Mengapa kemenangan pertempuran di ambarawa mempunyai arti yang panjang ?
Yunitaaa42
Kontrak Sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel semula diterima dengan baik oleh rakyatkarena akan mengurus tawanan perang. Akan tetapi, mereka diam-diam mereka bersama-sama NICA dan mempersenjatai para bekas tawanan perang Ambarawa dan Magelang. Setelah terjadi insiden di Magelang antara TKR dengan tentara Sekutu maka tanggal 2 November 1945 Presiden Soekarno dan BrigJend Bethtel mengadakan Perundingan gencatan senjata.
Pada tanggal 21 November 1945 pasukan Sekutu mundur dari Magelang ke Ambarawa. Gerakan ini segera dikejar resimen Kedu Tengah di bawah pimpipinan Letnal Kolonel M. Sarbini dan meletuslah perang Ambarawa. Pasukan Angkatan muda di bawah pimpinan Sastrodihardjo yang diperkuat pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta menghadang sekutu didesa Lambu.
Dalam pertempuran di Ambarawa ini gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Komandan pasukan dipegang oleh kolonel Soedirman, Panglima Divisi di Purwokerto.
Kolonel Soedirman mengkoordinir komandan-komandan sektor untuk membentuk strategi penyerangan terhadap musuh. Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan TKR berhasil mengepung musuh yang bertahan dibenteng Willem, yang dikendalikan ditengah-tengah kota Ambarawa. Selama 4 hari 4 malam kota Ambarawa di kepung. Kerena merasa terjepit kemudian pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu meninggalkan Ambarawa menuju ke Semarang.
Pada tanggal 21 November 1945 pasukan Sekutu mundur dari Magelang ke Ambarawa. Gerakan ini segera dikejar resimen Kedu Tengah di bawah pimpipinan Letnal Kolonel M. Sarbini dan meletuslah perang Ambarawa. Pasukan Angkatan muda di bawah pimpinan Sastrodihardjo yang diperkuat pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta menghadang sekutu didesa Lambu.
Dalam pertempuran di Ambarawa ini gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Komandan pasukan dipegang oleh kolonel Soedirman, Panglima Divisi di Purwokerto.
Kolonel Soedirman mengkoordinir komandan-komandan sektor untuk membentuk strategi penyerangan terhadap musuh. Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan TKR berhasil mengepung musuh yang bertahan dibenteng Willem, yang dikendalikan ditengah-tengah kota Ambarawa. Selama 4 hari 4 malam kota Ambarawa di kepung. Kerena merasa terjepit kemudian pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu meninggalkan Ambarawa menuju ke Semarang.