Suatu senyawa FexOy mengandung 11.2 gr Fe dan 4.8 gr O maka massa total senyawa adalah:
gr = gr Fe + gr O
gr = 11.2 + 4.8
gr = 16 gr
maka diperoleh
11.2 = (16)(x)(56)/Mr
11.2Mr = 859x
Mr = 80x ...(1)
4.8 = (16)(y)(16)/Mr
4.8Mr = 256y
Mr = 53y ..(2)
Subtitusi persamaan (1) dan (2)
80x = 53y
x/y = 0.6
x : y = 3 : 5
Maka rumus empiris senyawa adalah Fe3O5.
Pembahasan
Stoikiometri merupakan perhitungan kimia sebagai hubungan kuantitatif dengan suatu reaksi kimia. Sebelum mempelajari tentang reaksi kimia, kita hatus memahami dasar-dasar perhitungan kimia. Setiap unsur atau senyawa kimia memiliki kadar yang dinyatakan dalam mol (n). Mol dapat dihitung dalam keadaan standar (STP) yakni pada temperatur 0 C dan tekanan sebesar 1 atm.
Nilai mol (n) dapat dihitung berdasarkan massa zat (gr), volume zat (V) dan jumlah partikel (N) yang terkandung didalam zat tersebut. Hubungan antara jumlah mol, massa zat, volume zat dan jumlah partikel dinyatakan secara matematis dalam persamaan berikut ini :
n = gr/Ar = V/22.4 liter = N/Na
dimana Na adalah bilangan avogadro yang nilainya telah ditetapkan berdasarkan percobaan Avogadro yaitu 6.02×10²³ partikel/mol. Volume zat dalam keadaan standar dinyatakan dengan 22.4 liter/mol.
Konsentrasi suatu zat juga dapat dinyatakan dengan molaritas (M). Molaritas merupaka satuan yang menyatakan jumlah mol yang terkandung dalam tiap liter larutan. Secara matematis molaritas (M) dapat dinyatakan dengan persamaan:
M = n/V
dimana n adalah jumlah mol dan V adalah volume larutan.
Selain dalam mol dan molar, kadar suatu zat dalam larutan juga dapat dinyatakan dengan % baik massa maupun volum. kadar zat A dalam larutan B dapat dinyatakan sebagai berikut :
% massa = [mA/(mA + mB)] x 100%
dan
% volume = [vA/(vA + vB)] x 100%
dimana mA da mB adalah massa zat A dan zat B. sedangkan vA dan vB adalah volume zat A dan zat B.
Konsentrasi larutan juga dapat dinyatakan dengan molalitas (M). Molalitas dinyatakan dengan unit mol/kg. Molalitas (M) secara matematis dirumuskan dengan :
M = (gr/Mm)(1000/p)
dimana gr adalah massa zat terlarut (g), Mm adalah massa molar zat (gr/mol), dan p adalah massa zat pelarut (gr).
Sedangkan normalitas N dinyatakan dengan :
N = M x v
dimana M adalah molar dan v adalah valensi
Hubungan antara Molar dan kadar dalam % dinyatakan dengan persamaan berikut:
M = % x ρ x 10/Mr
dimana M adalah molaritas, % adalah kadar zat terlarut dan ρ adalah densitas larutan.
Sedangkan pada fasa gas, suatu zat diasumsikan sebagai gas ideal sehingga rumus gas ideal berdasarkan pendapat avogardo yang menyatakan bahwa pada temperatur dan tekanan tertentu suatu gas memiliki volume sebanding dengan jumlah molekul gas yang terkandung didalamnya. Rumus gas ideal adalah:
PV = nRT
dimana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol, R adalah konstanta gas ideal sedangkan T adalah temperatur.
Setiap senyawa yang terlibat dalam suatu reaksi kimia dinyatakan dengan rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris adalah rumus kimia dari suatu senyawa sesuai dengan jumlah atom masing-masing penyusunnya. Sedangkan bentuk penyederhanaan (bentuk dasar) suatu rumus kimia disebut sebagai rumus molekul. misalnya senyawa etana memiliki rumus empiris C2H6 dan rumus molekul CnH2n+2.
