Daerah penghasil terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung.
Pengeksploitasian timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT Koba Tin (semuanya anak perusahaan PT Timah Tbk.).
Hasil eksploitasi timah menjadi bijih timah, kemudian diolah oleh pabrik peleburan timah jadi timah batangan atau logam timah. Pusat peleburan timah di Indonesia berada di Muntok (Pulau Bangka).
Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.
Simpan cadangan di dalam urat-urat kuarsa di dalam batu granit dan ski, juga di bagian dalam atau lapisan aluvial dan eluvial. Cadangan timah di Indonesia diperkirakan sekitar satu juta ton, jumlah ini mungkin bertambah jika telah dilakukan inventarisasi sumber daya yang lebih saksama.
2) Nikel
Ditemukan pertama kali ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909. Setoran mulai dieksplorasi pada 1934 dan mulai berproduksi pada 1938. Cadangan nikel di Pomala sangat kecil sehingga hanya dapat diperoleh sesuai kebutuhan hingga 1962.
Bekas kegiatan penambangan nikel di Pomala kini dijadikan pusat pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang sedang dikembangkan untuk proyek penambangan nikel, yaitu Pulau Wah, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara), serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
Hasil penambangan nikel adalah bijih nikel, nikel matte, (bijih nikel yang sudah memenangkan bahan buangannya), dan ferronikel (campuran yang mengandung nikel 78% dan besi 0,7%).
Deposito lokal di Indonesia adalah Sulawesi Selatan (Soroako), Sulawesi Tenggara (Kolaka), wilayah perbatasan Sulawesi (Selatan, Tengah, dan Tenggara), dan Papua. Setoran nikel di silikat nikel di tanah laterit, di atas batu basa yang memiliki berat jenis tinggi, berwarna hijau atau hijau-hijau, serta kaya mengandung besi dan magnesium.
3) Bauksit (Bijih Aluminium)
Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida. Memiliki warna putih atau kekuningan, dan merah atau cokelat tercampur (terkontaminasi) oleh besioksida atau bitumen. Bauksit relatif sangat lunak (pertahanan 1-3), mudah larut dalam udara, mudah patah, dan tidak mudah terbakar. Bauksit terjadi dari proses pelapukan ( laterisasi ) batuan induk yang erat kaitannya dengan batu granit persebaran.
Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (Indonesia). Aluminium banyak digunakan untuk membuat perkakas dapur, mesin industri, dan industri pesawat terbang. Proses peleburan bauksit biasanya memerlukan tenaga listrik yang besar pada aluminium industri ditempat- kan di daerah penghasil listrik, di butuhkan di sekitar air membuat barang perhiasan dan obat-obatan. Pada umumnya, emas digunakan s
Negara yang memiliki banyak koleksi emas di Afrika Selatan, yang berpusat di kota Johannesburg), Rusia, Amerika Serikat (bagian barat Amerika Serikat, Alaska, Kanada), dan Australia.
Cadangan perak jauh lebih banyak daripada emas. Negara yang paling banyak mengandung peraknya adalah Meksiko.
Logam emas dan perak sering terjadi bersamaan dan berasosiasi dengan logam-logam tembaga, besi, seng, dan logam platina. Logam emas paling mudah dikenali karena warnanya kuning, mudah, dapat ditempa, tahan terhadap asam, dan tidak mudah teroksidasi.
Emas banyak ditemukan di urat-urat batu atau geng di dalam batu. Proses pengikisan pada saat erosi dapat menyebabkan kikisan emas yang akan terakumulasi di daerah endapan sekitar muara sungai. Oleh karena itu, terdapat beberapa pasir endapan yang bercampur emas. Dapat juga memutar yang bercampur emas kemudian mengendap ke tempat lain sehingga terjadi lapisan emas baru.
Potensi tambang emas di I wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat). perusahaan swasta.
Produksi emas Indonesia pada 1995/1996 sebesar 65.864,5 kg dan perak sebesar 163,119,6 kg.
5) Tembaga
Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang digunakan sejak 3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi tembaga, sedangkan tembaga dipadu dengan tembaga menjadi kuningan.
Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau Sram, Papua, dan Maluku.
Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia sejak 3 Maret 1973.
2.baja.
3.emas.
