AsNa11111
*kalau him itu menunjuk dia-lelaki sebagai objek, sebagai objek artinya pihak yang menerima aksi dari si subjek. Subjeknya ini bukan berarti harus she atau he, tapi bisa semua subjek. Contoh: We love him. (kami mencintai dia (laki-laki)) *dan kalau his menyatakan kepemilikan dia-lelaki. Misalnya gini “buku dia, pakaian dia, komputer dia”, artinya sesuatu itu dimiliki oleh dia-lelaki. Nah, di sini his ada dua nih, his yang harus diikuti noun (kata benda) dan his yang tidak perlu diikuti noun.
Konsepnya mudah, kamu harus memakai his + noun jika konteknya belum jelas, sebaliknya kamu bisa menggunakan his non-noun jika konteknya sudah jelas, artinya konteks pembicaraan sama-sama sudah dipahami oleh lawan komunikasi.
Contoh his non-noun: Didik: Do you know Budi’s girlfriend. What do you think? Anton: oh yeah, I like his. She’s really beautiful.
We love him. (kami mencintai
dia (laki-laki))
*dan kalau his menyatakan kepemilikan dia-lelaki. Misalnya gini “buku dia, pakaian dia, komputer dia”, artinya sesuatu itu dimiliki oleh dia-lelaki. Nah, di sini his ada dua nih, his yang harus diikuti noun (kata benda) dan his yang tidak perlu diikuti noun.
Konsepnya mudah, kamu harus memakai his + noun jika konteknya belum jelas, sebaliknya kamu bisa menggunakan his non-noun jika konteknya sudah jelas, artinya konteks pembicaraan sama-sama sudah dipahami oleh lawan komunikasi.
Contoh his non-noun:
Didik: Do you know Budi’s girlfriend. What do you think?
Anton: oh yeah, I like his. She’s really
beautiful.