1. Parameter dalam analisis isi adalah variabel yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis konten dari suatu pesan atau teks. Beberapa parameter yang umum digunakan dalam analisis isi antara lain:
a. Frekuensi: Jumlah kemunculan suatu elemen atau kategori dalam teks. Misalnya, frekuensi kata kunci tertentu dalam artikel berita.
b. Durasi: Waktu yang dibutuhkan dalam teks untuk mengkomunikasikan suatu pesan. Misalnya, durasi suatu iklan televisi.
c. Sentimen: Evaluasi emosional yang dikandung dalam teks. Misalnya, apakah pesan bersifat positif, negatif, atau netral.
d. Topik: Subyek atau tema utama yang dibahas dalam teks. Misalnya, topik politik dalam suatu debat.
e. Sumber: Identifikasi sumber informasi dalam teks. Misalnya, sumber berita dari media tertentu.
2. Model komunikasi massa yang mengatakan bahwa komunikasi dan komunikator memiliki aspek kognitif adalah Model Persuasi atau Persuasion Model. Model ini berfokus pada upaya komunikator untuk mempengaruhi pemirsa atau audiens dengan menggunakan argumen dan bukti yang mempengaruhi pemikiran kognitif mereka. Model ini mengasumsikan bahwa audiens dapat dipengaruhi oleh pesan komunikasi dan akan merespons berdasarkan pemikiran mereka.
Dalam model ini, komunikator menggunakan strategi persuasif yang melibatkan pertukaran informasi dan argumen untuk mempengaruhi pengetahuan, keyakinan, dan sikap pemirsa. Komunikator berusaha mempengaruhi persepsi dan pemahaman audiens melalui penggunaan bukti, argumentasi logis, atau retorika yang kuat. Fokus utama model ini adalah pada perubahan kognitif yang terjadi pada pemirsa sebagai hasil dari proses komunikasi.
4. Ketika pemerintah menggunakan media massa untuk menyebarluaskan informasi terkait undang-undang baru, hal tersebut merupakan bagian dari peran media massa dalam konteks diseminasi informasi publik. Media massa berperan sebagai saluran komunikasi yang memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.
Dalam konteks ini, media massa berfungsi sebagai perantara antara pemerintah dan masyarakat. Mereka menyediakan platform untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pemerintah kepada khalayak yang lebih luas. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang akurat, jelas, dan komprehensif tentang undang-undang baru kepada masyarakat.
Dalam hal ini, media massa berperan sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan oleh masyarakat untuk memahami peraturan baru dan implikasinya. Selain itu, media massa juga dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perubahan undang-undang tersebut.
5. Berikut adalah empat contoh model transformasi media massa di era teknologi digital:
a. Model Jaringan Sosial: Model ini berfokus pada interaksi dan pengaruh yang terjadi melalui jaringan sosial online seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Pengguna media massa menjadi produsen dan konsumen konten secara bersamaan, menciptakan ikatan sosial yang kompleks dan mengubah cara informasi dan ide tersebar.
b. Model Pemberitaan Warga (Citizen Journalism): Dalam model ini, individu biasa dapat berperan sebagai jurnalis dengan menggunakan teknologi digital untuk mengumpulkan, melaporkan, dan menyebarkan berita secara mandiri. Hal ini memberikan kesempatan bagi banyak suara dan perspektif yang berbeda untuk diungkapkan dalam media massa.
c. Model Personalisasi dan Rekomendasi: Dalam era teknologi digital, media massa dapat mengumpulkan data pengguna dan menerapkan algoritma untuk menyajikan konten yang disesuaikan dengan preferensi dan minat individu. Model ini menciptakan pengalaman yang disesuaikan bagi setiap pengguna, memungkinkan akses yang lebih efisien dan relevan ke informasi.
d. Model Partisipatif dan Interaktif: Teknologi digital memungkinkan interaksi langsung antara media massa dan audiens. Model ini mendorong partisipasi aktif dari pengguna melalui komentar, berbagi, polling, atau konten yang dikirim oleh pengguna. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan memperluas peran pengguna dalam proses produksi dan konsumsi konten media massa.
