August 2018 1 23 Report
LUKA DI HATI IBU
Oleh : Nurhayati Pujiastuti

Ibu
pernah terluka. Di dahi. Anjani takut sekali melihatnya. Waktu itu dahi
Ibu kena batu yang dilempar oleh Aldo yang suka mencuri mangga. Batu
itu lancip. Kena dahi Ibu.
Tapi Ibu tidak menangis. Ibu hanya
tersenyum dan terus tersenyum ketika Aldo datang bersama ibunya sambil
menangis untuk minta maaf.
“Kecil dulu Ibu juga suka terluka…,”
ujar Ibu pada Anjani. Luka itu lalu Ibu beri obat dan Ibu tutup pakai
plester. “Aldo kan sudah minta maaf.”
Anjani tahu luka itu
sakit. Tapi Ibu hebat. Itu yang membuat Anjani belajar tidak menangis
ketika kakinya berdarah kena batu.

Lain waktu, Anjani juga pernah melihat luka di tangan Ibu. Luka itu
parah. Luka yang terjadi ketika Ibu jatuh dari motor karena terserempet
angkutan umum yang lari kencang. Luka itu membuat Anjani ngeri. Luka itu
juga membuat Ayah membawa Ibu ke dokter dan dokter memberikan obat
untuk Ibu yang cukup banyak.
Tapi Ibu tidak menangis.
Ibu
hanya tersenyum sambil berusaha terus untuk memasak dan mengerjakan
pekerjaan di rumah. Bahkan Ibu juga masih mendampingi Anjani untuk
mengerjakan PR dari sekolah.
Itu yang membuat Anjani heran.

Itu yang membuat Anjani suka menangis di dalam kamar ketika ada tangan
atau kakinya yang terluka lalu tersenyum ke luar kamar setelah lukanya
tidak terasa lagi. Anjani hanya ingin bisa sehebat Ibu.
**
“Luka di tangan, kaki juga tubuh bisa cepat sembuh, Nak,” kata Ibu sambil tersenyum. “Yang susah itu luka di hati…”
Anjani tidak mengerti.
“Untuk Ibu, luka di hati akan sembuh dengan pelukan dan kata maaf.”
Anjani juga tidak banyak bertanya karena jemputan sekolah sudah datang.

Luka di hati itu yang Anjani pikirkan terus menerus. Luka di hati itu
juga membuat Anjani memegang dadanya untuk tahu seperti apa luka di
dalam hati itu.
Tapi Anjani masih juga tidak mengerti. Anjani ingin sekali mengerti.
**
Luka di hati itu membuat Anjani terus berpikir.
Sampai pagi tiba dan di depan rumah terdengar suara ribut-ribut. Itu suara Bu Ito.

Anjani bergegas bangun menuju halaman. Kalau Bu Ito sudah bersuara itu
artinya berbahaya. Banyak tetangga yang tidak suka. Bu Ito suka marah
dengan siapa saja. Bu Ito bisa marah pada orang yang memelihara ayam
karena ayamnya buang kotoran di luar pagar Bu Ito. Bu Ito juga bisa
marah dengan orang yang punya pohon dan daunnya masuk ke halaman rumah
Bu Ito.
Di halaman depan Anjani melihat semuanya. Keranjang berisi daun mangga kering yang dilemparkan Bu Ito ke rumahnya.

“Ini pasti sampah dari rumah Bu Tari, kan? Cuma Bu Tari yang punya
pohon mangga. Dan daun mangga Bu Tari dilarikan angin sampai ke rumah
saya,” kata Bu Ito sebelum pergi.
Sampah-sampah itu berserakan di
halaman. Sampah yang diterbangkan angin terlalu jauh. Dari rumah Anjani
di ujung kiri ke rumah Bu Ito di ujung kanan.
Anjani melihat Ibu membersihkan. Anjani melihat ada air mata di pipi Ibu dan Ibu usap cepat.
“Ibu tidak apa-apa?”

Ibu tersenyum. “Ibu terluka, Nak. Dan luka hati itu membuat Ibu sedih
dan menangis. Lebih sakit dari luka di dahi juga di tangan.”
Anjani mengerti sekarang. Ia juga merasakan sedih karena melihat Ibu kena marah Ibu Ito. Rasanya ada rasa sakit di hati.
Anjani memeluk Ibu. Agar luka di hati Ibu cepat sembuh
.

