Tolong buatin naskah drama 4 orang , judulnya bebas asal jngn tentang percintaan iyah .. Please ..
ilhamprayoga12
Ani: Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak manggil aku lagi?!
Nani: Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Ani: Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani: Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu padat acara.
Ani: Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang biasanya lewat didepan rumah Ani.
Jordi: Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Dendi: Ide apaan tu?
Jordi: Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian?
Dendi: Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Ani: Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen ngejahilin orang terus!
Jordi: Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani: Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Ani: Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Jordi: Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha menyadarkan Jordi.
Dendi: Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?
Ani: Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati ini malah rasa hiba.
Jordi: Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Ani: Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk membantu ayahnya dagangan di pasar.
0 votes Thanks 2
BungaAdjengAyu
Okay! Tapi tokohnya kamu namain sendiri, oke? Ketika A masuk kelasnya, ia bertanya pada B dan C yang kebetulan berada di kelas. A, B, C, dan D adalah sahabat. Namun sayangnya, D belum masuk sekolah. A pun mulai bertanya pada B dan C..., A : Bagaimana, Pe-er Bahasa Indonesiamu sudah selesai, belum? B : Oya! Aku lupa! Bagaimana, nih? Aku juga belum mengerjakan Pe-er itu! C : Bagaimana kalau kita kerja kelompok saja di sekolah? Kita akan selesaikan Pe-er kita! B : Tapi, bukannya kita ini tidak pandai dalam bidang Bahasa Indonesia? A : Aku setuju sama kamu, C! Sudahlah, yang penting Pe-er kita selesai! Mau tidak, timbang dimarahin sama Bu... (nama tentukan, gak pake nama juga gak masalah)! B : Ya sudah, aku setuju saja, deh..., A : Nah, begitu baru sahabat yang baik.., sudah, sudah! Yuk, kita kerjakan!
Beberapa menit berselang..., B : (Sambil bergumam dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal) Aduh, kok, sulit sekali, ya? A : (A mendukung kata-kata B) Iya, bingung! C : Ih! Kok, malah bergumam, sih! Kita harus selesaikan Pe-er kita! Kalau tidak, kita bisa dimarahi Bu...! D : (Baru memasuki kelas dan menyapa sahabat-sahabatnya) Hai, kalian sedang melakukan apa? B : Kami sedang mengerjakan Pe-er Bahasa Indonesia semalam, karena kami lupa mengerjakannya. Jadi, kami mengerjakannya secara berkelompok di sekolah, supaya tidak dimarahi Bu...! Tapi, kami malah kebingungan menjawab soal-soal ini! A dan C : (Mendukung ucapan B) Betul itu! Kamu kan, cerdas, bantu kami, dong! D : Eh, bukankah kita tidak boleh mengerjakan Pe-er di sekolah? Kita harus bertanggung jawab, kalau kita dimarahi, ya harus begitu, karena itu salah kita. Juga, kalau kita mau kerja kelompok..., maaf ya, harusnya ada salah seorang yang mampu membimbing kita dalam bidang tersebut, soalnya, kalau semua anggotanya tidak bisa, mana mungkin kita bisa kerja kelompok? A, B, dan C : Oh iya, ya! Terima kasih ya, D, kamu memang sahabat yang paling cerdas, bijak, dan paling baik untuk kami. (Keempatnya berpelukan)
Smoga membantu dan maaf klo slh, smoga nilaimu bagus dan gurumu bangga dgn hasil kerjamu :) Salam perkenalan..., Bunga
Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak manggil aku lagi?!
Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya kamu padat acara.
Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang biasanya lewat didepan rumah Ani.
Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Dendi:
Ide apaan tu?
Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak kalian?
Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya pengen ngejahilin orang terus!
Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun berusaha menyadarkan Jordi.
Dendi:
Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah dia apa?
Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati ini malah rasa hiba.
Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk membantu ayahnya dagangan di pasar.
Ketika A masuk kelasnya, ia bertanya pada B dan C yang kebetulan berada di kelas. A, B, C, dan D adalah sahabat. Namun sayangnya, D belum masuk sekolah. A pun mulai bertanya pada B dan C...,
A : Bagaimana, Pe-er Bahasa Indonesiamu sudah selesai, belum?
B : Oya! Aku lupa! Bagaimana, nih? Aku juga belum mengerjakan Pe-er itu!
C : Bagaimana kalau kita kerja kelompok saja di sekolah? Kita akan selesaikan Pe-er kita!
B : Tapi, bukannya kita ini tidak pandai dalam bidang Bahasa Indonesia?
A : Aku setuju sama kamu, C! Sudahlah, yang penting Pe-er kita selesai! Mau tidak, timbang dimarahin sama Bu... (nama tentukan, gak pake nama juga gak masalah)!
B : Ya sudah, aku setuju saja, deh...,
A : Nah, begitu baru sahabat yang baik.., sudah, sudah! Yuk, kita kerjakan!
Beberapa menit berselang...,
B : (Sambil bergumam dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal) Aduh, kok, sulit sekali, ya?
A : (A mendukung kata-kata B) Iya, bingung!
C : Ih! Kok, malah bergumam, sih! Kita harus selesaikan Pe-er kita! Kalau tidak, kita bisa dimarahi Bu...!
D : (Baru memasuki kelas dan menyapa sahabat-sahabatnya) Hai, kalian sedang melakukan apa?
B : Kami sedang mengerjakan Pe-er Bahasa Indonesia semalam, karena kami lupa mengerjakannya. Jadi, kami mengerjakannya secara berkelompok di sekolah, supaya tidak dimarahi Bu...! Tapi, kami malah kebingungan menjawab soal-soal ini!
A dan C : (Mendukung ucapan B) Betul itu! Kamu kan, cerdas, bantu kami, dong!
D : Eh, bukankah kita tidak boleh mengerjakan Pe-er di sekolah? Kita harus bertanggung jawab, kalau kita dimarahi, ya harus begitu, karena itu salah kita. Juga, kalau kita mau kerja kelompok..., maaf ya, harusnya ada salah seorang yang mampu membimbing kita dalam bidang tersebut, soalnya, kalau semua anggotanya tidak bisa, mana mungkin kita bisa kerja kelompok?
A, B, dan C : Oh iya, ya! Terima kasih ya, D, kamu memang sahabat yang paling cerdas, bijak, dan paling baik untuk kami. (Keempatnya berpelukan)
Smoga membantu dan maaf klo slh, smoga nilaimu bagus dan gurumu bangga dgn hasil kerjamu :)
Salam perkenalan...,
Bunga