4.alumunium
5.tembaga.
6.perak
7.perunggu
Daerah penghasil terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung.
Pengeksploitasian timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT Koba Tin (semuanya anak perusahaan PT Timah Tbk.).
Hasil eksploitasi timah menjadi bijih timah, kemudian diolah oleh pabrik peleburan timah jadi timah batangan atau logam timah. Pusat peleburan timah di Indonesia berada di Muntok (Pulau Bangka).
Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.
Simpan cadangan di dalam urat-urat kuarsa di dalam batu granit dan ski, juga di bagian dalam atau lapisan aluvial dan eluvial. Cadangan timah di Indonesia diperkirakan sekitar satu juta ton, jumlah ini mungkin bertambah jika telah dilakukan inventarisasi sumber daya yang lebih saksama.
2) Nikel
Ditemukan pertama kali ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909. Setoran mulai dieksplorasi pada 1934 dan mulai berproduksi pada 1938. Cadangan nikel di Pomala sangat kecil sehingga hanya dapat diperoleh sesuai kebutuhan hingga 1962.
Bekas kegiatan penambangan nikel di Pomala kini dijadikan pusat pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang sedang dikembangkan untuk proyek penambangan nikel, yaitu Pulau Wah, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara), serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
Hasil penambangan nikel adalah bijih nikel, nikel matte, (bijih nikel yang sudah memenangkan bahan buangannya), dan ferronikel (campuran yang mengandung nikel 78% dan besi 0,7%).
Deposito lokal di Indonesia adalah Sulawesi Selatan (Soroako), Sulawesi Tenggara (Kolaka), wilayah perbatasan Sulawesi (Selatan, Tengah, dan Tenggara), dan Papua. Setoran nikel di silikat nikel di tanah laterit, di atas batu basa yang memiliki berat jenis tinggi, berwarna hijau atau hijau-hijau, serta kaya mengandung besi dan magnesium.
3) Bauksit (Bijih Aluminium)
Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida. Memiliki warna putih atau kekuningan, dan merah atau cokelat tercampur (terkontaminasi) oleh besioksida atau bitumen. Bauksit relatif sangat lunak (pertahanan 1-3), mudah larut dalam udara, mudah patah, dan tidak mudah terbakar. Bauksit terjadi dari proses pelapukan ( laterisasi ) batuan induk yang erat kaitannya dengan batu granit persebaran.
Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (Indonesia). Aluminium banyak digunakan untuk membuat perkakas dapur, mesin industri, dan industri pesawat terbang. Proses peleburan bauksit biasanya memerlukan tenaga listrik yang besar pada aluminium industri ditempat- kan di daerah penghasil listrik, di butuhkan di sekitar air membuat barang perhiasan dan obat-obatan. Pada umumnya, emas digunakan s
Negara yang memiliki banyak koleksi emas di Afrika Selatan, yang berpusat di kota Johannesburg), Rusia, Amerika Serikat (bagian barat Amerika Serikat, Alaska, Kanada), dan Australia.
Cadangan perak jauh lebih banyak daripada emas. Negara yang paling banyak mengandung peraknya adalah Meksiko.
Logam emas dan perak sering terjadi bersamaan dan berasosiasi dengan logam-logam tembaga, besi, seng, dan logam platina. Logam emas paling mudah dikenali karena warnanya kuning, mudah, dapat ditempa, tahan terhadap asam, dan tidak mudah teroksidasi.
Emas banyak ditemukan di urat-urat batu atau geng di dalam batu. Proses pengikisan pada saat erosi dapat menyebabkan kikisan emas yang akan terakumulasi di daerah endapan sekitar muara sungai. Oleh karena itu, terdapat beberapa pasir endapan yang bercampur emas. Dapat juga memutar yang bercampur emas kemudian mengendap ke tempat lain sehingga terjadi lapisan emas baru.
Potensi tambang emas di I wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat). perusahaan swasta.
Produksi emas Indonesia pada 1995/1996 sebesar 65.864,5 kg dan perak sebesar 163,119,6 kg.
5) Tembaga
Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang digunakan sejak 3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi tembaga, sedangkan tembaga dipadu dengan tembaga menjadi kuningan.
Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau Sram, Papua, dan Maluku.
Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia sejak 3 Maret 1973.