muhfarhan26
Narkoba dan Dampaknya Heroin--Sifat dan Dampaknya Pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Inggris pada 1974, heroin atau diasetilmorfin adalah ikatan unsur aktif opium, yaitu morfin (yang diambil dari bunga opium), dengan asam industri umum, anhidra asetat. Pada akhir abad ke-19, heroin dibuat secara besar-besaran sebagai penawar rasa sakit berspektrum luas. Heroin dahulu dianggap sebagai pengganti morfin yang "aman dan tidak adiktif". Menyebabkan kecanduan fisik yang tinggi dan ketergantungan psikologis jangka panjang. Dipakai dengan cara disuntikkan, diendus atau dihisap. Tergantung pada ketersediaan dan keuangan pengguna, narkoba ini biasanya disuntikkan kurang-lebih tiga kali sehari (setiap delapan jam). Efeknya bertahan tiga hingga enam jam. Perilaku yang umum setelah memakai heroin, antara lain rasa euforia dan kantuk yang sangat segera setelah disuntikkan, lesu, wajah yang memelas dan mungkin juga berjalan dengan kaki diseret. Gejala putus zat akut dimulai dalam 8-12 jam setelah dosis terakhir. Gejala putus zat umumnya tidak berbahaya tetapi dapat sangat menyakitkan. Gejala bisa termasuk ketidaknyamanan pada perut, kram otot, dan gejala seperti flu. Gejala putus zat dapat begitu parah sehingga waktu pengguna memperoleh heroin, mereka akan menyuntikkannya secepat mungkin, kadang kala tanpa memperhatikan risiko terinfeksi HIV, serta hepatitis B dan C. Masalah kesehatan yang terkait dengan penggunaan heroin suntikan jangka panjang bisa termasuk pembuluh darah yang mengempis, abses, tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, penyakit jantung, dada dan paru, serta sembelit. Overdosis dapat terjadi dengan atau tanpa penggunaan jangka panjang. Opium--Sifat dan Dampaknya Satu-satunya sumber opium adalah poppy opium (Papaver somniferum). Efek psikologis dan penyembuhan opium diketahui kurang-lebih 4.000 tahun. Dengan menoreh kepala bunga poppy, petani dapat menyadap getah lengket berwarna coklat dari ubi-ubian berbentuk telur. Getah opium mentah mengandung 7-15 persen morfin, yang dengan mudah dapat diendapkan dari getah poppy hanya dengan mendidihkannya. Opium mentah mempunyai bau khas yang kuat dan pedas. Reseptor opiat dalam otak menimbulkan kecanduan fisiologis yang tinggi dan ketergantungan psikologis bertahan lama. Penggunaan secara biasa meningkatkan toleransi dan kebutuhan akan semakin banyak narkoba itu. Penggunaan opium di negara Barat menurun secara bermakna tetapi opium masih dipakai secara luas di antara minoritas etnis di daerah pegunungan di Cina, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand dan Vietnam, untuk maksud rekreasional maupun medis. Opium dapat membuat euforia yang hebat, rasa nyaman yang meningkat, daya khayal dan berbicara lebih tinggi. Segera setelah dipakai, pernapasan diperlambat, daya khayal menurun dan proses pikiran menjadi kacau. Kelesuan, persantaian dan tidur mendalam biasanya mengikutinya. Biasanya dihisap tetapi dapat dikunyah atau dimasak dengan makanan. Terutama di negara asalnya, opium diminum seperti teh. Pipa opium mempunyai gagang tebal dan panjang dengan kepala mangkok di ujungnya. 'Butir' opium ditaruh di mangkok, dipanaskan dan asapnya dihisap. Endapan atau sisa-sisa yang ditinggalkan di dalam peralatan hisap mengandung hingga delapan persen morfin, dan ini sering dipakai kembali, disebut sebagai opium air hitam. Bentuk opium ini masih populer terutama di Vietnam dan Kamboja. Menghisap opium mengarahkan unsur aktifnya pada aliran darah lebih cepat, melalui paru-paru, sehingga sampai ke otak dalam waktu kurang-lebih tujuh detik. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan. Gejala putus zat, serupa dengan yang diakibatkan heroin, termasuk kegelisahan, lekas marah, keresahan, tak bisa tidur, dan sakit perut dan otot.
