Perlawanan kaum padri 1) jelaskan masa perjuangan 2) perjuangan melawan 3) ringkasan perjuangan
tolong bantu ya kak *dijelaskan satu-satu
Shilva27
1) masa perjuangan a. Periode 1821–1825, ditandai dengan meletusnya perlawanan di seluruh daerah Minangkabau. Di bawah pimpinan Tuanku Pasaman, kaum Paderi menggempur pos-pos Belanda yang ada di Semawang, Sulit Air, Sipinan, dan tempat-tempat lain.
Pertempuran menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Tuanku Pasaman kemudian mengundurkan diri ke daerah Lintau. Sebaliknya, Belanda yang telah berhasil menguasai Lembah Tanah Datar, kemudian mendirikan benteng pertahanan di Batusangkar (Fort Van den Capellen).
b. Periode 1825–1830, ditandai dengan meredanya pertempuran. Kaum Paderi perlu menyusun kekuatan, sedangkan pihak Belanda baru memusatkan perhatiannya menghadapi perlawanan Diponegoro di Jawa.
c. Periode 1830–1838, ditandai dengan perlawanan di kedua belah yang makin menghebat. Pemimpin di pihak Belanda, antara lain Letkol A.F. Raaff, Kolonel de Stuer, Mac. Gillavry dan Elout, sedangkan di pihak Paderi ialah Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku nan Gapuk, Tuanku Hitam, Tuanku Nan Cerdik dan Tuanku Tambusi. Pada tahun 1833, Belanda mengeluarkan Pelakat Panjang yang isinya, antara lain sebagai berikut.
a. Penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak yang berat dan kerja rodi. b. Belanda akan bertindak sebagai penengah jika terjadi perselisihan antarpenduduk. c. Penduduk boleh mengatur pemerintahan sendiri.
2) perjuangan Gencatan senjata antara Belanda dan kaum Padri tidak berlang-sung lama karena Belanda ingkar janji sehingga perlawanan berkobar lagi. Pertempuran terjadi di Bonjol dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Gapuk, dan Tuanku Hitam. Pada tanggal 12 Desember 1829, kaum Padri yang dipimpin Tuanku nan Cerdik di Pariaman berhasil mengalahkan Belanda pimpinan Kapten de Richemont.
3) ringkasan Dalam perang itu kaum adat dan kaum padri bersatu melawan Belanda, perang itu sempat terhenti sewaktu di Jawa berkobar perang Diponegoro (1825-1830). Sesudah perang Diponegoro selesai, Belanda mengarahkan tentaranya ke Sumatra Barat lagi sehingga pada tahun 1832 Belanda berhasil merebut markas kaum padri di Bonjol . Setahun kemudian (1833) Bonjol berhasil direbut kembali oleh rakyat,sejak itu Belanda berkali-kali mencoba merebut Bonjol. Baru pada tahun 1837 Belanda berhasil menguasai bonjol lagi dan Tuanku Imam Bonjol berhasil ditangkap dan diasingkan ke Cianjur sebelum dipindah ke Ambon dan akhirnya ke Minahasa sampai wafat pada tahun 1864 .
a. Periode 1821–1825, ditandai dengan meletusnya perlawanan di seluruh daerah Minangkabau. Di bawah pimpinan Tuanku Pasaman, kaum Paderi menggempur pos-pos Belanda yang ada di Semawang, Sulit Air, Sipinan, dan tempat-tempat lain.
Pertempuran menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Tuanku Pasaman kemudian mengundurkan diri ke daerah Lintau. Sebaliknya, Belanda yang telah berhasil menguasai Lembah Tanah Datar, kemudian mendirikan benteng pertahanan di Batusangkar (Fort Van den Capellen).
b. Periode 1825–1830, ditandai dengan meredanya pertempuran. Kaum Paderi perlu menyusun kekuatan, sedangkan pihak Belanda baru memusatkan perhatiannya menghadapi perlawanan Diponegoro di Jawa.
c. Periode 1830–1838, ditandai dengan perlawanan di kedua belah yang makin menghebat. Pemimpin di pihak Belanda, antara lain Letkol A.F. Raaff, Kolonel de Stuer, Mac. Gillavry dan Elout, sedangkan di pihak Paderi ialah Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku nan Gapuk, Tuanku Hitam, Tuanku Nan Cerdik dan Tuanku Tambusi. Pada tahun 1833, Belanda mengeluarkan Pelakat Panjang yang isinya, antara lain sebagai berikut.
a. Penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak yang berat dan kerja rodi.
b. Belanda akan bertindak sebagai penengah jika terjadi perselisihan antarpenduduk.
c. Penduduk boleh mengatur pemerintahan sendiri.
2) perjuangan
Gencatan senjata antara Belanda dan kaum Padri tidak berlang-sung lama karena Belanda ingkar janji sehingga perlawanan berkobar lagi. Pertempuran terjadi di Bonjol dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Gapuk, dan Tuanku Hitam. Pada tanggal 12 Desember 1829, kaum Padri yang dipimpin Tuanku nan Cerdik di Pariaman berhasil mengalahkan Belanda pimpinan Kapten de Richemont.
3) ringkasan
Dalam perang itu kaum adat dan kaum padri bersatu melawan Belanda, perang itu sempat terhenti sewaktu di Jawa berkobar perang Diponegoro (1825-1830). Sesudah perang Diponegoro selesai, Belanda mengarahkan tentaranya ke Sumatra Barat lagi sehingga pada tahun 1832 Belanda berhasil merebut markas kaum padri di Bonjol .
Setahun kemudian (1833) Bonjol berhasil direbut kembali oleh rakyat,sejak itu Belanda berkali-kali mencoba merebut Bonjol. Baru pada tahun 1837 Belanda berhasil menguasai bonjol lagi dan Tuanku Imam Bonjol berhasil ditangkap dan diasingkan ke Cianjur sebelum dipindah ke Ambon dan akhirnya ke Minahasa sampai wafat pada tahun 1864 .