lordhinTeori Kabut (Nebula) Teori ini dikembangkan oleh Immanuel Kant (Jerman) tahun 1775 dan Pierre Simon de Laplace (Prancis) tahun 1799. Menurut teori ini, awalnya tata surya adalah berupa gumpalan kabut (nebula) yang berputar. Mula-mula putaran kabut lambat. Karena adanya perputaran, volume dan suhu gumpalan berkurang dan akhirnya kabut ini menggumpal di pusat putaran, membentuk lempengan padat. Lempengan ini berputar semakin cepat sehingga ada bagian lempengan yang terlempar keluar dan kemudian mengalami penurunan suhu. Bagian yang terlempar ini kemudian menjadi planet-planet dan anggota tata surya lainnya. Inti kabut terus memadat, menjadi matahari.
Teori planetesimal Teori Planetesimal dikembangkan oleh Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Moulton pada tahun 1905. Menurut teori ini, matahari merupakan benda yang sudah ada di antara bintang-bintang yang lain. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang mendekati matahari. Ketika bintang tersebut berpapasan dengan matahari, ada bagian dari matahari yang tertarik ke arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik gravitasi yang bekerja di antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk semacam sayap matahari. Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari, gaya gravitasi yang bekerja semakin melemah sehingga bagian-bagian dari sayap matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi ada yang membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak kembali membentuk gumpalan yang disebut planetesimal. Setelah lama, beberapa gumpalan menyatu membentuk planet-planet yang bergerak mengelilingi matahari. Kelemahan teori ini adalah bahwa semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah bintang tidak berputar mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkain melayang bebas di angkasa.
Teori ini dikembangkan oleh Immanuel Kant (Jerman) tahun 1775 dan Pierre Simon de Laplace (Prancis) tahun 1799. Menurut teori ini, awalnya tata surya adalah berupa gumpalan kabut (nebula) yang berputar. Mula-mula putaran kabut lambat. Karena adanya perputaran, volume dan suhu gumpalan berkurang dan akhirnya kabut ini menggumpal di pusat putaran, membentuk lempengan padat. Lempengan ini berputar semakin cepat sehingga ada bagian lempengan yang terlempar keluar dan kemudian mengalami penurunan suhu. Bagian yang terlempar ini kemudian menjadi planet-planet dan anggota tata surya lainnya. Inti kabut terus memadat, menjadi matahari.
Teori planetesimal
Teori Planetesimal dikembangkan oleh Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Moulton pada tahun 1905. Menurut teori ini, matahari merupakan benda yang sudah ada di antara bintang-bintang yang lain. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang mendekati matahari. Ketika bintang tersebut berpapasan dengan matahari, ada bagian dari matahari yang tertarik ke arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik gravitasi yang bekerja di antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk semacam sayap matahari. Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari, gaya gravitasi yang bekerja semakin melemah sehingga bagian-bagian dari sayap matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi ada yang membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak kembali membentuk gumpalan yang disebut planetesimal. Setelah lama, beberapa gumpalan menyatu membentuk planet-planet yang bergerak mengelilingi matahari.
Kelemahan teori ini adalah bahwa semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah bintang tidak berputar mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkain melayang bebas di angkasa.