkan”. Contoh dalam kalimat:Astri baru saja beranak seorang putri yang cantik dan sehat.Astri baru saja melahirkan seorang putri yang cantik dan sehat. 2. “Pramuniaga” menjadi “pelayan toko”Kata “pramuniaga” memiliki makna karyawan dalam bidang industri dagang yang bertugas melayani pembeli/konsumen. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “pelayan toko”. Contohnya dalam kalimat:Swalayan ini sekarang telah memiliki lebih dari 50 orang pramuniaga.Swalayan ini sekarang telah memiliki lebih dari 50 orang pelayan toko.3. “Menikah” menjadi “Kawin”Kata “menikah” memiliki makna melakukan ikatan yang sesuai ajaran agama dan hukum. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “kawin”, yang memiliki arti hubungan persetubuhan antara lawan jenis. Kata ini memiliki makna yang lebih rendah dibandingkan dengan “menikah”. Contoh dalam kalimat:Asih dan Andi berencana menikah tahun depan.Asih dan Andi berencana kawin tahun depan.4. “Talak” menjadi “cerai”Kata “talak” memiliki arti lepasnya ikatan pernikahan antara suami dan isteri. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “cerai”, yang memiliki kesan lebih buruk. Contoh dalam kalimat:Baru sebulan berumah tangga, Kadir sudah menalak isterinya.Baru sebulan berumah tangga, Kadir sudah menceraikan isterinya.5. “Meninggal” menjadi “Mati”Kata “meninggal” memiliki makna yang sama dengan makna peyorasinya, “mati”. Namun kata “mati” lebih terkesan tidak sopan dibandingkan kata “meninggal” jika dipakai untuk manusia. Contoh dalam kalimat:Dia baru ditemukan meninggal setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari kamarnya.Dia baru ditemukan mati setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari kamarnya.
2. “Pramuniaga” menjadi “pelayan toko”Kata “pramuniaga” memiliki makna karyawan dalam bidang industri dagang yang bertugas melayani pembeli/konsumen. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “pelayan toko”. Contohnya dalam kalimat:Swalayan ini sekarang telah memiliki lebih dari 50 orang pramuniaga.Swalayan ini sekarang telah memiliki lebih dari 50 orang pelayan toko.3. “Menikah” menjadi “Kawin”Kata “menikah” memiliki makna melakukan ikatan yang sesuai ajaran agama dan hukum. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “kawin”, yang memiliki arti hubungan persetubuhan antara lawan jenis. Kata ini memiliki makna yang lebih rendah dibandingkan dengan “menikah”. Contoh dalam kalimat:Asih dan Andi berencana menikah tahun depan.Asih dan Andi berencana kawin tahun depan.4. “Talak” menjadi “cerai”Kata “talak” memiliki arti lepasnya ikatan pernikahan antara suami dan isteri. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “cerai”, yang memiliki kesan lebih buruk. Contoh dalam kalimat:Baru sebulan berumah tangga, Kadir sudah menalak isterinya.Baru sebulan berumah tangga, Kadir sudah menceraikan isterinya.5. “Meninggal” menjadi “Mati”Kata “meninggal” memiliki makna yang sama dengan makna peyorasinya, “mati”. Namun kata “mati” lebih terkesan tidak sopan dibandingkan kata “meninggal” jika dipakai untuk manusia. Contoh dalam kalimat:Dia baru ditemukan meninggal setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari kamarnya.Dia baru ditemukan mati setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari kamarnya.