langkah-langkah yang terlibat dalam proses desain produk untuk aplikasi Netflix:
Empathize (Empati)
Langkah pertama adalah berempati dengan pengguna aplikasi Netflix. Ini berarti memahami kebutuhan, keinginan, dan titik-titik kesulitan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara pengguna, survei, dan pengujian kegunaan (usability testing).
Define (Definisikan)
Setelah kita memiliki pemahaman yang baik tentang pengguna, kita dapat mulai mendefinisikan masalah yang ingin kita selesaikan. Dalam kasus Netflix, masalahnya adalah pengguna sering mengalami kesulitan dalam menemukan konten yang ingin mereka tonton.
Ideate (Berideasi)
Langkah selanjutnya adalah mencari ide-ide solusi untuk masalah tersebut. Ini dapat dilakukan dengan berpikir kreatif, membuat sketsa, dan membuat prototipe.
Prototype (Prototipe)
Setelah kita memiliki beberapa ide, kita perlu membuat prototipe sehingga kita dapat mengujinya dengan pengguna. Hal ini akan membantu kita mengidentifikasi masalah potensial dengan ide-ide kita dan memastikan bahwa ide-ide tersebut dapat diwujudkan.
Test (Uji)
Setelah kita memiliki prototipe, kita perlu mengujinya dengan pengguna. Hal ini akan membantu kita melihat apakah solusi kita benar-benar memecahkan masalah dan mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang bagaimana kita dapat meningkatkannya.
Iterate (Iterasi)
Setelah kita menguji solusi kita, kita perlu melakukan iterasi berdasarkan umpan balik yang kita terima dari pengguna. Hal ini mungkin melibatkan perubahan desain, fungsionalitas, atau pengalaman pengguna.
Launch (Luncurkan)
Setelah kita puas dengan solusi kita, kita dapat meluncurkannya ke publik. Kita perlu terus memantau produk dan membuat perubahan yang diperlukan berdasarkan umpan balik pengguna.
Berikut ini adalah beberapa contoh spesifik bagaimana kita dapat menerapkan proses desain produk ke aplikasi Netflix:
Empathize (Empati): Kita dapat melakukan wawancara pengguna untuk mempelajari tantangan yang dihadapi pengguna saat mencari konten di Netflix. Kita juga dapat menggunakan survei dan pengujian kegunaan untuk mendapatkan umpan balik tentang antarmuka Netflix saat ini.
Define (Definisikan): Berdasarkan umpan balik yang kita terima, kita dapat mendefinisikan masalah yang ingin kita selesaikan. Dalam hal ini, masalahnya adalah pengguna sering mengalami kesulitan dalam menemukan konten yang ingin mereka tonton.
Ideate (Berideasi): Setelah kita mendefinisikan masalah, kita dapat mulai mencari ide-ide solusi. Salah satu ide mungkin adalah menciptakan antarmuka yang lebih ramah pengguna yang memudahkan pengguna untuk menemukan konten yang mereka inginkan. Ide lainnya mungkin adalah membuat mesin rekomendasi yang menyarankan konten kepada pengguna berdasarkan riwayat penontonan mereka.
Prototype (Prototipe): Setelah kita memiliki beberapa ide, kita perlu membuat prototipe sehingga kita dapat mengujinya dengan pengguna. Kita dapat membuat wireframe dengan tingkat kefidelan rendah atau mockup dengan tingkat kefidelan tinggi untuk menguji ide-ide kita.
Test (Uji): Setelah kita memiliki prototipe, kita perlu mengujinya dengan pengguna. Ini dapat dilakukan melalui wawancara pengguna, pengujian kegunaan, atau pengujian A/B. Kita perlu melihat apakah solusi kita benar-benar memecahkan masalah dan mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang bagaimana kita dapat meningkatkannya.
Iterate (Iterasi): Setelah kita menguji solusi kita, kita perlu melakukan iterasi berdasarkan umpan balik yang kita terima dari pengguna. Hal ini mungkin melibatkan perubahan desain, fungsionalitas, atau pengalaman pengguna.
Launch (Luncurkan): Setelah kita puas dengan solusi kita, kita dapat meluncurkannya ke publik. Kita perlu terus memantau produk dan membuat perubahan yang diperlukan berdasarkan umpan balik pengguna.
Proses desain produk adalah proses iteratif, dan kita perlu melalui langkah-langkah ini beberapa kali untuk menciptakan produk yang berhasil. Namun, dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat meningkatkan peluang kita untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pengguna kita.
