PEREMPUAN : Sudah kuduga, Bung tentu pulang dengan selamat seperti kemarin pagi. Kalau Bung keluar, aku selalu cemas-cemas harap. siapa tahu…Bung ditimpa malang. Maklumlah dalam keadaan begini ada peluru yang sering jatuh salah alamat. PENYAIR : Itulah yang menjadi aku kagum. PEREMPUAN : Bahwa Bung selalu selamat selama ini ? PENYAIR : Bukan,bukan itu.sebab terus terang saja,aku sendiri sebenarnya tidakbegitu peduli dengan keselamatanku. Perempuan : Aneh...! Penyair : Kedengarannya memang aneh. Akan tetapi, memang begitulah sebenarnya. Perempuan : Lalu, apa yang Bung kagumi? Penyair : Pernyataan Saudari tadi. Perempuan : Aku tidak mengerti, coba jelaskan! Penyair : Maksudku, pernyataan Saudari itu ... Perempuan : Ya, mengapa? Penyair : Hikmahnya terasa begitu puitis. Perempuan : Apa itu puitis? Penyair : Hm... begini. Maksudku, pernyataanmu tadi mengandung unsur-unsur rasa kasih sayang yang begitu murni. Perempuan : Oo, begitu! Penyair : Ya, begitu. Dan baru pertama kali aku merasa bahwa ada seseorang yang menaruh perhatian terhadap keselamatan diriku. Dan yang memperhatikanku adalah seorang wanita. 1. Gambaran yang diperoleh dari drama di atas adalah ... A. Penyair berdialog dengan perempuan dalam perang. B. Penyair sangat memperhatikan perempuan. C. Penyair membandingkan perempuan dengan perang. D. Penyair dan perempuan terjebak dalam situasi perang. E. Penyair mendapat perhatian dan kasih sayang dari perempuan. 2. Karakter tokoh perempuan dalam Kutipan teks drama tersebut adalah A. Pendiam B. Lugu C. Penyayang D. Perhatian E. Rendah diri
1. E. Penyair mendapat perhatian dan kasih sayang dari perempuan
2. D. perhatian