pengertian konflik sosial adalah pertentangan antara perseorangan atau kelompok dalam suatu masyarakat yang didasari oleh perbedaan-perbedaan mendasar, seperti nilai, status, dan kekuasaan. Konflik tersebut termasuk ke dalam proses sosial yang dapat berpengaruh positif ataupun negatif dalam interaksi antar manusia.
Faktor Penyebab Konflik Sosial
Secara umum, faktor penyebab konflik terdiri dari beberapa faktor, yakni adanya perbedaan perasaan dan pendirian antar individu. Kedua, adanya perbedaan kebudayaan, terutama perbedaan adat istiadat.
Lalu, ketiga adanya perbedaan kepentingan. Keempat, adanya perubahan sosial yang mengubah nilai-nilai pada masyarakat. Kelima, adanya rasa benci dan dendam. Keenam, adanya paksaan dari yang kuat kepada yang lemah. Dan, ketujuh, meletusnya revolusi politik pada perebutan kekuasaan.
Selain faktor secara umum, ada beberapa faktor penyebab konflik lainnya. Pertama, faktor etnosentrisme dan primordialisme sempit. Untuk memahami hal tersebut, kamu harus paham dulu apa itu etnosentrisme dan primordialisme.
Secara sederhana, etnosentrimse merupakan suatu pandangan yang melekat pada diri seseorang atau masyarakat yang menilai kebudayaan-kebudayaan lain selalu diukur dengan nilai kebudayaannya. Lalu, primordialisme merupakan pemikiran yang mengutamakan atau menempatkan kepentingan utama suatu kelompok atau komunitas masyarakat pada urutan pertama.
Pandangan sempit akan kedua hal tersebut, etnosentrisme dan primordialisme, akan menyebabkan adanya resistensi dari pihak lain yang merasa diremehkan. Hal itu kemudian dapat berkembang menjadi suatu konflik.
Faktor penyebab konflik lain yang harus kamu ketahui ialah faktor konflik etnopolitik. Faktor tersebut terbagi menjadi dua, yakni konflik ideologis dan politis. Konflik ideologis dipicu adanya perbedaan pandangan ideologis atau sistem nilai yang dianut oleh pihak yang berkonflik. Sedangkan, faktor politis terjadi lantaran adanya pembagian status kekuasaan dan sumber ekonomi yang terbatas dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain, konflik politis terjadi karena adanya kepentingan tertentu yang dipaksakan kepada pihak lainnya.
Itulah beberapa faktor penyebab konflik sosial dalam suatu masyarakat.
Bentuk Konflik Sosial
Ada beberapa bentuk konflik yang harus kamu ketahui. Berikut penjabarannya, Quipperian.
1. Bentuk pertama: konflik realistis dan nonrealistis.
Konflik realistis merupakan konflik yang berasal dari kekecewaan suatu individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial, misalnya mahasiswa mendemo pemerintah karena harga beras naik. Sedangkan, konflik nonrealistis merupakan konflik yang terjadi dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan, misalnya seseorang ditunjuk sebagai provokator dalam demo untuk membubarkan demonstrasi.
2. Bentuk kedua: konflik vertikal dan horizontal.
Konflik vertikal merupakan konflik suatu individu atau kelompok terhadap pihak yang posisi statusnya ada di atasnya, misalnnya, konflik masyarakat dengan kepala daerahnya. Lalu, konflik horizontal merupakan konflik antar individu atau kelompok yang sederajat, misalnya konflik antara suatu organisasi masyarakat dengan organisasi lainnya.
3. Bentuk ketiga: konstruktif dan destruktif.
Konflik konstruktif merupakan konflik yang akhirnya membangun kedua belah pihak yang berkonflik tanpa merugikan pihak manapun, misalnya perusahaan A membuat produk yang laku di pasaran yang kemudian memacu perusahaan B untuk membuat produk lebih baik. Sedangkan, konflik destruktif merupakan konflik yang akhirnya memberikan dampak negatif kepada kedua belah pihak yang berkonflik, misalnya, Joni dan Juned berkelahi berebut tiket konser JKT 48 hingga akhirnya adu jotos.
4. Bentuk keempat: konflik antarkelas dan antarras.
Konflik antarkelas merupakan konflik antar kelas sosial dalam suatu masyarakat. Misalnya, konflik antara kelas pekerja dengan kelas pengusaha. Sedangkan, konflik antarras merupakan konflik yang terjadi antar ras atau etnisitas. Misalnya, konflik antara ras kulit hitam dengan kulit putih di Amerika Serikat pada abad ke 17.
pengertian konflik sosial adalah pertentangan antara perseorangan atau kelompok dalam suatu masyarakat yang didasari oleh perbedaan-perbedaan mendasar, seperti nilai, status, dan kekuasaan. Konflik tersebut termasuk ke dalam proses sosial yang dapat berpengaruh positif ataupun negatif dalam interaksi antar manusia.
