Tugas utama pendidikan adalah guru, dimana tugas pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran(pengetahuan) kepada anak didik . Faktor keberhasilan anak dalam akalnya adalah guru, berikut pandangan aliran perenialisme mengenai guru.
1) Guru mempunyai peran yang dominan dalam penyelengaraan kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
2) Guru hendaknya adalah orang yang menguasai cabang ilmu, yang bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa dalam menyimpulkan kebenaran, yang tepat ,tanpa cela , dan dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas dalam suatu bidang pengetahuan dan kehlianya tidak diragukan.
D. Hakikat Murid
Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis. Hakikat pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai pada subyek didik. Mencangkup totalitas aspek kemanusiaan , kesadaran, dan sikap dan tindakan kritis, terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Pendidikan bertujuan mencapai tujuan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasianaol, perasaan dan indera, karena itu pendidikan harus mencanggkup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya.
E. Proses Bealjar Mengajar
Tuntutan tertinggi dalam belajar menurut perenialisme, adalah latihan dan disiplin mental.
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme terutama:
a) Mental disiplin sebagai teori dasar
Menurut perenialisme latihan dan pembinaan berfikir adalah sa;ah satu kewajiban tertinggi dalam belajar, karena program pada umumnya dipusatkan kepada kemampuan berfikir.
b) Rasionalitas dan asas kemerdekaaan
Asas berfikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan, otoritas berfikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna pendidikan hendaknya membantu manusia untuk dirinya sendiri yang membedakanya dari mahkluk yang lain. Fungsi belajar harus diabdiakn bagi tujuan itu, yaitu aktualisai diri manusia sebagai mahkluk rasional yang bersifat merdeka.
c) Learning to Reason ( belajar untuk berfikir)
Bagaimana tugas berat ini dapat dilaksanakan yakni belajar supaya mampu berfikir, perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan menghitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tutjuan pokok pendidikan tinggi.
d) Belajar sebagai persiapan hidup
Belajar untuk mampu berfikir bukanlah semata-mata tujuan kebajikan moral dan kebajikan intelektual dalam rangka aktua;itas sebagai filosofis, belajar untuk berfikir pula guna untuk memenuhi fungsi practical philoshopy baik etika , sosial politik , ilmu dan seni.
f) Kurikulum
Kurikulum menurut kaum perenialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi “pelajar secara cultural” para siswa harus berhadapan dengan bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik yang diciptakan oleh manusia.
Dua pendukung dari filsafat perenialis adalah Robert Maynard Hutchins., dan mortimer Adler. Sebagai rector di university of Chicago , Hutchin (1963) mengembangkan sutau kurikulum mahasiswa S1 berdasarkan penelitian terhadap buku besar bersejarah (Greeat Book) dan pembahasan buku-buku klasikj. Kegiatan ini dilakukan dalam kegiatan seminar-seminar kecil.kurikulum perenialis Hutchins didasarkan asumsi mengenai pendidikan.
a. Pendidilan harus mengangkat pencarian kebenaran manusia yang berlangsung terus menerus. Kebenaran apaun akan selalu benar dimanapun juga, kebenaran bersifat universal dan tidak terikat waktu.b. Karena kerja pikiran adalah bersifat intelektual dan memfokuskan pada gagasan-gagasan, pendidikan juga harus memfokuskan pada gagasan-gagasan , pengolahan rasionalitas manusia adalah fungsi penting pendidikan .
c. Pendidikan harus menstimulus para mahasiswa untuk berfikir secara mendalam mengenai gagasan-gagasan signifikan. Para guru harus mengunakan pemikiran yang benar dan kritis seperti metode pokok mereka, dan mereka harus mensyaratkan hal yang sama pada siswa.
Hakikat Guru
Tugas utama pendidikan adalah guru, dimana tugas pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran(pengetahuan) kepada anak didik . Faktor keberhasilan anak dalam akalnya adalah guru, berikut pandangan aliran perenialisme mengenai guru.
1) Guru mempunyai peran yang dominan dalam penyelengaraan kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
2) Guru hendaknya adalah orang yang menguasai cabang ilmu, yang bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa dalam menyimpulkan kebenaran, yang tepat ,tanpa cela , dan dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas dalam suatu bidang pengetahuan dan kehlianya tidak diragukan.
D. Hakikat Murid
Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi, pikiran mengangkat dunia biologis. Hakikat pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai pada subyek didik. Mencangkup totalitas aspek kemanusiaan , kesadaran, dan sikap dan tindakan kritis, terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Pendidikan bertujuan mencapai tujuan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasianaol, perasaan dan indera, karena itu pendidikan harus mencanggkup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya.
E. Proses Bealjar Mengajar
Tuntutan tertinggi dalam belajar menurut perenialisme, adalah latihan dan disiplin mental.
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme terutama:
a) Mental disiplin sebagai teori dasar
Menurut perenialisme latihan dan pembinaan berfikir adalah sa;ah satu kewajiban tertinggi dalam belajar, karena program pada umumnya dipusatkan kepada kemampuan berfikir.
b) Rasionalitas dan asas kemerdekaaan
Asas berfikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan, otoritas berfikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna pendidikan hendaknya membantu manusia untuk dirinya sendiri yang membedakanya dari mahkluk yang lain. Fungsi belajar harus diabdiakn bagi tujuan itu, yaitu aktualisai diri manusia sebagai mahkluk rasional yang bersifat merdeka.
c) Learning to Reason ( belajar untuk berfikir)
Bagaimana tugas berat ini dapat dilaksanakan yakni belajar supaya mampu berfikir, perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan menghitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tutjuan pokok pendidikan tinggi.
d) Belajar sebagai persiapan hidup
Belajar untuk mampu berfikir bukanlah semata-mata tujuan kebajikan moral dan kebajikan intelektual dalam rangka aktua;itas sebagai filosofis, belajar untuk berfikir pula guna untuk memenuhi fungsi practical philoshopy baik etika , sosial politik , ilmu dan seni.
f) Kurikulum
Kurikulum menurut kaum perenialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi “pelajar secara cultural” para siswa harus berhadapan dengan bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik yang diciptakan oleh manusia.
Dua pendukung dari filsafat perenialis adalah Robert Maynard Hutchins., dan mortimer Adler. Sebagai rector di university of Chicago , Hutchin (1963) mengembangkan sutau kurikulum mahasiswa S1 berdasarkan penelitian terhadap buku besar bersejarah (Greeat Book) dan pembahasan buku-buku klasikj. Kegiatan ini dilakukan dalam kegiatan seminar-seminar kecil.kurikulum perenialis Hutchins didasarkan asumsi mengenai pendidikan.
a. Pendidilan harus mengangkat pencarian kebenaran manusia yang berlangsung terus menerus. Kebenaran apaun akan selalu benar dimanapun juga, kebenaran bersifat universal dan tidak terikat waktu.b. Karena kerja pikiran adalah bersifat intelektual dan memfokuskan pada gagasan-gagasan, pendidikan juga harus memfokuskan pada gagasan-gagasan , pengolahan rasionalitas manusia adalah fungsi penting pendidikan .c. Pendidikan harus menstimulus para mahasiswa untuk berfikir secara mendalam mengenai gagasan-gagasan signifikan. Para guru harus mengunakan pemikiran yang benar dan kritis seperti metode pokok mereka, dan mereka harus mensyaratkan hal yang sama pada siswa.