Verified answer
Suatu senyawa FexOy mengandung 11.2 gr Fe dan 4.8 gr O maka massa total senyawa adalah:
gr = gr Fe + gr O
gr = 11.2 + 4.8
gr = 16 gr
maka diperoleh
11.2 = (16)(x)(56)/Mr
11.2Mr = 859x
Mr = 80x ...(1)
4.8 = (16)(y)(16)/Mr
4.8Mr = 256y
Mr = 53y ..(2)
Subtitusi persamaan (1) dan (2)
80x = 53y
x/y = 0.6
x : y = 3 : 5
Maka rumus empiris senyawa adalah Fe3O5.
Pembahasan
Stoikiometri merupakan perhitungan kimia sebagai hubungan kuantitatif dengan suatu reaksi kimia. Sebelum mempelajari tentang reaksi kimia, kita hatus memahami dasar-dasar perhitungan kimia. Setiap unsur atau senyawa kimia memiliki kadar yang dinyatakan dalam mol (n). Mol dapat dihitung dalam keadaan standar (STP) yakni pada temperatur 0 C dan tekanan sebesar 1 atm.
Nilai mol (n) dapat dihitung berdasarkan massa zat (gr), volume zat (V) dan jumlah partikel (N) yang terkandung didalam zat tersebut. Hubungan antara jumlah mol, massa zat, volume zat dan jumlah partikel dinyatakan secara matematis dalam persamaan berikut ini :
n = gr/Ar = V/22.4 liter = N/Na
dimana Na adalah bilangan avogadro yang nilainya telah ditetapkan berdasarkan percobaan Avogadro yaitu 6.02×10²³ partikel/mol. Volume zat dalam keadaan standar dinyatakan dengan 22.4 liter/mol.
Konsentrasi suatu zat juga dapat dinyatakan dengan molaritas (M). Molaritas merupaka satuan yang menyatakan jumlah mol yang terkandung dalam tiap liter larutan. Secara matematis molaritas (M) dapat dinyatakan dengan persamaan:
M = n/V
dimana n adalah jumlah mol dan V adalah volume larutan.
Selain dalam mol dan molar, kadar suatu zat dalam larutan juga dapat dinyatakan dengan % baik massa maupun volum. kadar zat A dalam larutan B dapat dinyatakan sebagai berikut :
% massa = [mA/(mA + mB)] x 100%
dan
% volume = [vA/(vA + vB)] x 100%
dimana mA da mB adalah massa zat A dan zat B. sedangkan vA dan vB adalah volume zat A dan zat B.
Konsentrasi larutan juga dapat dinyatakan dengan molalitas (M). Molalitas dinyatakan dengan unit mol/kg. Molalitas (M) secara matematis dirumuskan dengan :
M = (gr/Mm)(1000/p)
dimana gr adalah massa zat terlarut (g), Mm adalah massa molar zat (gr/mol), dan p adalah massa zat pelarut (gr).
Sedangkan normalitas N dinyatakan dengan :
N = M x v
dimana M adalah molar dan v adalah valensi
Hubungan antara Molar dan kadar dalam % dinyatakan dengan persamaan berikut:
M = % x ρ x 10/Mr
dimana M adalah molaritas, % adalah kadar zat terlarut dan ρ adalah densitas larutan.
Sedangkan pada fasa gas, suatu zat diasumsikan sebagai gas ideal sehingga rumus gas ideal berdasarkan pendapat avogardo yang menyatakan bahwa pada temperatur dan tekanan tertentu suatu gas memiliki volume sebanding dengan jumlah molekul gas yang terkandung didalamnya. Rumus gas ideal adalah:
PV = nRT
dimana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol, R adalah konstanta gas ideal sedangkan T adalah temperatur.
Setiap senyawa yang terlibat dalam suatu reaksi kimia dinyatakan dengan rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris adalah rumus kimia dari suatu senyawa sesuai dengan jumlah atom masing-masing penyusunnya. Sedangkan bentuk penyederhanaan (bentuk dasar) suatu rumus kimia disebut sebagai rumus molekul. misalnya senyawa etana memiliki rumus empiris C2H6 dan rumus molekul CnH2n+2.
Pelajari lebih lanjut
Detail tambahan
Kelas : XI SMA
Mapel : Kimia
Materi : Hukum dasar dan Perhitungan Kimia
Kode : 10.7.8
Kata kunci : Mol, Molar, Bilangan Avogadro, densitas, persen massa, persen volum