Al-Farabi adalah ilmuwan di bidang filsafat yang juga menguasai fikih, sains, kedokteran, musik, dan puisi.
Tokoh bidang ilmu filsafat yang menguasai 89 bahasa ini lahir pada tahun 872 di Farab, Kazakhstan, dengan nama asli Abu Nashr Muhammad Al-Farabi.
Semasa hidupnya, Al-Farabi mempelajari banyak disiplin ilmu, termasuk filsafat dan logika Aristoteles.
Ia diketahui menulis lebih dari 100 buku berbahasa Arab mengenai filsafat, sains, kedokteran, musik, dan sebagainya.
Beberapa buku yang ditulis oleh Al-Farabi di antaranya, At-Ta'lim Ats-Tsani dan Al-Musiqi Al-Kabir.
Berkat perannya di bidang filsafat, Al-Farabi bahkan dijuluki sebagai Guru Kedua Filsafat setelah Aristoteles.
2. Ibnu Sina
ilmuwan kedokteran Islam yang terkenal yakni Ibnu Sina. Nama depannya adalah Abu Ali al-Husayn, ia dikenal sebagai Avicenna di dunia barat, dan hidup pada tahun 980-1037 M.
Ia adalah dokter, filsuf, juga penyair yang memiliki lebih dari 200 karya di bidang: filsafat, kedokteran, geometro, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Dikatakan bahwa Ibnu Sina lebih menguasai filsafat daripada kedokteran dibanding Al-Razi.
Karyanya yang paling terkenal yaitu Kitab al-Syifa' yakni ensiklopedia tentang filsafat penyembuhan. Dan al-Qanun fi al-Thibb yang adalah susunan kitan pemikiran kedokteran Yunani-Arab.
Dengan mencakup berbagai kandungan ilmu, kesistematisan susunannya, dan penuturanya yang filosofis, karya al-Qanun menjadi penting dalam bidang ilmu kedokteran pada kala itu, serta menjadi buku acuan kedokteran di sejumlah sekolah Eropa.
Al-Qanun membahas tentang pembengkakan pada paru-paru, mengenali potensi penularan penyakit saluran pernafasan, terutama asma dan TBC, serta penyebaran berbagai penyakit melalui air dan debu. Di dalamnya juga menyebutkan sejumlah obat-obatan yang berjumlah sekitar 760 macam. Sehingga buku karya Ibnu Sina itu disebut sebagai kitab suci kedokteran pada abad ke-12 hingga ke-17 M.
Dalam perkembangan filsafat dan keilmuan, tokoh-tokoh dengan pemikiran penting tidak hanya lahir dari Barat, tetapi pemikiran-pemikiran penting juga lahir dari filsuf muslim seperti Al-Kindi, Ar-Razi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, Muhammad Iqbal, Al-Ghazali, Mulla Sdra, Ath-Thusi, Ibnu Thufail, Ibnu Bajjah, dan Al-Farabi. Pemikiran-pemikiran para filsuf musilim tidak hanya memberikan pengaruh pada perkembangan pemikiran dan keilmuan Islam, tetapi juga memberikan pengaruh secara universal.
Ali Al-Thabari
Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Thabari. Ia hidup pada abad ke sembilan yakni 810-861 M. Awalnya dia adalah penganut non Muslim dari Tabaristan. Semenjak masa pemerintahan Al-Mutawakkil (847-861 M), ia menjadi memeluk agama Islam dan menjadi dokter pribadi khallifah.
Al-Razi
Ia adalah Abu Bakr Muhammad bin Zakariyya al-Razi, yang hidup pada tahun 841-924 M. Di dunia barat ia terkenal dengan nama Rhazes atau Albubator.
Dikatakan bahwa ia merupakan dokter muslim terbesar dan ilmuwan yang paling produktif. Bahkan ia disebut-sebut sebanding dengan Hippocrates dan Galen, yang merupakan dokter Yunani. Pada masanya, ia juga memimpin pengetahuan medis yang terkenal dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikirian.
Ali bin al-Abbas
Ia wafat pada tahun 994 M, dan awalnya ia adalah penganut ajaran Zoroaster. Ia menulis al-Kitab al-Maliki untuk Raja Buwayhi. Buku ini juga disebut Kamil al-Shina'ah al-Thibbiyah, yang merupakan kamus pengetahuan dan praktik kedokteran.
Ibnu Sina
Selain Al-Razi, ada juga ilmuwan kedokteran Islam yang terkenal yakni Ibnu Sina. Nama depannya adalah Abu Ali al-Husayn, ia dikenal sebagai Avicenna di dunia barat, dan hidup pada tahun 980-1037 M.
Ia adalah dokter, filsuf, juga penyair yang memiliki lebih dari 200 karya di bidang: filsafat, kedokteran, geometro, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Dikatakan bahwa Ibnu Sina lebih menguasai filsafat daripada kedokteran dibanding Al-Razi.