APA AMANAT YANG TERKANDUNG DALAM CERPEN TERSEBUT ???
TOLONG DIJAWAB SECEPATNYA YA..... ^^
More Questions From This User See All

LUKA DI HATI IBU Oleh : Nurhayati PujiastutiIbu pernah terluka. Di dahi. Anjani takut sekali melihatnya. Waktu itu dahi Ibu kena batu yang dilempar oleh Aldo yang suka mencuri mangga. Batu itu lancip. Kena dahi Ibu. Tapi Ibu tidak menangis. Ibu hanya tersenyum dan terus tersenyum ketika Aldo datang bersama ibunya sambil menangis untuk minta maaf. “Kecil dulu Ibu juga suka terluka…,” ujar Ibu pada Anjani. Luka itu lalu Ibu beri obat dan Ibu tutup pakai plester. “Aldo kan sudah minta maaf.” Anjani tahu luka itu sakit. Tapi Ibu hebat. Itu yang membuat Anjani belajar tidak menangis ketika kakinya berdarah kena batu. Lain waktu, Anjani juga pernah melihat luka di tangan Ibu. Luka itu parah. Luka yang terjadi ketika Ibu jatuh dari motor karena terserempet angkutan umum yang lari kencang. Luka itu membuat Anjani ngeri. Luka itu juga membuat Ayah membawa Ibu ke dokter dan dokter memberikan obat untuk Ibu yang cukup banyak. Tapi Ibu tidak menangis. Ibu hanya tersenyum sambil berusaha terus untuk memasak dan mengerjakan pekerjaan di rumah. Bahkan Ibu juga masih mendampingi Anjani untuk mengerjakan PR dari sekolah. Itu yang membuat Anjani heran. Itu yang membuat Anjani suka menangis di dalam kamar ketika ada tangan atau kakinya yang terluka lalu tersenyum ke luar kamar setelah lukanya tidak terasa lagi. Anjani hanya ingin bisa sehebat Ibu. ** “Luka di tangan, kaki juga tubuh bisa cepat sembuh, Nak,” kata Ibu sambil tersenyum. “Yang susah itu luka di hati…” Anjani tidak mengerti. “Untuk Ibu, luka di hati akan sembuh dengan pelukan dan kata maaf.” Anjani juga tidak banyak bertanya karena jemputan sekolah sudah datang. Luka di hati itu yang Anjani pikirkan terus menerus. Luka di hati itu juga membuat Anjani memegang dadanya untuk tahu seperti apa luka di dalam hati itu. Tapi Anjani masih juga tidak mengerti. Anjani ingin sekali mengerti. ** Luka di hati itu membuat Anjani terus berpikir. Sampai pagi tiba dan di depan rumah terdengar suara ribut-ribut. Itu suara Bu Ito. Anjani bergegas bangun menuju halaman. Kalau Bu Ito sudah bersuara itu artinya berbahaya. Banyak tetangga yang tidak suka. Bu Ito suka marah dengan siapa saja. Bu Ito bisa marah pada orang yang memelihara ayam karena ayamnya buang kotoran di luar pagar Bu Ito. Bu Ito juga bisa marah dengan orang yang punya pohon dan daunnya masuk ke halaman rumah Bu Ito. Di halaman depan Anjani melihat semuanya. Keranjang berisi daun mangga kering yang dilemparkan Bu Ito ke rumahnya. “Ini pasti sampah dari rumah Bu Tari, kan? Cuma Bu Tari yang punya pohon mangga. Dan daun mangga Bu Tari dilarikan angin sampai ke rumah saya,” kata Bu Ito sebelum pergi. Sampah-sampah itu berserakan di halaman. Sampah yang diterbangkan angin terlalu jauh. Dari rumah Anjani di ujung kiri ke rumah Bu Ito di ujung kanan. Anjani melihat Ibu membersihkan. Anjani melihat ada air mata di pipi Ibu dan Ibu usap cepat. “Ibu tidak apa-apa?” Ibu tersenyum. “Ibu terluka, Nak. Dan luka hati itu membuat Ibu sedih dan menangis. Lebih sakit dari luka di dahi juga di tangan.” Anjani mengerti sekarang. Ia juga merasakan sedih karena melihat Ibu kena marah Ibu Ito. Rasanya ada rasa sakit di hati. Anjani memeluk Ibu. Agar luka di hati Ibu cepat sembuh.RINGKASLAH CERPEN TERSEBUT SESINGKAT - SINGKATNYA, TETAPI INTINYA HARUS SAMA !!! Tolong jawab secepatnya ya............. ^^ (:
Answer
Sepatu belum dilepas. Pakaian seragam sekolahnyapun belum juga diganti. Tas dilempar di tempat tidurnya. Sigit langsung membantingkan dirinya sambil menggerutu dengan wajah cemberut. Emosinya meledak.Itulah sebabnya, maka ibunya memasang telinga di muka pintu Sigit. lngin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi pada anak tunggalnya itu.“Prok! Prok!” suara di dalam kamar itu mengejutkan ibu Sigit.“Ada apa sih, Git?” tanya ibu Sigit dari balik pintu kamar.Tidak ada jawaban dari dalam kamar.“Keluarlah nak…..!” pinta ibu Sigit halus.Itupun tak dijawab oleh Sigit.