Tolong Artikan ke dalam bahasa Inggris yaa
Merupakan hal yang wajar bila yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menawarkan Islam kepada orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan beliau, keluarga serta sahabat-sahabat karib beliau. Dalam sejarah Islam, mereka dikenal sebagai As Sabiqun Al Awwalun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Di barisan depan adalah istri Nabi, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, disusul mantan budak beliau Zaid bin Harits bin Syarahbil Al Kalbi, sepupu beliau Ali bin Abi Thalib yang ketika itu masih kanak-kanak dan hidup dalam asuhan beliau, serta sahabat karib beliau Abu Bakar As-sidik. Mereka semua memeluk Islam di hari pertama dakwah (Ar Rahiq Al Makhtum, hal. 80-81)
Awal dimulainya perintah untuk berdakwah secara terang-terangan adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat” (QS. Asy Syu’ara : 214). Dalam sejarah, beliau berdakwah secara terang-terangan setelah beliau merasa yakin dengan janji pamannya, Abu Thalib, yang akan melindungi dalam tugasnya menyampaikan wahyu Rabb-Nya. Suatu hari beliau berdiri di atas bukit Shafa seraya berteriak, “Ya Shabahah! (Wahai manusia datanglah kemari).” Lalu berkumpullah suku-suku Quraisy. Kemudian Nabi mengajak mereka untuk bertauhid, beriman kepada risalah yang dibawanya dan kepada hari akhir. (Ar Rahiq Al Makhtum, hal. 85)
Betapa banyak rintangan yang dialami oleh Rasulullah dalam berdakwah mengajak manusia kepada tauhid. Kaum musyrikin berusaha untuk menghalangi dakwah Nabi dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Menyindir, menghina, mengejek, mendustakan, dan menertawakan.
Tujuan mereka dengan semua ini adalah melemahkan semangat kaum muslimin. Mereka memberikan tuduhan-tuduhan buruk, dungu, dan bodoh kepada Nabi. Mereka memanggil Nabi dengan sebutan orang gila. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka berkata, Hai orang yang diturunkan kepadanya Adz-Dzikr (Al Qur’an), sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila” (QS. Al Hijr : 6). Mereka menjuluki beliau sebagai tukang sihir dan pembual. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka, dan orang-orang kafir berkata, ‘Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta’.” (QS. Shad : 4).
2. Mencoreng ajaran-ajaran beliau dan menyebarkan syubhat-syubhat, iklan-iklan palsu, dan tuduhan-tuduhan rendah terhadap ajaran dan kepribadian Nabi, sehingga orang-orang awam tidak memiliki peluang untuk merenungkan dakwah beliau.
3. Menentang Al Qur’an dengan mengatakan isinya adalah dongeng orang-orang terdahulu dan menyibukkan manusia dengannya
Sungguh beliau adalah manusia yang paling mulia, sikap, tingkah laku, serta gerak- gerik beliau. Semuanya patut dijadikan contoh oleh siapa saja yang menghendaki kebaikan. Diantara perkara nan agung yang patut kita teladani adalah kesabaran beliau dalam mengajak manusia kepada agama Islam. Di antara contoh kisah yang menunjukkan besarnya kesabaran beliau dalam berdakwah adalah tatkala di bulan Syawwal tahun sepuluh kenabian, beliau berangkat ke Thaif yang berjarak kurang lebih enam puluh mil dari Makkah. Beliau berangkat dengan berjalan kaki pulang-pergi dengan disertai mantan budaknya Zaid bin Haritsah. Setiap melewati kabilah dalam perjalanannya, beliau mengajak mereka kepada Islam, namun tak satupun yang menjawab. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggal di Thaif selama sepuluh hari. Beliau tidak meninggalkan seorang tokohpun dari mereka kecuali beliau mendatangi dan mengajaknya kepada Islam.
Namun mereka malah mendustakan dan mengusir beliau, bahkan ketika Nabi hendak pergi meninggalkan Thaif, mereka menghina dan melempari Nabi dengan batu. Mereka melempari tumit Nabi sehingga sepasang sandal beliau berlumuran darah. Dalam sebuah hadits shahih riwayat Bukhari, ketika beliau ditawari oleh malaikat gunung, “Jika engkau mau, aku akan menimpakan Akhsyabain (dua gunung di Makkah yang berhadapan) atas mereka”, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Justru aku berharap Allah berkenan mengeluarkan dari sulbi mereka orang-orang yang menyembah Allah Ta’ala semata dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.” (Ar Rahiq Al Makhtum, hal. 134-136)
1. Insinuating, insulting, ridiculing, and laughing. Their aim with all this is to weaken the spirit of the Muslims. They gave bad, stupid, and stupid accusations to the Prophet. They called the Prophet as crazy. Allah Ta'ala said (which means), "And they said, O people who were revealed to him Adz-Dhikr (the Qur'an), in fact you are truly a madman" (QS. Al Hijr: 6). They dubbed him a sorcerer and bragger. Allah Ta'ala said (which means): "And they were astonished because they had come a warning (apostle) from among them, and the unbelievers said, 'This is a sorcerer who lied a lot." (QS. Shad : 4).
2. Tarnishing his teachings and spreading syubhat, false advertisements, and low allegations against the teachings and personality of the Prophet, so that lay people did not have the opportunity to reflect on his preaching.
3. Opposing the Qur'an by saying that it is a fairy tale of the former people and occupying humans with him Really he is the most noble man, his attitude, behavior, and movements. Everything should be made an example by anyone who wants good. Among the great things that we should emulate are his patience in inviting people to Islam. Among the examples of stories that show the magnitude of his patience in preaching is when in the month of Syawwal in the tenth year of prophethood, he left for Ta'if which was approximately sixty miles from Makkah. He departed on foot, accompanied by his former slave Zaid bin Harithah. Every time he passed the tribe on his journey, he invited them to Islam, but none of them answered. The Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam lived in Ta'if for ten days. He did not leave a figure from them unless he came and invited him to Islam. But they instead belied and drove him away, even when the Prophet was about to leave Taif, they insulted and pelted the Prophet with stones. They pelted the Prophet's heels so that a pair of his sandals were covered in blood. In a hadith of Bukhari's saheeh history, when he was offered
maaf kalo ada yang salah