aisyahzahwalestari Ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna langit: 1. Ada tidaknya atmosfer (jika tidak mempunyai atmosfer, langit selalu gelap) 2. Komposisi zat di atmosfer 3. Jenis cahaya dari sumber cahaya 4. Keadaan atmosfer Bumi memiliki atmosfer, maka dari itu langit di Bumi (pada siang hari) tidak gelap. Zat atmosfer Bumi yang paling dominan adalah nitrogen dan oksigen. Bumi pun disinari dengan cahaya putih dari matahari. Cahaya matahari yang berwarna putih ini adalah cahaya polikromatik, yaitu cahaya yang berasal dari gabungan banyak warna cahaya. cahaya polikromatik matahari ini terdiri dari 7 cahaya monokromatik (cahaya tunggal) yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (Sering disingkat mejikuhibiniu). Saat cahaya matahari memasuki atmosfer, cahaya ini akan terdispersi (penguraian cahaya polikromatik menjadi beberapa cahaya monokromatik) menjadi cahaya berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Dari ke semua cahaya monokromatik ini, cahaya yang berfrekuensi tinggi lebih mudah dihamburkan oleh molekul nitrogen dan oksigen yaitu warna cahaya hijau, biru, nila dan ungu dan cahaya tersebut akhirnya masuk ke mata kita. Kejadian ini disebut sebagai penghamburan Rayleigh. Karena mata kita lebih sensitif terhadap cahaya biru daripada hijau, nila dan ungu, maka terlihatlah langit yang berwarna biru. Cahaya yang masih komplit (cahaya mejikuhibiniu atau putih) akan menempuh jarak yang terpendek. cahaya tersebut ditangkap oleh mata lalu disatukan dengan cahaya berfrekuensi rendah hasil dari penghamburan cahaya berfrekuensi tinggi yang ikut masuk menjadi cahaya kuning cerah. Itulah mengapa matahari terlihat berwarna kuning cerah dari permukaan Bumi.
0 votes Thanks 0
Asancaya
Bumi memiliki atmosfer, karena itulah siang hari bumi tidak gelap. zat atmosfer yang paling dominan adalah O2 dan nitrogen. Bumi pun juga disinari dg cahaya matahari. saat cahaya masuk ke atmosfer cahaya akan terdipresi menjadi warna merah, jingga, kuning, biru, nila, ungu. Namun karena adanya peristiwa penghamburan rayleigh, mata manusia lebih dominan dan sensitif trhdp cahaya biru. Bukan warna warna yg lain.
Bumi memiliki atmosfer, maka dari itu langit di Bumi (pada siang hari) tidak gelap. Zat atmosfer Bumi yang paling dominan adalah nitrogen dan oksigen. Bumi pun disinari dengan cahaya putih dari matahari.
Cahaya matahari yang berwarna putih ini adalah cahaya polikromatik, yaitu cahaya yang berasal dari gabungan banyak warna cahaya. cahaya polikromatik matahari ini terdiri dari 7 cahaya monokromatik (cahaya tunggal) yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (Sering disingkat mejikuhibiniu).
Saat cahaya matahari memasuki atmosfer, cahaya ini akan terdispersi (penguraian cahaya polikromatik menjadi beberapa cahaya monokromatik) menjadi cahaya berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
Dari ke semua cahaya monokromatik ini, cahaya yang berfrekuensi tinggi lebih mudah dihamburkan oleh molekul nitrogen dan oksigen yaitu warna cahaya hijau, biru, nila dan ungu dan cahaya tersebut akhirnya masuk ke mata kita. Kejadian ini disebut sebagai penghamburan Rayleigh. Karena mata kita lebih sensitif terhadap cahaya biru daripada hijau, nila dan ungu, maka terlihatlah langit yang berwarna biru.
Cahaya yang masih komplit (cahaya mejikuhibiniu atau putih) akan menempuh jarak yang terpendek. cahaya tersebut ditangkap oleh mata lalu disatukan dengan cahaya berfrekuensi rendah hasil dari penghamburan cahaya berfrekuensi tinggi yang ikut masuk menjadi cahaya kuning cerah. Itulah mengapa matahari terlihat berwarna kuning cerah dari permukaan Bumi.