pak Amrin mengawinkan jerapah yang bersifat tinggidengan jerapah yang bersifat pendek berapakah a.berapakah perbandingan keturunan pertama b.berapakah genotip pada keturunan kedua. c.perbandingan fenotip pada keturunan kedua
a. Perbandingan keturunan pertama antara jerapah yang tinggi dan jerapah yang pendek tidak dapat ditentukan dengan pasti. Hal ini karena kita tidak mengetahui apakah sifat yang menentukan tinggi pendeknya jerapah bersifat dominan atau resesif. Jika sifat tinggi adalah dominan, maka perbandingan keturunan pertama akan menghasilkan 100% jerapah yang tinggi, sedangkan jika sifat tinggi adalah resesif, maka perbandingan keturunan pertama akan menghasilkan 50% jerapah tinggi dan 50% jerapah pendek.
b. Jika sifat tinggi adalah dominan, maka semua keturunan yang dihasilkan akan memiliki genotip yang sama, yaitu heterozigot (Tt), di mana T melambangkan gen yang menentukan tinggi dan t melambangkan gen yang menentukan pendek. Jika sifat tinggi adalah resesif, maka pada keturunan pertama yang terjadi hanya akan ada jerapah yang tinggi saja, tetapi dapat saja memiliki genotip yang berbeda-beda, seperti TT, Tt, atau tT.
c. Jika sifat tinggi adalah dominan, maka keturunan kedua yang dihasilkan akan seluruhnya memiliki fenotip yang tinggi. Namun, jika sifat tinggi adalah resesif, maka keturunan kedua yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip 3:1, dengan 3 jerapah yang tinggi dan 1 jerapah yang pendek. Genotip keturunan kedua pada kasus ini dapat ditentukan dengan menggunakan hukum probabilitas. Jika kawin silang antara jerapah heterozigot (Tt) dengan jerapah homozigot pendek (tt), maka perbandingan genotip keturunan kedua akan menjadi 1:1, dengan kemungkinan munculnya jerapah yang dinggi dan pendek adalah sama besarnya. Namun, jika kawin silang antara jerapah heterozigot (Tt) dengan jerapah yang juga heterozigot (Tt), maka perbandingan genotip keturunan kedua akan menjadi 1:2:1, dengan kemungkinan munculnya jerapah yang homozigot tinggi (TT), heterozigot tinggi (Tt), atau homozigot pendek (tt) adalah masing-masing 1/4, 1/2, dan 1/4. Hal ini menghasilkan perbandingan fenotip keturunan kedua menjadi 1:2:1, dengan 25% jerapah yang tinggi homozigot, 50% jerapah yang tinggi heterozigot, dan 25% jerapah yang pendek homozigot.
a. Perbandingan keturunan pertama antara jerapah yang tinggi dan jerapah yang pendek tidak dapat ditentukan dengan pasti. Hal ini karena kita tidak mengetahui apakah sifat yang menentukan tinggi pendeknya jerapah bersifat dominan atau resesif. Jika sifat tinggi adalah dominan, maka perbandingan keturunan pertama akan menghasilkan 100% jerapah yang tinggi, sedangkan jika sifat tinggi adalah resesif, maka perbandingan keturunan pertama akan menghasilkan 50% jerapah tinggi dan 50% jerapah pendek.
b. Jika sifat tinggi adalah dominan, maka semua keturunan yang dihasilkan akan memiliki genotip yang sama, yaitu heterozigot (Tt), di mana T melambangkan gen yang menentukan tinggi dan t melambangkan gen yang menentukan pendek. Jika sifat tinggi adalah resesif, maka pada keturunan pertama yang terjadi hanya akan ada jerapah yang tinggi saja, tetapi dapat saja memiliki genotip yang berbeda-beda, seperti TT, Tt, atau tT.
c. Jika sifat tinggi adalah dominan, maka keturunan kedua yang dihasilkan akan seluruhnya memiliki fenotip yang tinggi. Namun, jika sifat tinggi adalah resesif, maka keturunan kedua yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip 3:1, dengan 3 jerapah yang tinggi dan 1 jerapah yang pendek. Genotip keturunan kedua pada kasus ini dapat ditentukan dengan menggunakan hukum probabilitas. Jika kawin silang antara jerapah heterozigot (Tt) dengan jerapah homozigot pendek (tt), maka perbandingan genotip keturunan kedua akan menjadi 1:1, dengan kemungkinan munculnya jerapah yang dinggi dan pendek adalah sama besarnya. Namun, jika kawin silang antara jerapah heterozigot (Tt) dengan jerapah yang juga heterozigot (Tt), maka perbandingan genotip keturunan kedua akan menjadi 1:2:1, dengan kemungkinan munculnya jerapah yang homozigot tinggi (TT), heterozigot tinggi (Tt), atau homozigot pendek (tt) adalah masing-masing 1/4, 1/2, dan 1/4. Hal ini menghasilkan perbandingan fenotip keturunan kedua menjadi 1:2:1, dengan 25% jerapah yang tinggi homozigot, 50% jerapah yang tinggi heterozigot, dan 25% jerapah yang pendek homozigot.