Jawaban:
langkah-langkah yang terlibat dalam proses desain produk untuk aplikasi Netflix:
Empathize (Empati)
Langkah pertama adalah berempati dengan pengguna aplikasi Netflix. Ini berarti memahami kebutuhan, keinginan, dan titik-titik kesulitan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara pengguna, survei, dan pengujian kegunaan (usability testing).
Define (Definisikan)
Setelah kita memiliki pemahaman yang baik tentang pengguna, kita dapat mulai mendefinisikan masalah yang ingin kita selesaikan. Dalam kasus Netflix, masalahnya adalah pengguna sering mengalami kesulitan dalam menemukan konten yang ingin mereka tonton.
Ideate (Berideasi)
Langkah selanjutnya adalah mencari ide-ide solusi untuk masalah tersebut. Ini dapat dilakukan dengan berpikir kreatif, membuat sketsa, dan membuat prototipe.
Prototype (Prototipe)
Setelah kita memiliki beberapa ide, kita perlu membuat prototipe sehingga kita dapat mengujinya dengan pengguna. Hal ini akan membantu kita mengidentifikasi masalah potensial dengan ide-ide kita dan memastikan bahwa ide-ide tersebut dapat diwujudkan.
Test (Uji)
Setelah kita memiliki prototipe, kita perlu mengujinya dengan pengguna. Hal ini akan membantu kita melihat apakah solusi kita benar-benar memecahkan masalah dan mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang bagaimana kita dapat meningkatkannya.
Iterate (Iterasi)
Setelah kita menguji solusi kita, kita perlu melakukan iterasi berdasarkan umpan balik yang kita terima dari pengguna. Hal ini mungkin melibatkan perubahan desain, fungsionalitas, atau pengalaman pengguna.
Launch (Luncurkan)
Setelah kita puas dengan solusi kita, kita dapat meluncurkannya ke publik. Kita perlu terus memantau produk dan membuat perubahan yang diperlukan berdasarkan umpan balik pengguna.
Berikut ini adalah beberapa contoh spesifik bagaimana kita dapat menerapkan proses desain produk ke aplikasi Netflix:
Empathize (Empati): Kita dapat melakukan wawancara pengguna untuk mempelajari tantangan yang dihadapi pengguna saat mencari konten di Netflix. Kita juga dapat menggunakan survei dan pengujian kegunaan untuk mendapatkan umpan balik tentang antarmuka Netflix saat ini.
Define (Definisikan): Berdasarkan umpan balik yang kita terima, kita dapat mendefinisikan masalah yang ingin kita selesaikan. Dalam hal ini, masalahnya adalah pengguna sering mengalami kesulitan dalam menemukan konten yang ingin mereka tonton.
Ideate (Berideasi): Setelah kita mendefinisikan masalah, kita dapat mulai mencari ide-ide solusi. Salah satu ide mungkin adalah menciptakan antarmuka yang lebih ramah pengguna yang memudahkan pengguna untuk menemukan konten yang mereka inginkan. Ide lainnya mungkin adalah membuat mesin rekomendasi yang menyarankan konten kepada pengguna berdasarkan riwayat penontonan mereka.
Prototype (Prototipe): Setelah kita memiliki beberapa ide, kita perlu membuat prototipe sehingga kita dapat mengujinya dengan pengguna. Kita dapat membuat wireframe dengan tingkat kefidelan rendah atau mockup dengan tingkat kefidelan tinggi untuk menguji ide-ide kita.
Test (Uji): Setelah kita memiliki prototipe, kita perlu mengujinya dengan pengguna. Ini dapat dilakukan melalui wawancara pengguna, pengujian kegunaan, atau pengujian A/B. Kita perlu melihat apakah solusi kita benar-benar memecahkan masalah dan mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang bagaimana kita dapat meningkatkannya.
Iterate (Iterasi): Setelah kita menguji solusi kita, kita perlu melakukan iterasi berdasarkan umpan balik yang kita terima dari pengguna. Hal ini mungkin melibatkan perubahan desain, fungsionalitas, atau pengalaman pengguna.
Launch (Luncurkan): Setelah kita puas dengan solusi kita, kita dapat meluncurkannya ke publik. Kita perlu terus memantau produk dan membuat perubahan yang diperlukan berdasarkan umpan balik pengguna.
Proses desain produk adalah proses iteratif, dan kita perlu melalui langkah-langkah ini beberapa kali untuk menciptakan produk yang berhasil. Namun, dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat meningkatkan peluang kita untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pengguna kita.