MRWAR
Kelas: SMP Pelajaran: PPKN Kategori: Sejarah reformasi Pembahasan:
Tragedi Trisakti diawali dengan sejumlah demonstrasi di berbagai kampus nasional menuntut mundurnya Soeharto akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan yang mengakibatkan melonjaknya harga barang-barang yang disebabkan pula oleh menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Pada tanggal 12 Mei 1998 inilah peristiwa memilukan itu terjadi. Awalnya sejumlah mahasiswa, dosen dan staff Universitas Trisakti melakukan demonstrasi damai dan mengibarkan bendera 1/2 tiang. Kemudian saat mereka bersiap melakukan long march menuju gedung MPR mereka dihadang tentara dan polisi bersenjata cukup lengkap. Karena tidak mampu menembus brigade itu melakukan aksi mogok dijalan. Di sore hari, saat mereka kembali ke kampus, pihak militer mengejek para mahasiswa. Hal ini menyulut kemarahan sejumlah diantaranya yang masih berada diluar area kampus. Beberapa mahasiswa menjadi korban penembakan saat hendak memasuki gedung rektorat. Sebagian lain yang masih diluar bahkan harus bersembunyi di mall sekitar utk berlindung dari tembakan militer hingga berhenti pukul 8 malam. Tak lama kemudian, radio kampus menyatakan kematian 4 mahasiswanya yang menjadi korban kekerasan tersebut, namun pihak militer mengklaim tidak melakukan penembakan kendati hasil otopsi menunjukkan sebaliknya. Usai pergantian presiden, 4 mahasiswa tersebut dinobatkan sebagai pahlawan reformasi. Namun, investigasi kasus tersebut masih berlanjut hingga saat ini meski belum ada hasil.
Pelajaran: PPKN
Kategori: Sejarah reformasi
Pembahasan:
Tragedi Trisakti diawali dengan sejumlah demonstrasi di berbagai kampus nasional menuntut mundurnya Soeharto akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan yang mengakibatkan melonjaknya harga barang-barang yang disebabkan pula oleh menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Pada tanggal 12 Mei 1998 inilah peristiwa memilukan itu terjadi. Awalnya sejumlah mahasiswa, dosen dan staff Universitas Trisakti melakukan demonstrasi damai dan mengibarkan bendera 1/2 tiang. Kemudian saat mereka bersiap melakukan long march menuju gedung MPR mereka dihadang tentara dan polisi bersenjata cukup lengkap. Karena tidak mampu menembus brigade itu melakukan aksi mogok dijalan. Di sore hari, saat mereka kembali ke kampus, pihak militer mengejek para mahasiswa. Hal ini menyulut kemarahan sejumlah diantaranya yang masih berada diluar area kampus. Beberapa mahasiswa menjadi korban penembakan saat hendak memasuki gedung rektorat. Sebagian lain yang masih diluar bahkan harus bersembunyi di mall sekitar utk berlindung dari tembakan militer hingga berhenti pukul 8 malam. Tak lama kemudian, radio kampus menyatakan kematian 4 mahasiswanya yang menjadi korban kekerasan tersebut, namun pihak militer mengklaim tidak melakukan penembakan kendati hasil otopsi menunjukkan sebaliknya. Usai pergantian presiden, 4 mahasiswa tersebut dinobatkan sebagai pahlawan reformasi. Namun, investigasi kasus tersebut masih berlanjut hingga saat ini meski belum ada hasil.