Mengapa nasakom bisa menjadi lebih populer dibanding pancasila pada masa pemerintahan soekarno?
Laely19
Karena Soekarno sendiri juga mencetuskan konsep politik yang merupakan ciri khas dari Demokrasi Terpimpin (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (disingkat: Nasakom)).
Yang pada saat itu juga, Soekarno masih menjabat sebagai presiden dan pemimpin bangsa Indonesia.
Jadi tidak heran apabila nasakom bisa menjadi lebih populer dibanding pancasila pada masa pemerintahan Soekarno.
Sibgkat cerita, pada tahun 1956 Soekarno secara terbuka mengkritik demokrasi parlementer, yang menyatakan bahwa itu "didasarkan pada konflik inheren" yang berlawanan dengan gagasan Indonesia harmoni sebagai keadaan alami antar hubungan manusia. Sebaliknya, ia mencari sistem yang didasarkan pada sistem tradisional desa dengan menampilkan diskusi dan konsensus, di bawah bimbingan para tetua desa. Ia mengusulkan campuran antara tiga unsur nasionalisme, agama, dan komunisme menjadi pemerintah koperasi 'Nas-A-Kom'. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan tiga faksi utama dalam politik Indonesia - tentara, kelompok-kelompok Islam, dan komunis. Dengan dukungan dari militer, pada bulan Februari ia menyatakan 'Demokrasi Terpimpin', dan mengusulkan kabinet yang akan mewakili semua partai politik penting (termasuk PKI).
dari Demokrasi Terpimpin (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (disingkat: Nasakom)).
Yang pada saat itu juga, Soekarno masih menjabat sebagai presiden dan pemimpin bangsa Indonesia.
Jadi tidak heran apabila nasakom bisa menjadi lebih populer dibanding pancasila pada masa pemerintahan Soekarno.
Sibgkat cerita, pada tahun 1956 Soekarno secara terbuka mengkritik demokrasi parlementer, yang menyatakan bahwa itu "didasarkan pada konflik inheren" yang berlawanan dengan gagasan Indonesia harmoni sebagai keadaan alami antar hubungan manusia. Sebaliknya, ia mencari sistem yang didasarkan pada sistem tradisional desa dengan menampilkan diskusi dan konsensus, di bawah bimbingan para tetua desa. Ia mengusulkan campuran antara tiga unsur nasionalisme, agama, dan komunisme menjadi pemerintah koperasi 'Nas-A-Kom'. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan tiga faksi utama dalam politik Indonesia - tentara, kelompok-kelompok Islam, dan komunis. Dengan dukungan dari militer, pada bulan Februari ia menyatakan 'Demokrasi Terpimpin', dan mengusulkan kabinet yang akan mewakili semua partai politik penting (termasuk PKI).