Kandungan surat al adiyat: . (فَالْمُورِيَاتِ قَدْحاً) “Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya).” Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga mengeluarkan percikan api. (فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحاً) “Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi.” Yakni penyerbuan pada waktu pagi, sebagaimana Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah melakukan penyerangan pada pagi hari. Jika beliau mendengar adzan, beliau tidak melakukan penyerangan dan jika tidak mendengar adzan, maka beliau akan melakukan penyerangan. Firman Allah Ta’ala: (فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعاً) “Maka ia menerbangkan debu.” Yaitu, debu di tempat berpacunya kuda. (فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعاً) “Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.” Maksudnya, kuda-kuda itu berkumpul mengambil posisi di tengah-tengah medan. Firman-Nya lebih lanjut: (إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ) “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabb-nya.” Dan inilah yang menjadi obyek sumpah. Dengan pengertian bahwa manusia itu kufur dan ingkar akan nikmat-nikmat Allah. Dan firman Allah Ta’ala: (وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ) “Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya.” Qatadah dan Sufyan ats-Tsauri mengatakan, “Sesungguhnya Allah benar-benar menjadi saksi atas semuanya itu. Mungkin juga dhamir itu kembali kepada manusia (insaan). Demikian yang dikemukakan oleh Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, sehingga perkiraan maknanya sebagai berikut: “Dan sesungguhnya dengan keingkarannya itu manusia akan menjadi saksi, yakni dengan lisan halnya.” Artinya, hal tersebut tampak melalui ucapan dan perbuatannya. Dan firman Allah Ta’ala: (وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ) “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” Maksudnya, sesungguhnya kecintaannya pada harta benar-benar tinggi. Dalam hal ini terdapat dua pendapat: 1. Artinya, dia benar-benar cinta kepada harta. 2. Sesungguhnya dia benar-benar tamak dan kikir karena cintanya pada harta. Kedua pengertian tersebut benar. Selanjutnya, dengan memotivasi untuk tidak tergoda oleh dunia dan menganjurkan untuk lebih menyukai akhirat serta memperingatkan akan keadaan yang ada setelah keadaan ini dan berbagai hal menyeramkan yang akan di hadapi manusia, maka Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman: (أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ) “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur. (وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ) “Dan dilahirkan apa-apa yang ada di dalam dada.” Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya mengatakan “Yakni memperlihatkan dan menampakkan apa yang mereka sembunyikan di dalam diri mereka.” (إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ) “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” Maksudnya, Dia Maha Mengetahui semua yang mereka perbuat dan kerjakan serta akan memberikan balasan atasnya dengan balasan yang lebih banyak dan tidak akan pernah menzhalimi mereka sekecil apapun.
Kandungan surat al adiyat: . (فَالْمُورِيَاتِ قَدْحاً) “Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya).” Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga mengeluarkan percikan api. (فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحاً) “Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi.” Yakni penyerbuan pada waktu pagi, sebagaimana Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah melakukan penyerangan pada pagi hari. Jika beliau mendengar adzan, beliau tidak melakukan penyerangan dan jika tidak mendengar adzan, maka beliau akan melakukan penyerangan. Firman Allah Ta’ala: (فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعاً) “Maka ia menerbangkan debu.” Yaitu, debu di tempat berpacunya kuda. (فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعاً) “Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.” Maksudnya, kuda-kuda itu berkumpul mengambil posisi di tengah-tengah medan. Firman-Nya lebih lanjut: (إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ) “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabb-nya.” Dan inilah yang menjadi obyek sumpah. Dengan pengertian bahwa manusia itu kufur dan ingkar akan nikmat-nikmat Allah. Dan firman Allah Ta’ala: (وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ) “Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya.” Qatadah dan Sufyan ats-Tsauri mengatakan, “Sesungguhnya Allah benar-benar menjadi saksi atas semuanya itu. Mungkin juga dhamir itu kembali kepada manusia (insaan). Demikian yang dikemukakan oleh Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, sehingga perkiraan maknanya sebagai berikut: “Dan sesungguhnya dengan keingkarannya itu manusia akan menjadi saksi, yakni dengan lisan halnya.” Artinya, hal tersebut tampak melalui ucapan dan perbuatannya. Dan firman Allah Ta’ala: (وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ) “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” Maksudnya, sesungguhnya kecintaannya pada harta benar-benar tinggi. Dalam hal ini terdapat dua pendapat: 1. Artinya, dia benar-benar cinta kepada harta. 2. Sesungguhnya dia benar-benar tamak dan kikir karena cintanya pada harta. Kedua pengertian tersebut benar. Selanjutnya, dengan memotivasi untuk tidak tergoda oleh dunia dan menganjurkan untuk lebih menyukai akhirat serta memperingatkan akan keadaan yang ada setelah keadaan ini dan berbagai hal menyeramkan yang akan di hadapi manusia, maka Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman: (أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ) “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur. (وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ) “Dan dilahirkan apa-apa yang ada di dalam dada.” Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya mengatakan “Yakni memperlihatkan dan menampakkan apa yang mereka sembunyikan di dalam diri mereka.” (إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ) “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” Maksudnya, Dia Maha Mengetahui semua yang mereka perbuat dan kerjakan serta akan memberikan balasan atasnya dengan balasan yang lebih banyak dan tidak akan pernah menzhalimi mereka sekecil apapun.
terima kasih!!!