Tolong dijawab. ada berapa jenis cara berpikir dan penjelasannya.
dianfitrin
1. Berpikir Deduktif Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata dedukdi berasal dari kata Latin deducere ( de berarti “dari”, dan kata ducere berarti “mengantar”, memimpin”). Dengan demikian, kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti “mengantar dari suatu hal ke hal lain”. Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan (Keraf, 1994:57).
2. Berpikir induktif (induktive thingking ) ialaha menarik suatu kesimpulanumum dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi, jelas pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan.
3. Berpikir evaluatif ialah kritis, menilai baik - buruknya, tepatnya atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatis, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria tertentu (Rakhmat.1994).
1 votes Thanks 1
SeftiawatiPertama, berpikir secara dangkal (fikrul daqiqun). Orang yang berpikir secara dangkal cenderung melihat sesuatu hanya pada permukaannya saja serta mengambil keputusan terhadap suatu perkara tanpa pemahaman secara menyeluruh. Misalnya seseorang yang langsung membeli sebuah lemari yang terlihat bagus dan menarik seleranya tanpa melihat jenis kayu serta tingkat keawetannya. Kedua, berpikir secara mendalam (fikrul amiqah). Orang yang berpikir secara mendalam adalah kebalikan dari orang yang berpikir secara dangkal. Ia berusaha untuk memahami suatu perkara terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dengan cara menguji fakta secara mendetail yang berkaitan dengan perkara yang ingin dipecahkan. Itu berarti ia adalah seseorang yg ingin membeli lemari namun tidak hanya melihat tampilan luarnya yang bagus. Ia juga memperhatikan jenis kayu, pernis dan konstruksinya. Ketiga, berpikir secara cemerlang (fikrul mustanir). Pemikiran cemerlang tidak hanya memahami fakta, namun juga semua hal yang berkaitan dengan fakta. Dalam hal ini, seseorang yang ingin membeli lemari tidak hanya mencermati keindahan dan kualitasnya, namun ia mempertimbangkan kegunaan lemari tersebut baginya, ukuran ruangan yang akan ditempati juga kondisi keuangannya saat itu.
Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata dedukdi berasal dari
kata Latin deducere ( de berarti “dari”, dan kata ducere berarti
“mengantar”, memimpin”). Dengan demikian, kata deduksi
yang diturunkan dari kata itu berarti “mengantar dari suatu
hal ke hal lain”. Sebagai suatu istilah dalam penalaran,
deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang
bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi
baru yang berbentuk suatu kesimpulan (Keraf, 1994:57).
2. Berpikir induktif (induktive thingking ) ialaha menarik suatu
kesimpulanumum dari berbagai kejadian (data) yang ada di
sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya
adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi,
jelas pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada
ilmu pengetahuan.
3. Berpikir evaluatif ialah kritis, menilai baik - buruknya,
tepatnya atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir
evaluatis, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.
Kita menilainya menurut kriteria tertentu (Rakhmat.1994).
Kedua, berpikir secara mendalam (fikrul amiqah). Orang yang berpikir secara mendalam adalah kebalikan dari orang yang berpikir secara dangkal. Ia berusaha untuk memahami suatu perkara terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dengan cara menguji fakta secara mendetail yang berkaitan dengan perkara yang ingin dipecahkan. Itu berarti ia adalah seseorang yg ingin membeli lemari namun tidak hanya melihat tampilan luarnya yang bagus. Ia juga memperhatikan jenis kayu, pernis dan konstruksinya.
Ketiga, berpikir secara cemerlang (fikrul mustanir). Pemikiran cemerlang tidak hanya memahami fakta, namun juga semua hal yang berkaitan dengan fakta. Dalam hal ini, seseorang yang ingin membeli lemari tidak hanya mencermati keindahan dan kualitasnya, namun ia mempertimbangkan kegunaan lemari tersebut baginya, ukuran ruangan yang akan ditempati juga kondisi keuangannya saat itu.