Jumlah penduduk Asia Tenggara pada tahun 2010 adalah 593 juta jiwa. Jumlah populasi ini telah meningkat dua kali lipat dalam 38 tahun sejak 1972, dan meningkat 48 persen selama seperempat abad sejak 1985.
Ini adalah jumlah penduduk yang sangat besar, dan memberi peluang ekonomi berupa besarnya jumlah tenaga kerja dan pasar. namun jumlah penduduk besar juga membuat adanya tekanan sosial pula, sebab jumlah penduduk yang besar ini memerlukan makanan, pekerjaan, hingga tempat tinggal yang layak.
Dengan jumlah penduduk besar ini, pemerintah negara-negara Asia Tenggara dituntut untuk berkerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan yang besar pula.
2. Tingkat Pendidikan Rendah
Dibandingkan negara-negara maju di Eropa, negara-negara Asia Tenggara masih banyak yang tertinggal. Negara-negara berkembang di wilayah ini misalnya, masih memiliki tingkat literasi (kemampuan baca tulis) yang rendah, terutama Kamboja (79%) dan Laos (78%). Jumlah penelitian dan tenaga kerja terlatih juga masih rendah. Rendahnya pendidikan menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan rendahnya pula taraf penghasilan pekerja.
3. Kesehatan
Wilayah Asia Tenggara terletak di wilayah beriklim tropis. Iklim ini menimbulkan risiko penyakit tropis seperti demam berdarah, malaria dan zika. Sehingga, negara-negara Asia Tenggara perlu mewaspadai kondisi ini.
Tingkat infrastruktur kesehatan juga masih rendah, dengan sarana kesehatan yang berkualitas umumnya hanya terdapat di kota besar. Rendahnya kualitas kesehatan ini terlihat dari rendahnya angka harapan hidup beberapa negara-negara Asia Tenggara, seperti Laos (66,0 tahun), Kamboja (66,6 tahun), dan Myanmar (66, 8 tahun).
4. Kemajemukan Penduduk
Negara-negara Asia Tenggara terdiri dari ribuan suku bangsa dan berbagai agama. Indonesia, Malaysia dan Brunai mayoritas beragama Islam. Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam dan Singapura mayoritas beragama Buddha. Sementara Filipina dan Timor Leste mayoritas beragama Katolik. Kemajemukan ini menjadi kekayaan budaya dan memiliki potensi yang besar. Namun terkadang kemajemukan menjadi sumber konflik, seperti terjadi di pembantaian suku Rohingya di Myanmar.
Kelas: VII
Mata pelajaran: IPS
Materi: Asia Tenggara
Kata kunci: Masalah Sosial Asia Tenggara
Pembahasan:
Masalah sosial yang terjadi di Asia Tenggara:
1. Kependudukan
Jumlah penduduk Asia Tenggara pada tahun 2010 adalah 593 juta jiwa. Jumlah populasi ini telah meningkat dua kali lipat dalam 38 tahun sejak 1972, dan meningkat 48 persen selama seperempat abad sejak 1985.
Ini adalah jumlah penduduk yang sangat besar, dan memberi peluang ekonomi berupa besarnya jumlah tenaga kerja dan pasar. namun jumlah penduduk besar juga membuat adanya tekanan sosial pula, sebab jumlah penduduk yang besar ini memerlukan makanan, pekerjaan, hingga tempat tinggal yang layak.
Dengan jumlah penduduk besar ini, pemerintah negara-negara Asia Tenggara dituntut untuk berkerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan yang besar pula.
2. Tingkat Pendidikan Rendah
Dibandingkan negara-negara maju di Eropa, negara-negara Asia Tenggara masih banyak yang tertinggal. Negara-negara berkembang di wilayah ini misalnya, masih memiliki tingkat literasi (kemampuan baca tulis) yang rendah, terutama Kamboja (79%) dan Laos (78%). Jumlah penelitian dan tenaga kerja terlatih juga masih rendah. Rendahnya pendidikan menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan rendahnya pula taraf penghasilan pekerja.
3. Kesehatan
Wilayah Asia Tenggara terletak di wilayah beriklim tropis. Iklim ini menimbulkan risiko penyakit tropis seperti demam berdarah, malaria dan zika. Sehingga, negara-negara Asia Tenggara perlu mewaspadai kondisi ini.
Tingkat infrastruktur kesehatan juga masih rendah, dengan sarana kesehatan yang berkualitas umumnya hanya terdapat di kota besar. Rendahnya kualitas kesehatan ini terlihat dari rendahnya angka harapan hidup beberapa negara-negara Asia Tenggara, seperti Laos (66,0 tahun), Kamboja (66,6 tahun), dan Myanmar (66, 8 tahun).
4. Kemajemukan Penduduk
Negara-negara Asia Tenggara terdiri dari ribuan suku bangsa dan berbagai agama. Indonesia, Malaysia dan Brunai mayoritas beragama Islam. Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam dan Singapura mayoritas beragama Buddha. Sementara Filipina dan Timor Leste mayoritas beragama Katolik. Kemajemukan ini menjadi kekayaan budaya dan memiliki potensi yang besar. Namun terkadang kemajemukan menjadi sumber konflik, seperti terjadi di pembantaian suku Rohingya di Myanmar.