fadllurrahmani
Lambat laun orang-orang mulai curiga dengan keberadaannya di taman. Orangorangjuga heran dengan keberadaan kedua kupu-kupu itu. Banyak yang menduga bilaperempuan itu bisa berbicara dengan kupu-kupu. Hanya dengan kupu-kupu, Ning. Orangorangpun mulai menyiarkan kabar bila perempuan itu memiliki ilmu hitam. Sejak itupula orang-orang mulai menjauhinya. Tak ada yang mau datang ke taman dekat sekolahAku melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. Sepulang sekolahtadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar. Akantetapi, mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah. Mereka lebih cantik. Yang satuberwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. Yang lain bersayap putihjernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepisayapnya. Aku tersadar. Itu perempuan yang Ayah ceritakan. Sebelum aku sempat membalikkanbadan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku. Aku tak menyangka.Tidak, Ayah. Ia tidak bisu seperti yang kau bilang. Dan katamu ia seorang yangmenyeramkan, hingga aku membayangkan perempuan itu sebagai nenek penyihir.Ayah, perempuan itu sangat cantik. Sama cantiknya dengan kedua kupu-kupu itu.Oya, dia baik juga. Ia memintaku duduk di sisinya. Menemaninya bermain dengan kupukupuitu. Dia mengajariku membelai sayap kupu-kupu. Kami bercerita tentang kesukaan Orang-orang di sekitar sini tak ada yang mengenalnya. Tak ada yang tahu namanya. Takada yang mengerti ia berasal dari keluarga yang mana. Bahkan tak ada yang pernah berbicaradengannya. Walau hanya sekadar perbincangan basa-basi tanpa perkenalan. Orang-orangtak tahu di mana rumahnya. Kemudian setiap senja berakhir, ketika orang-orang mulaisibuk dengan menu makan malam dengan keluarganya masing-masing, perempuan ituseakan-akan menghilang. Tak ada jejak yang bisa menunjukkan keberadaannya.
Aku tersadar. Itu perempuan yang Ayah ceritakan. Sebelum aku sempat membalikkanbadan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku. Aku tak menyangka.Tidak, Ayah. Ia tidak bisu seperti yang kau bilang. Dan katamu ia seorang yangmenyeramkan, hingga aku membayangkan perempuan itu sebagai nenek penyihir.Ayah, perempuan itu sangat cantik. Sama cantiknya dengan kedua kupu-kupu itu.Oya, dia baik juga. Ia memintaku duduk di sisinya. Menemaninya bermain dengan kupukupuitu. Dia mengajariku membelai sayap kupu-kupu. Kami bercerita tentang kesukaan
Orang-orang di sekitar sini tak ada yang mengenalnya. Tak ada yang tahu namanya. Takada yang mengerti ia berasal dari keluarga yang mana. Bahkan tak ada yang pernah berbicaradengannya. Walau hanya sekadar perbincangan basa-basi tanpa perkenalan. Orang-orangtak tahu di mana rumahnya. Kemudian setiap senja berakhir, ketika orang-orang mulaisibuk dengan menu makan malam dengan keluarganya masing-masing, perempuan ituseakan-akan menghilang. Tak ada jejak yang bisa menunjukkan keberadaannya.