Tugu yang bernama asli Tugu Dirgantara ini pernah tegak berdiri di tengah-tengah kawasan tanpa penghalang yang mengaburkan fokus. Sayangnya kini kemegahannya telah terhimpit dari bawah, kiri, dan kanan oleh jalan layang yang dibangun demi memenuhi kapasitas kendaraan yang berlalu lalang.
Karet Tengsin
Kebun Karet yang jadi hutan beton.
Ternyata kata Tengsin di sini bukan berarti ‘malu’, lho. Nama Tengsin disematkan di kawasan Karet karena tanah tersebut dulunya merupakan milik seorang Cina-Betawi bernama Tan Tieng Shin. Tanah yang kini dipenuhi oleh berbagai pencakar langit itu pernah berfungsi sebagai perkebunan karet. Kedua hal bersejarah itulah yang mendasari penggabungan nama Karet dan Tengsin.
Jembatan Semanggi
Jembatan Semanggi yang semakin ramai.
Foto kiri menampilkan kawasan Jembatan Semanggi yang masih asri dan belum diramaikan jalan tol Dalam Kota. Sementara itu, foto kanan diambil oleh Gilang Permana yang memenangkan Lomba Foto Jalan dan Jembatan pada tahun 2012. Pada 2017, kawasan ini semakin berubah drastis semenjak adanya Simpang Susun Semanggi. Wah, semakin ramai deh di sana!
Jalan Hayam Wuruk
hayam wuruk
Jalan Hayam Wuruk makin melebar.
Jalan yang dibelah Kali Besar sekaligus menghubungkan Kawasan Kota Tua dengan kota baru Jakarta ini sejak awal sudah lebar. Jika dahulu jalan ini boleh dilalui oleh delman dan becak, sekarang hanya boleh dilalui oleh kendaraan bermotor pribadi dan umum. Jalan pun semakin lebar, bahkan jalan ini menjadi jalur koridor Transjakarta yang pertama.
SMA 1 Jakarta
SMA 1 yang sejak dulu difungsikan sebagai sekolah.
SMA 1 Jakarta atau yang populer dengan sebutan Boedoet ini sering dijadikan lokasi syuting karena desain bangunannya yang berciri khas Kolonial Belanda. Ternyata sejak dulu bangunan ini dipergunakan sebagai sekolah yang bernama Prins Hendrik School. Nama sekolah tersebut dipakai untuk mengabadikan nama anak Raja William dari Belanda.
Kunstkring Paleis
Kunstkring Paleis yang kembali ke fungsinya sebagai galeri seni.
Siapa sangka, bangunan yang saat ini difungsikan sebagai restoran elit dan galeri seni ini pernah berganti-ganti fungsi yang tidak berhubungan satu sama lain? Gedung ini pernah menjadi bar, kantor Majelis Islam Alaa Indonesia (Masyumi), dan kantor imigrasi. Kunstkring Paleis juga pernah dibiarkan terbengkalai sebelum akhirnya dihidupkan kembali.
Jawaban:
Pancoran
tugu pancoran
Tugu Pancoran yang semakin terhimpit zaman.
Tugu yang bernama asli Tugu Dirgantara ini pernah tegak berdiri di tengah-tengah kawasan tanpa penghalang yang mengaburkan fokus. Sayangnya kini kemegahannya telah terhimpit dari bawah, kiri, dan kanan oleh jalan layang yang dibangun demi memenuhi kapasitas kendaraan yang berlalu lalang.
Karet Tengsin
Kebun Karet yang jadi hutan beton.
Ternyata kata Tengsin di sini bukan berarti ‘malu’, lho. Nama Tengsin disematkan di kawasan Karet karena tanah tersebut dulunya merupakan milik seorang Cina-Betawi bernama Tan Tieng Shin. Tanah yang kini dipenuhi oleh berbagai pencakar langit itu pernah berfungsi sebagai perkebunan karet. Kedua hal bersejarah itulah yang mendasari penggabungan nama Karet dan Tengsin.
Jembatan Semanggi
Jembatan Semanggi yang semakin ramai.
Foto kiri menampilkan kawasan Jembatan Semanggi yang masih asri dan belum diramaikan jalan tol Dalam Kota. Sementara itu, foto kanan diambil oleh Gilang Permana yang memenangkan Lomba Foto Jalan dan Jembatan pada tahun 2012. Pada 2017, kawasan ini semakin berubah drastis semenjak adanya Simpang Susun Semanggi. Wah, semakin ramai deh di sana!
Jalan Hayam Wuruk
hayam wuruk
Jalan Hayam Wuruk makin melebar.
Jalan yang dibelah Kali Besar sekaligus menghubungkan Kawasan Kota Tua dengan kota baru Jakarta ini sejak awal sudah lebar. Jika dahulu jalan ini boleh dilalui oleh delman dan becak, sekarang hanya boleh dilalui oleh kendaraan bermotor pribadi dan umum. Jalan pun semakin lebar, bahkan jalan ini menjadi jalur koridor Transjakarta yang pertama.
SMA 1 Jakarta
SMA 1 yang sejak dulu difungsikan sebagai sekolah.
SMA 1 Jakarta atau yang populer dengan sebutan Boedoet ini sering dijadikan lokasi syuting karena desain bangunannya yang berciri khas Kolonial Belanda. Ternyata sejak dulu bangunan ini dipergunakan sebagai sekolah yang bernama Prins Hendrik School. Nama sekolah tersebut dipakai untuk mengabadikan nama anak Raja William dari Belanda.
Kunstkring Paleis
Kunstkring Paleis yang kembali ke fungsinya sebagai galeri seni.
Siapa sangka, bangunan yang saat ini difungsikan sebagai restoran elit dan galeri seni ini pernah berganti-ganti fungsi yang tidak berhubungan satu sama lain? Gedung ini pernah menjadi bar, kantor Majelis Islam Alaa Indonesia (Masyumi), dan kantor imigrasi. Kunstkring Paleis juga pernah dibiarkan terbengkalai sebelum akhirnya dihidupkan kembali.