Faktor Penyebab Konflik Sosial
Secara umum, faktor penyebab konflik terdiri dari beberapa faktor, yakni adanya perbedaan perasaan dan pendirian antar individu. Kedua, adanya perbedaan kebudayaan, terutama perbedaan adat istiadat.
Lalu, ketiga adanya perbedaan kepentingan. Keempat, adanya perubahan sosial yang mengubah nilai-nilai pada masyarakat. Kelima, adanya rasa benci dan dendam. Keenam, adanya paksaan dari yang kuat kepada yang lemah. Dan, ketujuh, meletusnya revolusi politik pada perebutan kekuasaan.
Selain faktor secara umum, ada beberapa faktor penyebab konflik lainnya. Pertama, faktor etnosentrisme dan primordialisme sempit. Untuk memahami hal tersebut, kamu harus paham dulu apa itu etnosentrisme dan primordialisme.
Secara sederhana, etnosentrimse merupakan suatu pandangan yang melekat pada diri seseorang atau masyarakat yang menilai kebudayaan-kebudayaan lain selalu diukur dengan nilai kebudayaannya. Lalu, primordialisme merupakan pemikiran yang mengutamakan atau menempatkan kepentingan utama suatu kelompok atau komunitas masyarakat pada urutan pertama.
Pandangan sempit akan kedua hal tersebut, etnosentrisme dan primordialisme, akan menyebabkan adanya resistensi dari pihak lain yang merasa diremehkan. Hal itu kemudian dapat berkembang menjadi suatu konflik.
Faktor penyebab konflik lain yang harus kamu ketahui ialah faktor konflik etnopolitik. Faktor tersebut terbagi menjadi dua, yakni konflik ideologis dan politis. Konflik ideologis dipicu adanya perbedaan pandangan ideologis atau sistem nilai yang dianut oleh pihak yang berkonflik. Sedangkan, faktor politis terjadi lantaran adanya pembagian status kekuasaan dan sumber ekonomi yang terbatas dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain, konflik politis terjadi karena adanya kepentingan tertentu yang dipaksakan kepada pihak lainnya.
Itulah beberapa faktor penyebab konflik sosial dalam suatu masyarakat.
Bentuk Konflik Sosial
Ada beberapa bentuk konflik yang harus kamu ketahui. Berikut penjabarannya, Quipperian.
1. Bentuk pertama: konflik realistis dan nonrealistis.
Konflik realistis merupakan konflik yang berasal dari kekecewaan suatu individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial, misalnya mahasiswa mendemo pemerintah karena harga beras naik. Sedangkan, konflik nonrealistis merupakan konflik yang terjadi dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan, misalnya seseorang ditunjuk sebagai provokator dalam demo untuk membubarkan demonstrasi.
2. Bentuk kedua: konflik vertikal dan horizontal.
Konflik vertikal merupakan konflik suatu individu atau kelompok terhadap pihak yang posisi statusnya ada di atasnya, misalnnya, konflik masyarakat dengan kepala daerahnya. Lalu, konflik horizontal merupakan konflik antar individu atau kelompok yang sederajat, misalnya konflik antara suatu organisasi masyarakat dengan organisasi lainnya.
3. Bentuk ketiga: konstruktif dan destruktif.
Konflik konstruktif merupakan konflik yang akhirnya membangun kedua belah pihak yang berkonflik tanpa merugikan pihak manapun, misalnya perusahaan A membuat produk yang laku di pasaran yang kemudian memacu perusahaan B untuk membuat produk lebih baik. Sedangkan, konflik destruktif merupakan konflik yang akhirnya memberikan dampak negatif kepada kedua belah pihak yang berkonflik, misalnya, Joni dan Juned berkelahi berebut tiket konser JKT 48 hingga akhirnya adu jotos.
4. Bentuk keempat: konflik antarkelas dan antarras.
Konflik antarkelas merupakan konflik antar kelas sosial dalam suatu masyarakat. Misalnya, konflik antara kelas pekerja dengan kelas pengusaha. Sedangkan, konflik antarras merupakan konflik yang terjadi antar ras atau etnisitas. Misalnya, konflik antara ras kulit hitam dengan kulit putih di Amerika Serikat pada abad ke 17.