astrijulianti25
1. Mengembangkan imajinasi anak Dunia anak adalah dunia yang penuh imajinasi. Menurut Efnie, anak usia 3-7 tahun memiliki “dunia”-nya sendiri, bahkan mempunyai teman khayalan sebagai teman mereka bermain. Hal ini sebenarnya tidak salah, karena bisa membantu proses perkembangan mereka. Namun, sebaiknya orangtua tetap mengontrol imajinasi meeka agar tetap positif, salah satunya melalui pembacaan dongeng. Melalui dongeng yang dibacakan sang ibu, imajinasi anak akan diarahkan dengan lebih baik. 2. Meningkatkan keterampilan berbahasa Mendengarkan dongeng merupakan salah satu stimulasi dini yang bisa digunakan untuk merangsang keterampilan berbahasa pada anak. Menurut penelitian, anak perempuan lebih cepat menguasai kemampuan berbahasa dibandingkan anak laki-laki. Hal ini disebabkan karena anak perempuan memiliki fokus dan konsentrasi yang lebih baik daripada laki-laki. “Ini dipengaruhi oleh kemampuan multitasking perempuan,” kata Efnie. Kemampuan awal yang dikuasai anak-anak adalah kemampuan verbal, sehingga otak kanan mereka lebih berkembang dan keterampilan berbahasanya lebih terlatih. Selain itu, kisah-kisah dongeng yang positif akan membantu anak bertutur kata dalam bahasa yang sopan. 3. Meningkatkan minat baca anak Secara tak langsung, anak-anak yang memiliki ketertarikan pada dongeng akan memiliki rasa penasaran yang lebih tinggi. Cara yang paling mudah untuk mendongeng adalah dengan membacakan buku cerita kepada mereka. Ketika tertarik pada dongeng, mereka menjadi lebih tertarik pada buku-buku cerita bergambar. Dengan sendirinya, minat baca mereka juga meningkat. 4. Membangun kecerdasan emosional Selain mendekatkan keakraban ibu dan anak, mendongeng ternyata bisa membangun kecerdasan emosional anak. Anak-anak akan belajar tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan. “Anak-anak kecil sulit untuk belajar tentang berbagai hal yang abstrak, seperti kebaikan pada sesama. Tetapi dengan dongeng, anak akan terbantu dalam memahami nilai-nilai emosional pada sesama,” bebernya. Ditambahkan Efnie, anak-anak sekarang ini kebanyakan hanya memiliki kepandaian kognitif saja, padahal kepandaian emosional juga dibutuhkan untuk bersosialisasi dan berbuat baik pada sesama sebagai bekal kehidupan mereka. 5. Membentuk anak yang mampu berempati Stimulasi melalui dongeng akan mampu merangsang kepekaan anak usia 3-7 tahun terhadap berbagai situasi sosial. Mereka akan belajar untuk lebih berempati pada lingkungan sekitarnya. Stimulasi akan lebih baik jika dilakukan dengan merangsang indera pendengaran dibandingkan visual. Stimulasi visual melalui televisi atau game memang akan merangsang kepandaian visual, namun tidak akan merangsang kepekaan perasaan dan empati anak. Dengan pendengaran, dan cerita-cerita yang mendidik, anak akan lebih mudah menyerap nilai-nilai positif dan berempati dengan orang lain.
Dunia anak adalah dunia yang penuh
imajinasi. Menurut Efnie, anak usia 3-7
tahun memiliki “dunia”-nya sendiri, bahkan
mempunyai teman khayalan sebagai teman
mereka bermain. Hal ini sebenarnya tidak
salah, karena bisa membantu proses
perkembangan mereka. Namun, sebaiknya
orangtua tetap mengontrol imajinasi meeka
agar tetap positif, salah satunya melalui
pembacaan dongeng. Melalui dongeng yang
dibacakan sang ibu, imajinasi anak akan
diarahkan dengan lebih baik.
2. Meningkatkan keterampilan berbahasa
Mendengarkan dongeng merupakan salah satu
stimulasi dini yang bisa digunakan untuk
merangsang keterampilan berbahasa pada
anak. Menurut penelitian, anak perempuan
lebih cepat menguasai kemampuan berbahasa
dibandingkan anak laki-laki. Hal ini
disebabkan karena anak perempuan memiliki
fokus dan konsentrasi yang lebih baik daripada
laki-laki.
“Ini dipengaruhi oleh kemampuan multitasking
perempuan,” kata Efnie. Kemampuan awal
yang dikuasai anak-anak adalah kemampuan
verbal, sehingga otak kanan mereka lebih
berkembang dan keterampilan berbahasanya
lebih terlatih. Selain itu, kisah-kisah dongeng
yang positif akan membantu anak bertutur
kata dalam bahasa yang sopan.
3. Meningkatkan minat baca anak
Secara tak langsung, anak-anak yang memiliki
ketertarikan pada dongeng akan memiliki rasa
penasaran yang lebih tinggi. Cara yang paling
mudah untuk mendongeng adalah dengan
membacakan buku cerita kepada mereka.
Ketika tertarik pada dongeng, mereka
menjadi lebih tertarik pada buku-buku cerita
bergambar. Dengan sendirinya, minat baca
mereka juga meningkat.
4. Membangun kecerdasan emosional
Selain mendekatkan keakraban ibu dan anak,
mendongeng ternyata bisa membangun
kecerdasan emosional anak. Anak-anak akan
belajar tentang nilai-nilai moral dalam
kehidupan. “Anak-anak kecil sulit untuk
belajar tentang berbagai hal yang abstrak,
seperti kebaikan pada sesama. Tetapi dengan
dongeng, anak akan terbantu dalam
memahami nilai-nilai emosional pada sesama,”
bebernya.
Ditambahkan Efnie, anak-anak sekarang ini
kebanyakan hanya memiliki kepandaian
kognitif saja, padahal kepandaian emosional
juga dibutuhkan untuk bersosialisasi dan
berbuat baik pada sesama sebagai bekal
kehidupan mereka.
5. Membentuk anak yang mampu berempati
Stimulasi melalui dongeng akan mampu
merangsang kepekaan anak usia 3-7 tahun
terhadap berbagai situasi sosial. Mereka akan
belajar untuk lebih berempati pada lingkungan
sekitarnya. Stimulasi akan lebih baik jika
dilakukan dengan merangsang indera
pendengaran dibandingkan visual. Stimulasi
visual melalui televisi atau game memang akan
merangsang kepandaian visual, namun tidak
akan merangsang kepekaan perasaan dan
empati anak. Dengan pendengaran, dan
cerita-cerita yang mendidik, anak akan lebih
mudah menyerap nilai-nilai positif dan
berempati dengan orang lain.