Jawaban:
MK Politik digital
Penjelasan:
1. Parameter dalam analisis isi adalah variabel yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis konten dari suatu pesan atau teks. Beberapa parameter yang umum digunakan dalam analisis isi antara lain:
a. Frekuensi: Jumlah kemunculan suatu elemen atau kategori dalam teks. Misalnya, frekuensi kata kunci tertentu dalam artikel berita.
b. Durasi: Waktu yang dibutuhkan dalam teks untuk mengkomunikasikan suatu pesan. Misalnya, durasi suatu iklan televisi.
c. Sentimen: Evaluasi emosional yang dikandung dalam teks. Misalnya, apakah pesan bersifat positif, negatif, atau netral.
d. Topik: Subyek atau tema utama yang dibahas dalam teks. Misalnya, topik politik dalam suatu debat.
e. Sumber: Identifikasi sumber informasi dalam teks. Misalnya, sumber berita dari media tertentu.
2. Model komunikasi massa yang mengatakan bahwa komunikasi dan komunikator memiliki aspek kognitif adalah Model Persuasi atau Persuasion Model. Model ini berfokus pada upaya komunikator untuk mempengaruhi pemirsa atau audiens dengan menggunakan argumen dan bukti yang mempengaruhi pemikiran kognitif mereka. Model ini mengasumsikan bahwa audiens dapat dipengaruhi oleh pesan komunikasi dan akan merespons berdasarkan pemikiran mereka.
Dalam model ini, komunikator menggunakan strategi persuasif yang melibatkan pertukaran informasi dan argumen untuk mempengaruhi pengetahuan, keyakinan, dan sikap pemirsa. Komunikator berusaha mempengaruhi persepsi dan pemahaman audiens melalui penggunaan bukti, argumentasi logis, atau retorika yang kuat. Fokus utama model ini adalah pada perubahan kognitif yang terjadi pada pemirsa sebagai hasil dari proses komunikasi.
4. Ketika pemerintah menggunakan media massa untuk menyebarluaskan informasi terkait undang-undang baru, hal tersebut merupakan bagian dari peran media massa dalam konteks diseminasi informasi publik. Media massa berperan sebagai saluran komunikasi yang memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.
Dalam konteks ini, media massa berfungsi sebagai perantara antara pemerintah dan masyarakat. Mereka menyediakan platform untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pemerintah kepada khalayak yang lebih luas. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang akurat, jelas, dan komprehensif tentang undang-undang baru kepada masyarakat.
Dalam hal ini, media massa berperan sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan oleh masyarakat untuk memahami peraturan baru dan implikasinya. Selain itu, media massa juga dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perubahan undang-undang tersebut.
5. Berikut adalah empat contoh model transformasi media massa di era teknologi digital:
a. Model Jaringan Sosial: Model ini berfokus pada interaksi dan pengaruh yang terjadi melalui jaringan sosial online seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Pengguna media massa menjadi produsen dan konsumen konten secara bersamaan, menciptakan ikatan sosial yang kompleks dan mengubah cara informasi dan ide tersebar.
b. Model Pemberitaan Warga (Citizen Journalism): Dalam model ini, individu biasa dapat berperan sebagai jurnalis dengan menggunakan teknologi digital untuk mengumpulkan, melaporkan, dan menyebarkan berita secara mandiri. Hal ini memberikan kesempatan bagi banyak suara dan perspektif yang berbeda untuk diungkapkan dalam media massa.
c. Model Personalisasi dan Rekomendasi: Dalam era teknologi digital, media massa dapat mengumpulkan data pengguna dan menerapkan algoritma untuk menyajikan konten yang disesuaikan dengan preferensi dan minat individu. Model ini menciptakan pengalaman yang disesuaikan bagi setiap pengguna, memungkinkan akses yang lebih efisien dan relevan ke informasi.
d. Model Partisipatif dan Interaktif: Teknologi digital memungkinkan interaksi langsung antara media massa dan audiens. Model ini mendorong partisipasi aktif dari pengguna melalui komentar, berbagi, polling, atau konten yang dikirim oleh pengguna. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan memperluas peran pengguna dalam proses produksi dan konsumsi konten media massa.