Langkah awal dalam merumuskan sebuah peristiwa sejarah adalah menentukan topik yang akan dibahas. Pemilihan topik peristiwa sejarah yang akan diteliti hendaknya memiliki kriteria seperti layak menjadi bahan penelitian, bukan merupakan pengulangan atau duplikasi yang sudah ada, serta ketersedian sumber atau bahan penelitian sejarah. Untuk mendapatkan sebuah topik penelitian, seorang peneliti dapat menggunakan rumus 5W+1H dalam melakukan pengujian dan merumuskan topik apa yang akan peneliti pilih.
Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Setelah menentukan topik apa yang akan dibahas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan sumber. Tahapan ini berperan penting karena menjadi dasar peristiwa yang akan disusun sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Pada tahap heuristik seorang sejarawan mengumpulkan sumber dengan tingkatan yang paling kuat hingga paling lemah berdasarkan sifatnya (sumber primer, sekunder dan tersier). Selain itu seorang peneliti juga harus mampu menggali sumber sejarah berdasarkan bentuknya (sumber sejarah lisan, tulisan, benda dan audio visual).
Verifikasi (Kritik Sumber)
Kritik sumber merupakan upaya peneliti untuk menyeleksi dan mengecek keaslian serta keabsahan sumber sejarah. Pada tahap ini peneliti harus mengecek kevalidan sumber sejarah. Terdapat dua jenis verifikasi / kritik sumber yaitu :
Verifikasi (Kritik) Eksternal
Kritik eksternal adalah pengujian keaslian melalui bahan yang digunakan. Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan seorang peneliti yaitu autentitas (kesesuaian sumber), orisinalitas (keaslian), dan integritas (keutuhan sumber).
Verifikasi (Kritik) Internal
Kritik internal dilakukan untuk menguji isi dari sumber sejarah. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat sumber (keresmian sumber), latar belakang sumber, dan pembanding sumber lain.
Inteprtasi (Penafsiran)
Setelah melakukan kritik sumber dan diketahui bahwa sumber yang dikumpulkan sesuai dengan yang akan diteliti maka langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan menghubungkan antar peristiwa yang telah di verifikasi sehingga menjadi satu bagian utuh. Penafsiran yang dilakukan harus dilandasi sifat objektif dan harus bersifat rasional.
Historiografi (Penulisan Sejarah)
Pada tahapan akhir penelitian sejarah dilakukan pencatatan terhadap hasil penelitian yang telah melalui langkah – langkah metodologi sejarah. Peneliti tidak hanya melaporkan semata namun harus memahami peristiwa sejarah yang ditulis dan hasil pemikirannya
Jawaban:
Pemilihan Topik
Langkah awal dalam merumuskan sebuah peristiwa sejarah adalah menentukan topik yang akan dibahas. Pemilihan topik peristiwa sejarah yang akan diteliti hendaknya memiliki kriteria seperti layak menjadi bahan penelitian, bukan merupakan pengulangan atau duplikasi yang sudah ada, serta ketersedian sumber atau bahan penelitian sejarah. Untuk mendapatkan sebuah topik penelitian, seorang peneliti dapat menggunakan rumus 5W+1H dalam melakukan pengujian dan merumuskan topik apa yang akan peneliti pilih.
Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Setelah menentukan topik apa yang akan dibahas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan sumber. Tahapan ini berperan penting karena menjadi dasar peristiwa yang akan disusun sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Pada tahap heuristik seorang sejarawan mengumpulkan sumber dengan tingkatan yang paling kuat hingga paling lemah berdasarkan sifatnya (sumber primer, sekunder dan tersier). Selain itu seorang peneliti juga harus mampu menggali sumber sejarah berdasarkan bentuknya (sumber sejarah lisan, tulisan, benda dan audio visual).
Verifikasi (Kritik Sumber)
Kritik sumber merupakan upaya peneliti untuk menyeleksi dan mengecek keaslian serta keabsahan sumber sejarah. Pada tahap ini peneliti harus mengecek kevalidan sumber sejarah. Terdapat dua jenis verifikasi / kritik sumber yaitu :
Verifikasi (Kritik) Eksternal
Kritik eksternal adalah pengujian keaslian melalui bahan yang digunakan. Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan seorang peneliti yaitu autentitas (kesesuaian sumber), orisinalitas (keaslian), dan integritas (keutuhan sumber).
Verifikasi (Kritik) Internal
Kritik internal dilakukan untuk menguji isi dari sumber sejarah. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu sifat sumber (keresmian sumber), latar belakang sumber, dan pembanding sumber lain.
Inteprtasi (Penafsiran)
Setelah melakukan kritik sumber dan diketahui bahwa sumber yang dikumpulkan sesuai dengan yang akan diteliti maka langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan menghubungkan antar peristiwa yang telah di verifikasi sehingga menjadi satu bagian utuh. Penafsiran yang dilakukan harus dilandasi sifat objektif dan harus bersifat rasional.
Historiografi (Penulisan Sejarah)
Pada tahapan akhir penelitian sejarah dilakukan pencatatan terhadap hasil penelitian yang telah melalui langkah – langkah metodologi sejarah. Peneliti tidak hanya melaporkan semata namun harus memahami peristiwa sejarah yang ditulis dan hasil pemikirannya