Modal ventura atau biasa disebut juga modal risiko merupakan bentuk investasi yang memberikan dana kepada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan atau yang sedang berkembang dengan potensi tinggi untuk mendapatkan keuntungan besar di masa depan. Sejarah perkembangan modal ventura di Indonesia dimulai pada awal 1980-an ketika beberapa perusahaan modal ventura seperti Batavia Venture dan Capital Pemberdayaan Usaha Mikro (CPUM) didirikan.
Pada tahun 1990-an, modal ventura semakin berkembang dengan didirikannya Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) pada tahun 1994. Pada saat itu, modal ventura digunakan untuk mendukung pengembangan bisnis baru dan inovatif di berbagai sektor, seperti teknologi informasi, bioteknologi, dan manufaktur.
Pada awal 2000-an, modal ventura semakin populer dan semakin banyak perusahaan modal ventura yang bermunculan di Indonesia, seperti Convergence Ventures, Ideosource, dan Mountain Kejora. Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia meluncurkan program Inovasi dan Kreativitas Generasi Berprestasi (IKGB) yang memberikan dukungan modal ventura bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan kreativitas.
Hingga saat ini, modal ventura terus berkembang di Indonesia dan telah menjadi salah satu sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan-perusahaan baru dan yang sedang berkembang. Modal ventura juga telah membantu meningkatkan inovasi dan kreativitas di berbagai sektor di Indonesia, seperti teknologi, kesehatan, dan energi terbarukan. Namun, seperti bentuk investasi lainnya, modal ventura juga memiliki risiko, sehingga sebaiknya investor melakukan analisis risiko yang matang sebelum memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan modal ventura.
Modal ventura atau biasa disebut juga modal risiko merupakan bentuk investasi yang memberikan dana kepada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan atau yang sedang berkembang dengan potensi tinggi untuk mendapatkan keuntungan besar di masa depan. Sejarah perkembangan modal ventura di Indonesia dimulai pada awal 1980-an ketika beberapa perusahaan modal ventura seperti Batavia Venture dan Capital Pemberdayaan Usaha Mikro (CPUM) didirikan.
Pada tahun 1990-an, modal ventura semakin berkembang dengan didirikannya Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) pada tahun 1994. Pada saat itu, modal ventura digunakan untuk mendukung pengembangan bisnis baru dan inovatif di berbagai sektor, seperti teknologi informasi, bioteknologi, dan manufaktur.
Pada awal 2000-an, modal ventura semakin populer dan semakin banyak perusahaan modal ventura yang bermunculan di Indonesia, seperti Convergence Ventures, Ideosource, dan Mountain Kejora. Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia meluncurkan program Inovasi dan Kreativitas Generasi Berprestasi (IKGB) yang memberikan dukungan modal ventura bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan kreativitas.
Hingga saat ini, modal ventura terus berkembang di Indonesia dan telah menjadi salah satu sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan-perusahaan baru dan yang sedang berkembang. Modal ventura juga telah membantu meningkatkan inovasi dan kreativitas di berbagai sektor di Indonesia, seperti teknologi, kesehatan, dan energi terbarukan. Namun, seperti bentuk investasi lainnya, modal ventura juga memiliki risiko, sehingga sebaiknya investor melakukan analisis risiko yang matang sebelum memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan modal ventura.