14. Dalam Perjanjian Lama, Allah memerintahkan korban persembahan berupa hewan sebagai pengampunan dosa. Prophet Taurat mengatur jenis-jenis korban persembahan, seperti korban bakaran, korban keselamatan, dan korban penghapus dosa. Tindakan ini dilakukan dengan melepaskan darah hewan sebagai simbol penebusan dan pengampunan.
Namun, dalam Perjanjian Baru, pengorbanan Yesus di kayu salib menjadi titik puncak dan pemenuhan dari korban persembahan di Perjanjian Lama. Yesus sebagai Anak Allah yang suci, tanpa dosa, mengorbankan hidup-Nya untuk menebus dosa manusia sepanjang masa. Pengorbanan-Nya adalah pengorbanan yang sempurna dan penuh kasih, yang menawarkan pengampunan dosa dan hubungan yang direstorasi antara manusia dan Allah.
Perbedaan utama antara korban persembahan di Perjanjian Lama dan baru adalah bahwa korban hewan di Perjanjian Lama adalah sementara dan simbolis, sedangkan pengorbanan Yesus adalah permanen dan substansial. Pengorbanan Yesus menghapus dosa manusia dengan sepenuhnya, bukan hanya menutupi atau menunda hukuman dosa. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus memberikan jalan bagi manusia untuk mendapatkan pengampunan dan keselamatan yang abadi.
15. Pengorbanan Yesus di kayu salib melibatkan penderitaan fisik dan penderitaan rohani yang luar biasa. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus menderita hukuman dan kematian yang seharusnya menjadi konsekuensi bagi manusia karena dosa.
Hukuman yang dimerdekakan Yesus meliputi pembayaran hutang dosa manusia dan pemulihan hubungan manusia dengan Allah. Yesus mengambil atas diri-Nya hukuman yang seharusnya kita terima, sehingga kita bisa dimerdekakan dari beban dosa dan dibebaskan dari konsekuensi abadi dosa yaitu hukuman mati rohani di neraka. Pengorbanan-Nya adalah pengorbanan yang sempurna dan cukup untuk memperoleh pengampunan dosa dan kehidupan kekal di sisi Allah.
Secara keseluruhan, pengorbanan Yesus di kayu salib menghasilkan pemenuhan dari tuntutan keadilan Allah terhadap dosa manusia. Melalui pengorbanan-Nya, kita memiliki kesempatan untuk menerima pengampunan, kehidupan kekal, dan bersekutu dengan Allah. Itu adalah tindakan kasih yang tak terbandingkan dan karunia yang luar biasa bagi umat manusia.
14. Dalam Perjanjian Lama, Allah memerintahkan korban persembahan berupa hewan sebagai pengampunan dosa. Prophet Taurat mengatur jenis-jenis korban persembahan, seperti korban bakaran, korban keselamatan, dan korban penghapus dosa. Tindakan ini dilakukan dengan melepaskan darah hewan sebagai simbol penebusan dan pengampunan.
Namun, dalam Perjanjian Baru, pengorbanan Yesus di kayu salib menjadi titik puncak dan pemenuhan dari korban persembahan di Perjanjian Lama. Yesus sebagai Anak Allah yang suci, tanpa dosa, mengorbankan hidup-Nya untuk menebus dosa manusia sepanjang masa. Pengorbanan-Nya adalah pengorbanan yang sempurna dan penuh kasih, yang menawarkan pengampunan dosa dan hubungan yang direstorasi antara manusia dan Allah.
Perbedaan utama antara korban persembahan di Perjanjian Lama dan baru adalah bahwa korban hewan di Perjanjian Lama adalah sementara dan simbolis, sedangkan pengorbanan Yesus adalah permanen dan substansial. Pengorbanan Yesus menghapus dosa manusia dengan sepenuhnya, bukan hanya menutupi atau menunda hukuman dosa. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus memberikan jalan bagi manusia untuk mendapatkan pengampunan dan keselamatan yang abadi.
15. Pengorbanan Yesus di kayu salib melibatkan penderitaan fisik dan penderitaan rohani yang luar biasa. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus menderita hukuman dan kematian yang seharusnya menjadi konsekuensi bagi manusia karena dosa.
Hukuman yang dimerdekakan Yesus meliputi pembayaran hutang dosa manusia dan pemulihan hubungan manusia dengan Allah. Yesus mengambil atas diri-Nya hukuman yang seharusnya kita terima, sehingga kita bisa dimerdekakan dari beban dosa dan dibebaskan dari konsekuensi abadi dosa yaitu hukuman mati rohani di neraka. Pengorbanan-Nya adalah pengorbanan yang sempurna dan cukup untuk memperoleh pengampunan dosa dan kehidupan kekal di sisi Allah.
Secara keseluruhan, pengorbanan Yesus di kayu salib menghasilkan pemenuhan dari tuntutan keadilan Allah terhadap dosa manusia. Melalui pengorbanan-Nya, kita memiliki kesempatan untuk menerima pengampunan, kehidupan kekal, dan bersekutu dengan Allah. Itu adalah tindakan kasih yang tak terbandingkan dan karunia yang luar biasa bagi umat manusia.