mieske
Dalam cerpen Nasehat untuk Anakku karya Motinggo Busye, karakter yang digambarkan begitu natural, yaitu antara karakter ayah dan teman ayah. Karakter ayah menginginkan kehidupan anaknya menjadi lebih baik dan tidak mengikuti jejak sang ayah yang hanya seorang pengarang karena setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi lebih baik. Sedangkan karakter teman ayah digambarkan secara kompleks dan kehidupannya tercermin pada masyarakat sekarang ini pada umumnya. Kawan ayah dari sisi luar telihat sebagai sosok yang kuat karena mampu mengikuti kata hati walaupun pada saat itu orang-orang dekat menentang. Namun ternyata kawan ayah ini mengakhiri hidupnya dengan tangannya sendiri, padahal sangat jelas bahwa kawan ayah ini begitu meyakini keberadaan Tuhan. Tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh teman ayah sangat bertentangan dengan kenyataan yang dipaparkan tentang dirinya.
Keadaan yang cenderung labil menyebabkan beberapa persoalan di masyarakat tertuang dalam cerpen ini, di antaranya ketika dialog sang ayah saat memeparkan alasan untuk membeli arloji.
“Dengan menghitung waktu, orang tahu berapa jam lagi hari malam. Berapa jam lagi hari siang. Lama-lama ia pun tahu, berapa lama lagi ia akan bisa mempertahankan hidup,” kataku.
Keadaan republik yang belum merdeka ternyata belum kondusif karena pada saat itu, para pejabat tidak menjalankan tugas, masyarakat tidak bebas mengeluarkan pendapat, dan sumber daya alam yang tidak maksimal dikelola. Keadaan tersebut membuat masyarakat merasa tertekan walaupunmereka terlihat begitu tegar dan percaya pada Tuhan. Manusia pada masa itu banyak yang menyerah pada keadaan dan mengakhiri hidupnya sendiri. Hal ini tercantum dalam kutipan.
"Buatku sendiri, kematiannya tak begitu menyedihkan, karena sudah lazim yang terjadi yang demikian di zamanku.”
Keadaan yang cenderung labil menyebabkan beberapa persoalan di masyarakat tertuang dalam cerpen ini, di antaranya ketika dialog sang ayah saat memeparkan alasan untuk membeli arloji.
“Dengan menghitung waktu, orang tahu berapa jam lagi hari malam. Berapa jam lagi hari siang. Lama-lama ia pun tahu, berapa lama lagi ia akan bisa mempertahankan hidup,” kataku.
Keadaan republik yang belum merdeka ternyata belum kondusif karena pada saat itu, para pejabat tidak menjalankan tugas, masyarakat tidak bebas mengeluarkan pendapat, dan sumber daya alam yang tidak maksimal dikelola. Keadaan tersebut membuat masyarakat merasa tertekan walaupunmereka terlihat begitu tegar dan percaya pada Tuhan. Manusia pada masa itu banyak yang menyerah pada keadaan dan mengakhiri hidupnya sendiri. Hal ini tercantum dalam kutipan.
"Buatku sendiri, kematiannya tak begitu menyedihkan, karena sudah lazim yang terjadi yang demikian di zamanku.”