“Sebaiknya sepulang sekolah kamu cuci tangan dan makan dulu, Git…”Tetap tidak ada sautan. Hal itu menyebabkan ibu Sigit geleng-geleng kepala dan akhirnya berlalu menuju dapur untuk menyiapkan makan siang.Jam menunjukkan pukul lima sore ketika Sigit selesai mandi. Kini wajahnya tak secemberut siang tadi. Apa lagi tak lama kemudian Dullahdatang membawa buah duku.“Manis juga ya….” ujar Sigit sambil mengunyah duku.“Mau yang masam?” kelakar Dullah.“Nggak, ah….”Ditengah-tengah keasyikan itu tiba-tiba ibu Sigit mendekatinya.“Nah, hegitu dong, susah itu tak ada gunanya, bukan?” kata ibu Sigit.“Benar nggak, Git! Dul…! Oya, sebenarnya ada kejadian apa sih, Dul, siang tadi? Sepulang sekolah Sigit mengunci kamar menggerutu tak ada habisnya.”Dua anak itu berpandang-pandangan. Dullah berpikir¬pikir.“Apa sih, Git?” bisik Dullah kepada Sigit.“Ridwan! Murid baru tadi!” jawab Sigit berbisik pula. Dullah jadi ingat.“Oya bu, di kelas kami ada seorang murid baru. Ridwan namanya. Dia berasal dari desa. Dia pendiam tak banyak omong. Penakut barangkali. Oleh karena itulah maka Iping selalu menyindirnya, mana anak udik! Anak tak becus dan sebagainya. Tetapi Ridwan tak marah sedikit pun. Namun di balik itu semua, dia cerdas sekali. Tadi ketika ulangan matematika dia mendapat nilai sepuluh. Bayangkan, bu! Padahal lainnya paling tinggi hanya mendapat tujuh. Termasuk Sigit yang biasanya mendapat nilai paling baik. Namun kali ini ada yang mengungguli.”Sigit menunduk.“Itukah yang menyebabkan siang tadi kau cemberut, Git?” desak ibu Sigit. “Itu keliru. Seharusnya teman baru yang lebih pandai harus bersyukur. Bahkan dapat kalian manfaatkan. Kalian harus banyak belajar dari dia, agar nilai-nilaimu nanti dapat lebih baik. Lebih dari itu ibu yakin dia mesti anak baik. Tidak sombong. Tidak suka menonjolkan kepandaiannya. Ibarat tumbuhan padi. Menunduk karena berisi. Nah, kalian harus meniru ilmu padi itu.”Sigit dan Dullah saling berpandangan. Mereka mengerti maksud ibu Sigit.“Baiklah, bu,” ucap Sigit tersendat.“Kapan-kapan kita belajar bersama ke rumahnya,” sambung Dullah. “Karena memang ujian sudah dekat.”“Tentu!” jawab Sigit.Pertanyaan : a.) Apa amanat yang ingin disampaikan penulis dalam cerpen tersebut ?b.) Tunjukkan bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi dari cerpen tersebut !*Tolong dijawab secepatnya ya..... ^^
Answer
Proses daur ulang sampah merupakan salah satu usaha untuk menjaga kelestarian alam. Sebenarnya sampah bukanlah limbah, melainkan sumber daya bahan baku untuk proses daur ulang yang menghasilkan humus atau kompos, pupuk ciptaan alam pelindung / pembangun kesuburan tanah. Terus berputarnya siklus daur ulang alam yang merupakan kunci keselamatan bumi, sebenarnya menjadi tanggung jawab manusia di lingkungannya masing-masing. Sehingga sampah menjadi tanggung jawab kita semua untuk mendaur ulangnya menjadi kompos demi keselamatan bumi.Daur ulang adalah penggunaan kembali material / barang yang sudah tidak digunakan untuk menjadi produk lain. Selain berfungsi untuk mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Daur ulang bermanfaat memenuhi kebutuhan akan bahan baku suatu produk. Dan dari segi penggunaan bahan bakar adanya daur ulang dapat menghemat energi yang harus dikeluarkan suatu pabrik.Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk daur ulang sebagai berikut. Pertama, pemisahan. Pisahkan barang-barang / material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang ke pembuangan sampah. Pastikan material tersebut kosong dan akan lebih baik jika dalam keadaan bersih. Penyimpanan. Simpan barang / material kering yang sudah dipisahkan tadi ke dalam boks / kotak tertutup tergantung jenis barangnya, misalnya boks untuk kertas bekas, botol bekas, dll. Jika akan membuat kompos, tumpuk sampah rumah tangga pada lokasi pembuatan kompos. Pengiriman / Penjualan Barang yang terkumpul dijual ke pabrik yang membutuhkan material bekas tersebut sebagai bahan baku dijual ke pemulung.Pertanyaan :Susunlah teks eksposisi berdasarkan kutipan teks tersebut !!*Tolong dijawab secepatnya ya...... :))))
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.