a. Huruf 'dha' (ض) pada kata "fadlu" dibaca dengan melafazhkan (dihurufkan) dengan jelas.
b. Huruf 'ba' (ب) pada kata "ba'ṣyir" dibaca dengan suara melekat karena bertemu dengan huruf 'shin' (syin).
c. Huruf 'lam' (ل) pada kata "li-kulli" dibaca dengan suara melekat karena bertemu dengan huruf 'qaf'.
d. Huruf 'qaf' (ق) pada kata "qulli" dibaca dengan cara melarang (harakat fathah) untuk hukumnya iktida'.
Hukum tajwid:
a. Huruf 'ba' (ب) pada kata "ba'ṣyir" harus dibaca dengan hukum mad jaiz muntasil, yaitu panjang enam harakat, karena bertemu dengan huruf mad (dalam hal ini huruf 'ya' atau ya' mad).
ayat 133 surat Ali Imran:
وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُ ۚ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَ
Hukum bacaan:
a. Huruf 'dha' (ض) pada kata "fadlu" dibaca dengan melafazhkan (dihurufkan) dengan jelas.
b. Huruf 'ba' (ب) pada kata "ba'ṣyir" dibaca dengan suara melekat karena bertemu dengan huruf 'shin' (syin).
c. Huruf 'lam' (ل) pada kata "li-kulli" dibaca dengan suara melekat karena bertemu dengan huruf 'qaf'.
d. Huruf 'qaf' (ق) pada kata "qulli" dibaca dengan cara melarang (harakat fathah) untuk hukumnya iktida'.
Hukum tajwid:
a. Huruf 'ba' (ب) pada kata "ba'ṣyir" harus dibaca dengan hukum mad jaiz muntasil, yaitu panjang enam harakat, karena bertemu dengan huruf mad (dalam hal ini huruf 'ya' atau ya' mad).