Peristiwa siang dan malam memiliki periode waktu yang sama panjang adalah pada saat Equinox
Pembahasan
Equinox dan Solstice
Equinox: saat Matahari berada di atas equator dan seluruh tempat di Bumi mengalami 12 jam siang dan 12 jam malam.
● Vernal equinox terjadi (sekitar) tanggal 21 Maret
● Autumnal equinox terjadi (sekitar) tanggal 22 September
Solstice: saat Matahari berada di titik paling utara dan paling selatan. Solstice menandai puncak musim panas atau musim dingin.
● Summer solstice terjadi (sekitar) tanggal 22 Juni
● Winter solstice terjadi (sekitar) tanggal 22 Desember
Dari arti katanya sendiri, equinox berarti malam yang sama panjang. Pengertian ini berasal dari bahasa Latin. Equinox adalah suatu keadaan dimana waktu siang dan malam sama periode atau panjangnya. Hal ini tidak hanya terjadi sekali setiap tahunnya, tapi terjadi dua kali setiap tahun yaitu pada saat musim gugur dan musim semi. Tepatnya setiap tanggal 21 Maret yang disebut sebagai Vernal Equinox dan 22 September yang disebut sebagai Autumnal Equinox. Hari terpanjang pada suatu musim tertentu disebut solstice. Pada musim dingin maka disebut winter solstice dan pada musim panas disebut summer solstice. Bumi-lah penyebab dari keadaan yang disebut equinox ini. Lebih tepatnya perputaran bumi saat mengelilingi Matahari. Kemiringan Bumi saat melakukan perputaran tahun disebut sebagai ekliptika. Dalam perputarannya, Bumi tidak dalam keadaan lurus, tapi miring sedikit sekitar 23 derajat.
Sehingga sinar Matahari pun tidak bisa menyinari tepat pada bagian khatulistiwa (garis yang membelah Bumi menjadi dua bagian persis). Jadi, selama 6 bulan, Bumi memosisikan Matahari berada di utara khatulistiwa dan 6 bulan berikutnya Bumi membuat Matahari berada di selatan khatulistiwa. Penjelasan itulah yang juga menerangkan kenapa ada perbedaan waktu yang berlawanan pada wilayah di Bumi yang memiliki 4 musim. Misalnya, belahan satu sedang mengalami musim dingin maka pada belahan lainnya akan mengalami musim panas.
Menurut penjelasan BMKG Equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik yang berlangsung 2 kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Saat equinox berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis.
Hari Tanpa Bayangan
● Pada tanggal 21 Maret 2018 dini hari, Matahari akan tepat berada di atas equator.
● Saat tengah hari, Matahari hampir tepat di atas kepala (titik zenith).
● Saat itu, tugu/objek yang berdiri tegak di equator akan tampak hampir tidak memiliki bayangan.
● Akan terjadi kembali pada tanggal 23 September.
Catatan:
● Pohon rindang tetap akan memiliki bayangan.
● Sebelum dan setelah tengah hari, tugu akan kembali memiliki bayangannya.
Dampak :
● Matahari melintas di atas kepala sehingga saat itu Matahari akan lebih terik (~9%) dibandingkan saat solstice.
● Tidak ada perubahan percepatan/gaya gravitasi Bumi/Matahari.
● Mulai terjadi perubahan musim di wilayah Indonesia.
Jawaban:
Peristiwa siang dan malam memiliki periode waktu yang sama panjang adalah pada saat Equinox
Pembahasan
Equinox dan Solstice
Equinox: saat Matahari berada di atas equator dan seluruh tempat di Bumi mengalami 12 jam siang dan 12 jam malam.
● Vernal equinox terjadi (sekitar) tanggal 21 Maret
● Autumnal equinox terjadi (sekitar) tanggal 22 September
Solstice: saat Matahari berada di titik paling utara dan paling selatan. Solstice menandai puncak musim panas atau musim dingin.
● Summer solstice terjadi (sekitar) tanggal 22 Juni
● Winter solstice terjadi (sekitar) tanggal 22 Desember
Dari arti katanya sendiri, equinox berarti malam yang sama panjang. Pengertian ini berasal dari bahasa Latin. Equinox adalah suatu keadaan dimana waktu siang dan malam sama periode atau panjangnya. Hal ini tidak hanya terjadi sekali setiap tahunnya, tapi terjadi dua kali setiap tahun yaitu pada saat musim gugur dan musim semi. Tepatnya setiap tanggal 21 Maret yang disebut sebagai Vernal Equinox dan 22 September yang disebut sebagai Autumnal Equinox. Hari terpanjang pada suatu musim tertentu disebut solstice. Pada musim dingin maka disebut winter solstice dan pada musim panas disebut summer solstice. Bumi-lah penyebab dari keadaan yang disebut equinox ini. Lebih tepatnya perputaran bumi saat mengelilingi Matahari. Kemiringan Bumi saat melakukan perputaran tahun disebut sebagai ekliptika. Dalam perputarannya, Bumi tidak dalam keadaan lurus, tapi miring sedikit sekitar 23 derajat.
Sehingga sinar Matahari pun tidak bisa menyinari tepat pada bagian khatulistiwa (garis yang membelah Bumi menjadi dua bagian persis). Jadi, selama 6 bulan, Bumi memosisikan Matahari berada di utara khatulistiwa dan 6 bulan berikutnya Bumi membuat Matahari berada di selatan khatulistiwa. Penjelasan itulah yang juga menerangkan kenapa ada perbedaan waktu yang berlawanan pada wilayah di Bumi yang memiliki 4 musim. Misalnya, belahan satu sedang mengalami musim dingin maka pada belahan lainnya akan mengalami musim panas.
Menurut penjelasan BMKG Equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik yang berlangsung 2 kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Saat equinox berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis.
Hari Tanpa Bayangan
● Pada tanggal 21 Maret 2018 dini hari, Matahari akan tepat berada di atas equator.
● Saat tengah hari, Matahari hampir tepat di atas kepala (titik zenith).
● Saat itu, tugu/objek yang berdiri tegak di equator akan tampak hampir tidak memiliki bayangan.
● Akan terjadi kembali pada tanggal 23 September.
Catatan:
● Pohon rindang tetap akan memiliki bayangan.
● Sebelum dan setelah tengah hari, tugu akan kembali memiliki bayangannya.
Dampak :
● Matahari melintas di atas kepala sehingga saat itu Matahari akan lebih terik (~9%) dibandingkan saat solstice.
● Tidak ada perubahan percepatan/gaya gravitasi Bumi/Matahari.
● Mulai terjadi perubahan musim di wilayah Indonesia.