Para ahli biografi yang menulis sejarah lahir Nabi Muhammad (sejarah tentang maulid Nabi SAW) berpendapat bahwa Muhammad lahir hari Senin di Mekah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, atau tahun 570 M. Dikatakan tahun Gajah karena saat itu raja Abrahah menyerang Mekkah dengan pasukan gajah. Ayahnya bernama Abdullah, meninggal dunia saat melakukan perjalanan dagang di Yastrib (Madinah) ketika Muhammad berada dalam kandungan. Beliau mewariskan lima unta, sekawanan biri-biri dan budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Muhammad. Ketika Muhammad berumur 6 tahun, ibunya yang bernama Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk menjenguk keluarganya dan melawat makam ayahnya. Ketika dalam perjalanan pulang, Aminah sakit dan setelah beberapa hari wafat. Aminah wafat di Abwa, tidak jauh dari Yatsrib, dan makamkan di sana. Setelah ibunya wafat, Muhammad diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Setelah kakeknya wafat, kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Saat itulah ia mendapat tugas menggembala kambing di sekitar Mekkah dan kerap kali menemani pamannya berdagang ke negeri Syam (Suriah, Lebanon, dan Palestina). Hampir seluruh ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiul Awal, meskipun mereka tidak sependapat tentang tanggalnya. Kaum Syi’ah berpendapat bahwa Nabi Muhammad lahir hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kaum Sunni percaya bahwa lahirnya Senin, 12 Rabiulawal (2 Agustus 570 M). Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan. Menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan. Di gua Hira tersebut, pada malam hari tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 611 M) diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surat pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq 96: 1-5) ” Muhammad ketika itu berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari (tahun Qamariah) ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya. Adapun menurut tahun Syamsiah berumur 39 tahun 3 bulan 8 hari. Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut. Inilah sejarah lahir Nabi Muhammad hingga diangkat menjadi Rasul.
Para ahli biografi yang menulis sejarah lahir Nabi Muhammad (sejarah tentang maulid Nabi SAW) berpendapat bahwa Muhammad lahir hari Senin di Mekah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, atau tahun 570 M. Dikatakan tahun Gajah karena saat itu raja Abrahah menyerang Mekkah dengan pasukan gajah.
Ayahnya bernama Abdullah, meninggal dunia saat melakukan perjalanan dagang di Yastrib (Madinah) ketika Muhammad berada dalam kandungan. Beliau mewariskan lima unta, sekawanan biri-biri dan budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Muhammad.
Ketika Muhammad berumur 6 tahun, ibunya yang bernama Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk menjenguk keluarganya dan melawat makam ayahnya. Ketika dalam perjalanan pulang, Aminah sakit dan setelah beberapa hari wafat. Aminah wafat di Abwa, tidak jauh dari Yatsrib, dan makamkan di sana.
Setelah ibunya wafat, Muhammad diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Setelah kakeknya wafat, kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Saat itulah ia mendapat tugas menggembala kambing di sekitar Mekkah dan kerap kali menemani pamannya berdagang ke negeri Syam (Suriah, Lebanon, dan Palestina).
Hampir seluruh ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiul Awal, meskipun mereka tidak sependapat tentang tanggalnya. Kaum Syi’ah berpendapat bahwa Nabi Muhammad lahir hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kaum Sunni percaya bahwa lahirnya Senin, 12 Rabiulawal (2 Agustus 570 M).
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan. Menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan.
Di gua Hira tersebut, pada malam hari tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 611 M) diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surat pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq 96: 1-5) ”
Muhammad ketika itu berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari (tahun Qamariah) ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya. Adapun menurut tahun Syamsiah berumur 39 tahun 3 bulan 8 hari.
Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.
Inilah sejarah lahir Nabi Muhammad hingga diangkat menjadi Rasul.