Heroin--Sifat dan Dampaknya Pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Inggris pada 1974, heroin atau diasetilmorfin adalah ikatan unsur aktif opium, yaitu morfin (yang diambil dari bunga opium), dengan asam industri umum, anhidra asetat. Pada akhir abad ke-19, heroin dibuat secara besar-besaran sebagai penawar rasa sakit berspektrum luas. Heroin dahulu dianggap sebagai pengganti morfin yang "aman dan tidak adiktif". Menyebabkan kecanduan fisik yang tinggi dan ketergantungan psikologis jangka panjang. Dipakai dengan cara disuntikkan, diendus atau dihisap. Tergantung pada ketersediaan dan keuangan pengguna, narkoba ini biasanya disuntikkan kurang-lebih tiga kali sehari (setiap delapan jam). Efeknya bertahan tiga hingga enam jam. Perilaku yang umum setelah memakai heroin, antara lain rasa euforia dan kantuk yang sangat segera setelah disuntikkan, lesu, wajah yang memelas dan mungkin juga berjalan dengan kaki diseret. Gejala putus zat akut dimulai dalam 8-12 jam setelah dosis terakhir. Gejala putus zat umumnya tidak berbahaya tetapi dapat sangat menyakitkan. Gejala bisa termasuk ketidaknyamanan pada perut, kram otot, dan gejala seperti flu. Gejala putus zat dapat begitu parah sehingga waktu pengguna memperoleh heroin, mereka akan menyuntikkannya secepat mungkin, kadang kala tanpa memperhatikan risiko terinfeksi HIV, serta hepatitis B dan C. Masalah kesehatan yang terkait dengan penggunaan heroin suntikan jangka panjang bisa termasuk pembuluh darah yang mengempis, abses, tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, penyakit jantung, dada dan paru, serta sembelit. Overdosis dapat terjadi dengan atau tanpa penggunaan jangka panjang. Opium--Sifat dan Dampaknya Satu-satunya sumber opium adalah poppy opium (Papaver somniferum). Efek psikologis dan penyembuhan opium diketahui kurang-lebih 4.000 tahun. Dengan menoreh kepala bunga poppy, petani dapat menyadap getah lengket berwarna coklat dari ubi-ubian berbentuk telur. Getah opium mentah mengandung 7-15 persen morfin, yang dengan mudah dapat diendapkan dari getah poppy hanya dengan mendidihkannya. Opium mentah mempunyai bau khas yang kuat dan pedas. Reseptor opiat dalam otak menimbulkan kecanduan fisiologis yang tinggi dan ketergantungan psikologis bertahan lama. Penggunaan secara biasa meningkatkan toleransi dan kebutuhan akan semakin banyak narkoba itu. Penggunaan opium di negara Barat menurun secara bermakna tetapi opium masih dipakai secara luas di antara minoritas etnis di daerah pegunungan di Cina, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand dan Vietnam, untuk maksud rekreasional maupun medis. Opium dapat membuat euforia yang hebat, rasa nyaman yang meningkat, daya khayal dan berbicara lebih tinggi. Segera setelah dipakai, pernapasan diperlambat, daya khayal menurun dan proses pikiran menjadi kacau. Kelesuan, persantaian dan tidur mendalam biasanya mengikutinya. Biasanya dihisap tetapi dapat dikunyah atau dimasak dengan makanan. Terutama di negara asalnya, opium diminum seperti teh. Pipa opium mempunyai gagang tebal dan panjang dengan kepala mangkok di ujungnya. 'Butir' opium ditaruh di mangkok, dipanaskan dan asapnya dihisap. Endapan atau sisa-sisa yang ditinggalkan di dalam peralatan hisap mengandung hingga delapan persen morfin, dan ini sering dipakai kembali, disebut sebagai opium air hitam. Bentuk opium ini masih populer terutama di Vietnam dan Kamboja. Menghisap opium mengarahkan unsur aktifnya pada aliran darah lebih cepat, melalui paru-paru, sehingga sampai ke otak dalam waktu kurang-lebih tujuh detik. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan. Gejala putus zat, serupa dengan yang diakibatkan heroin, termasuk kegelisahan, lekas marah, keresahan, tak bisa tidur, dan sakit perut dan otot.