Sambil membawa batang bibit mangrove dalam lumpur dan kecipak air, puluhan anak muda dari berbagai daerah ini menyusuri pesisir Teluk Awur, Jepara, Jawa Tengah. Sekali-sekali mereka tampak asyik saling memberi tahu cara menanam batang mangrove di bibir pantai dalam program konservasi mangrove "Mangrove Cultivation". Kegiatan itu digagas oleh Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (KeSEMaT), sebuah Unit Kegiatan Kemahasiswaan Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip Semarang. "Ini sarana untuk menumbuhkan semangat konservasi terhadap ekosistem mangrove kepada generasi muda," jelas Trialaksita Sari Priska, Menteri Sekretaris KeSEMaT. Aktivitas kepedulian terhadap lingkungan tersebut bermula dari keresahan mahasiswa Ilmu Kelautan Undip terhadap kerusakan ekosistem mangrove di Teluk Awur, Jepara yang menjadi tempat praktik dan penelitian mata kuliah mereka. Mereka tidak ingin hanya meresahkan sesuatu. Mereka ingin melakukan tindakan nyata. Menurut Dinuarca Endra Wasitha, Presiden KeSEMaT, aksi mereka selanjutnya berkembang dari hanya menanam mangrove hingga membuat kreasi yang menghasilkan uang melalui CV KeMANGI. Tidak hanya itu, mereka juga mendirikan Yayasaan Ikatan Alumni KeSEMAT (IKAMAT) dan menggalang KeSEMaT Mangrove Volunteer (KeMANGTEER) yang tersebar di Semarang, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. "Termasuk juga mendirikan Mangrove Education Center of Kesemat (MECOK)," tandas Dinuarca. Adapun kegiatan KeSEMaT begitu beragam yang berfokus pada konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye mang- rove melalui berbagai kegiatan pengajaran, penyuluhan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan mangrove serta pember- dayaan masyarakat pesisir. Upaya tersebut telah membuahkan hasil. KeSEMaT berhasil menanam dan pembibitan 100 ribu bibit mangrove di pesisir di Jawa dan menghijaukan satu hektare lahan mangrove gundul di pesisir pantai Teluk Awur menjadi hutan kota hingga kawasan itu menjadi tempat hidup beragam fauna mangrove, seperti kerang, ikan, kepiting, dan udang. Mereka juga mendorong konservasi mangrove melalui edukasi dan kampanye. "Kami melakukan kampanye dan pen- dampingan pembelajaran rehabilitasi mang rove hingga pengolahan makanan berbahan baku mangrove untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir," jelas Mahbub Murtiyoso, yang menjadi Kemangteer (sebutan untuk volunter KeSeMat). Belajar tentang mangrove dan ikut andil dalam pelestarian dan konservasi mangrove yang sekarang ini sudah rusak parah menjadi alasan mahasiswa Ilmu Kelautan 2014 bergabung dengan KeSeMat. "Aktivitas ini sangat menyenangkan dan menciptakan kesan mendalam ketika kami bisa berinteraksi dengan warga dan banyak pihak yang peduli terhadap lingkungan pesisir. Apalagi kegiatan berhubungan dengan mangrove ini lebih berfokus kepada anak muda seperti Kesematjurnal, Kesematonline, Kesematours, Kesemat Movie, Kesematmag, dan Kesematkuistik." Jerih payah perjuangan mereka selama 14 tahun dalam mengenalkan dan menunjukkan pentingnya pelestarian mangrove bagi ekosistem wilayah pesisir pun diganjar penghargaan bergengsi seperti Tunas Lestari KEHATI pada KEHATI Award VIII 2015, Juara II Adibakti Mina Bahari Jawa Tengah sebagai Insan Peduli Lingkungan Pesisir kategori Lembaga Swadaya Masyarakat. Mereka juga memperoleh Juara III Adibakti Mina Bahari tingkat Nasional bidang Pesisir kategori Kelompok Masyarakat dari Kementrian KKP RI. Tidak ketinggalan, mereka meraih penghargaan Coastal Award 2012 Kategori Akademisi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Tidak berhenti di situ, KeSeMat ingin virus cinta lingkungan yang mereka sebarkan mampu menambah kecintaan anak muda pada mangrove. "Semoga makin banyak yang peduli dengan mangrove dan menjadikan mang- rove sebagai gaya hidup," kata Danu.
Soal : Temukanlah usur 5W + 1H Dalam bacaan tersebut beserta jawabannya.
Nt :
- Tolong temukan yg dimana, kapan, sama mengapa
- no asal
- yg bener saya jadikan jawaban tercerdas, like, rate, and follow .
Jawaban:
1. dimana saja para mahasiswa menggalang KEMANGTEER?
Jawaban:di semarang ,jakarta surabaya dan yogyakarta
2. dimana tempat praktik dan penelitian mata kuliah para mahasiswa tersebut?
Jawaban: teluk awur, jepara
3.mengapa para mahasiswa menanam pohon mangrove?
jawaban:karena hutan mangrove memiliki kekayaan sumber daya alam yang begitu banyak seperti kerang, ikan, kepiting, dan udang.
Penjelasan:
maaf cuma bisa jawab 3
semoga membantu
sekali lagi maaf ya