Dalam persilangan biji bulat warna hijau (BBHH) dengan biji lonjong warna merah (bbhh), kita dapat menggunakan hukum Mendel untuk memprediksi hasil persilangan generasi kedua (F2) dan rasio fenotip yang mungkin terjadi.
Pada generasi pertama (F1), kita tahu bahwa bentuk bulat dan warna hijau adalah sifat dominan. Oleh karena itu, semua biji dalam F1 akan memiliki bentuk bulat dan warna hijau. Namun, secara genotip, mereka adalah heterozigot dengan genotipe BbHh.
Ketika kita melakukan persilangan antara individu F1 (BbHh x BbHh) untuk menghasilkan generasi kedua (F2), kita harus mempertimbangkan semua kemungkinan kombinasi genotipe yang mungkin terjadi.
Ada empat kemungkinan kombinasi genotipe yang mungkin terjadi pada F2:
1. BBHH (bentuk bulat dan warna hijau)
2. BbHH (bentuk bulat dan warna hijau)
3. BBHh (bentuk bulat dan warna hijau)
4. BbHh (bentuk bulat dan warna hijau)
Selain itu, ada kemungkinan genotipe yang menghasilkan biji bulat dan warna merah:
1. BBhh (bentuk bulat dan warna merah)
2. Bbhh (bentuk bulat dan warna merah)
Kemudian, ada kemungkinan genotipe yang menghasilkan biji lonjong dan warna hijau:
1. bbHH (bentuk lonjong dan warna hijau)
2. bbHh (bentuk lonjong dan warna hijau)
Terakhir, ada kemungkinan genotipe yang menghasilkan biji lonjong dan warna merah:
1. bbhh (bentuk lonjong dan warna merah)
Jadi, rasio fenotip yang mungkin terjadi pada F2 adalah 9:3:3:1. Ini berarti bahwa dari total biji yang dihasilkan, sekitar 9/16 akan memiliki bentuk bulat dan warna hijau, 3/16 akan memiliki bentuk bulat dan warna merah, 3/16 akan memiliki bentuk lonjong dan warna hijau, dan 1/16 akan memiliki bentuk lonjong dan warna merah.
Jawaban:
Dalam persilangan biji bulat warna hijau (BBHH) dengan biji lonjong warna merah (bbhh), kita dapat menggunakan hukum Mendel untuk memprediksi hasil persilangan generasi kedua (F2) dan rasio fenotip yang mungkin terjadi.
Pada generasi pertama (F1), kita tahu bahwa bentuk bulat dan warna hijau adalah sifat dominan. Oleh karena itu, semua biji dalam F1 akan memiliki bentuk bulat dan warna hijau. Namun, secara genotip, mereka adalah heterozigot dengan genotipe BbHh.
Ketika kita melakukan persilangan antara individu F1 (BbHh x BbHh) untuk menghasilkan generasi kedua (F2), kita harus mempertimbangkan semua kemungkinan kombinasi genotipe yang mungkin terjadi.
Ada empat kemungkinan kombinasi genotipe yang mungkin terjadi pada F2:
1. BBHH (bentuk bulat dan warna hijau)
2. BbHH (bentuk bulat dan warna hijau)
3. BBHh (bentuk bulat dan warna hijau)
4. BbHh (bentuk bulat dan warna hijau)
Selain itu, ada kemungkinan genotipe yang menghasilkan biji bulat dan warna merah:
1. BBhh (bentuk bulat dan warna merah)
2. Bbhh (bentuk bulat dan warna merah)
Kemudian, ada kemungkinan genotipe yang menghasilkan biji lonjong dan warna hijau:
1. bbHH (bentuk lonjong dan warna hijau)
2. bbHh (bentuk lonjong dan warna hijau)
Terakhir, ada kemungkinan genotipe yang menghasilkan biji lonjong dan warna merah:
1. bbhh (bentuk lonjong dan warna merah)
Jadi, rasio fenotip yang mungkin terjadi pada F2 adalah 9:3:3:1. Ini berarti bahwa dari total biji yang dihasilkan, sekitar 9/16 akan memiliki bentuk bulat dan warna hijau, 3/16 akan memiliki bentuk bulat dan warna merah, 3/16 akan memiliki bentuk lonjong dan warna hijau, dan 1/16 akan memiliki bentuk lonjong dan warna merah.
Penjelasan:
semoga membantu...