Jawaban:
1. Al-Farabi
Al-Farabi adalah ilmuwan di bidang filsafat yang juga menguasai fikih, sains, kedokteran, musik, dan puisi.
Tokoh bidang ilmu filsafat yang menguasai 89 bahasa ini lahir pada tahun 872 di Farab, Kazakhstan, dengan nama asli Abu Nashr Muhammad Al-Farabi.
Semasa hidupnya, Al-Farabi mempelajari banyak disiplin ilmu, termasuk filsafat dan logika Aristoteles.
Ia diketahui menulis lebih dari 100 buku berbahasa Arab mengenai filsafat, sains, kedokteran, musik, dan sebagainya.
Beberapa buku yang ditulis oleh Al-Farabi di antaranya, At-Ta'lim Ats-Tsani dan Al-Musiqi Al-Kabir.
Berkat perannya di bidang filsafat, Al-Farabi bahkan dijuluki sebagai Guru Kedua Filsafat setelah Aristoteles.
2. Ibnu Sina
ilmuwan kedokteran Islam yang terkenal yakni Ibnu Sina. Nama depannya adalah Abu Ali al-Husayn, ia dikenal sebagai Avicenna di dunia barat, dan hidup pada tahun 980-1037 M.
Ia adalah dokter, filsuf, juga penyair yang memiliki lebih dari 200 karya di bidang: filsafat, kedokteran, geometro, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Dikatakan bahwa Ibnu Sina lebih menguasai filsafat daripada kedokteran dibanding Al-Razi.
Karyanya yang paling terkenal yaitu Kitab al-Syifa' yakni ensiklopedia tentang filsafat penyembuhan. Dan al-Qanun fi al-Thibb yang adalah susunan kitan pemikiran kedokteran Yunani-Arab.
Dengan mencakup berbagai kandungan ilmu, kesistematisan susunannya, dan penuturanya yang filosofis, karya al-Qanun menjadi penting dalam bidang ilmu kedokteran pada kala itu, serta menjadi buku acuan kedokteran di sejumlah sekolah Eropa.
Al-Qanun membahas tentang pembengkakan pada paru-paru, mengenali potensi penularan penyakit saluran pernafasan, terutama asma dan TBC, serta penyebaran berbagai penyakit melalui air dan debu. Di dalamnya juga menyebutkan sejumlah obat-obatan yang berjumlah sekitar 760 macam. Sehingga buku karya Ibnu Sina itu disebut sebagai kitab suci kedokteran pada abad ke-12 hingga ke-17 M.
Penjelasan:
semoga membantu :)
Verified answer
Jawaban:
Dalam perkembangan filsafat dan keilmuan, tokoh-tokoh dengan pemikiran penting tidak hanya lahir dari Barat, tetapi pemikiran-pemikiran penting juga lahir dari filsuf muslim seperti Al-Kindi, Ar-Razi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, Muhammad Iqbal, Al-Ghazali, Mulla Sdra, Ath-Thusi, Ibnu Thufail, Ibnu Bajjah, dan Al-Farabi. Pemikiran-pemikiran para filsuf musilim tidak hanya memberikan pengaruh pada perkembangan pemikiran dan keilmuan Islam, tetapi juga memberikan pengaruh secara universal.
Ali Al-Thabari
Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Thabari. Ia hidup pada abad ke sembilan yakni 810-861 M. Awalnya dia adalah penganut non Muslim dari Tabaristan. Semenjak masa pemerintahan Al-Mutawakkil (847-861 M), ia menjadi memeluk agama Islam dan menjadi dokter pribadi khallifah.
Al-Razi
Ia adalah Abu Bakr Muhammad bin Zakariyya al-Razi, yang hidup pada tahun 841-924 M. Di dunia barat ia terkenal dengan nama Rhazes atau Albubator.
Dikatakan bahwa ia merupakan dokter muslim terbesar dan ilmuwan yang paling produktif. Bahkan ia disebut-sebut sebanding dengan Hippocrates dan Galen, yang merupakan dokter Yunani. Pada masanya, ia juga memimpin pengetahuan medis yang terkenal dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikirian.
Ali bin al-Abbas
Ia wafat pada tahun 994 M, dan awalnya ia adalah penganut ajaran Zoroaster. Ia menulis al-Kitab al-Maliki untuk Raja Buwayhi. Buku ini juga disebut Kamil al-Shina'ah al-Thibbiyah, yang merupakan kamus pengetahuan dan praktik kedokteran.
Ibnu Sina
Selain Al-Razi, ada juga ilmuwan kedokteran Islam yang terkenal yakni Ibnu Sina. Nama depannya adalah Abu Ali al-Husayn, ia dikenal sebagai Avicenna di dunia barat, dan hidup pada tahun 980-1037 M.
Ia adalah dokter, filsuf, juga penyair yang memiliki lebih dari 200 karya di bidang: filsafat, kedokteran, geometro, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Dikatakan bahwa Ibnu Sina lebih menguasai filsafat daripada kedokteran dibanding Al-Razi.